Aceh Punya Pantai yang Indah, Lhok Nibong Meukek Salah Satunya
Pantai Pasi Lhok Nibong beralamat di Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan. Pantai ini memiliki daya tarik yang sangat memikat.
Selain makam ulama yang sudah dipugar, pantai ini juga memiliki keindahan dengan batu di bibir pantai. Bahkan ada beberapa orang yang mengatakan keberadaannya hampir sama seperti batu batu yang ada di Pantai Laskar Pelangi, Belitung.
Sumber: http://travel.detik.com
Pantai Pasi Lhok Nibong beralamat di Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan. Pantai ini memiliki daya tarik yang sangat memikat.
Selain makam ulama yang sudah dipugar, pantai ini juga memiliki keindahan dengan batu di bibir pantai. Bahkan ada beberapa orang yang mengatakan keberadaannya hampir sama seperti batu batu yang ada di Pantai Laskar Pelangi, Belitung.
Sumber: http://travel.detik.com
Pestival Aceh Internasional Halal Food 2017 di penuhi makanan khas Aceh dan Thailand
Jumat malam (18/8) ribuan pengunjung padati Taman Sari (Taman Sultan Salatin), event Internasiona kuliner halal ini diikuti oleh negara jiran Malaysia dan Thailand. Disamping itu komunitas kuliner Aceh dengan beragam menu masakan ikut dipamerkan dan di jual dengan harga standar. Nova Iriansyah, Wakil Gubernur Aceh meberikan apresiasi kepada Reza Pahlevi, Kadis Kebudayan Aceh yang berhasil merancang kegiatan yang spektakuler ini. Kegiatan yang langka dan menarik ini mendapat respon positif dari semua elemen masyarakat, terutama pembisnis kuliner nusantara.
Gampong Nusa, Model Pengelolaan Wisata Alam berbasis local wisdom
Oleh:
Muhammad Syarif
Gampong Nusa
merupakan salah satu kampung di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar yang
terletak di Jalan Banda Aceh-Meulaboh KM 9,5 KM, hanya berdurasi 30 menit dari
pusaran Kota Banda Aceh kita bisa menikmati pengelolaan Gampong/Desa sadar
wisata. Konsep ecotourism berbasis
masyarakat yang digagas oleh Rubama, Kader ISKADA Aceh patut diajungkan jempol.
3 Desa Terindah di Dunia
Desa Penglipuran, Bali
Hidup dan tinggal di lingkungan yang bersih, indah dan rapi mungkin menjadi impian semua orang. Terlebih jika lingkungan tersebut jauh dari kebisingan kota dan segala macam hiruk pikuk kesibukan warganya.
Tinggal di pedesaan dengan nuansa alam yang masih terjaga tentu saja bisa membuat nyaman. Terlebih jika desa tersebut tertata dengan rapi, kebersihannya terjaga dengan baik serta penduduknya yang ramah. Namun adakah desa yang memiliki kriteria seperti itu?
Dari pantauan suratkabar.id, setidaknya ada tiga desa di dunia yang kondisinya sangat indah, bahkan jika ke tempat itu selayak berada di negeri dongeng.
Desa Penglipuran, Bali |
Hidup dan tinggal di lingkungan yang bersih, indah dan rapi mungkin menjadi impian semua orang. Terlebih jika lingkungan tersebut jauh dari kebisingan kota dan segala macam hiruk pikuk kesibukan warganya.
Tinggal di pedesaan dengan nuansa alam yang masih terjaga tentu saja bisa membuat nyaman. Terlebih jika desa tersebut tertata dengan rapi, kebersihannya terjaga dengan baik serta penduduknya yang ramah. Namun adakah desa yang memiliki kriteria seperti itu?
Dari pantauan suratkabar.id, setidaknya ada tiga desa di dunia yang kondisinya sangat indah, bahkan jika ke tempat itu selayak berada di negeri dongeng.
PATA Chapter Aceh gandeng Kementrian Pariwisata Laksanakan Pelatihan Pemandu Wisata se-Aceh.
Dalam rangka meningkatkan kopetensi Pemandu
Wisata di Aceh, Pacific Asia Travel Association (PATA) Chapter Aceh,
melaksanakan Pelatihan teknis pengembangan sumber daya manusia bidang
pariwisata dengan tema: ”SDM Bidang Pariwisata siap menghadapi Global Community untuk meningkatkan
Perekonomian daerah melalui Pariwisata yang berlangsung selama dua hari (3-4
Maret 2016) di The Pade Hotel, Aceh Besar.
Tiga Dewi di Laut Meukek
Pantai Meukek diambil dari Photo Udara |
KABUPATEN penghasil pala, Aceh
Selatan, memiliki objek wisata pantai yang menawan. Topografi wilayahnya
diapit Samudera Hindia dan gugusan gunung Bukit Barisan Pulau Sumatera,
menciptakan panorama yang eksotis. Kecamatan Meukek merupakan salah satu spot
menarik untuk menikmati keindahan alam tersebut.
Menelusuri Goa Batu di Taman Nasional Banti Murung
Oleh : Muhammad
Syarif*
Perjalanan Wisata kali ini sungguh esoktis
dan mengasikkan. Sabtu 18 April 2015, Peserta Diklat PIM III Kota Banda Aceh
menelusuri Banti Murung, Makassar. Ada dua objek wisata yang menjadi sasaran
peserta. Pertama Taman Kupu-kupu dan Goa Batu.
Perjalanan kami dari Hotel Aerotel Smile
kurang lebih 3 Jam. Disepanjang jalan menuju Bantimurung, terlihat dengan indah
panorama alam yang masih alami nan segar. Canda tawa sepanjang jalan tak bisa
dibendung, sesekali ibu Nurbaiti mengeluarkan kata-kata yang spontan dan
terkadang membuat gelak tawa. Pak sopir yang kalem dan diam membisu membuat
suasana terkadang berubah menjadi hening.
Oleh : Muhammad
Syarif*
Perjalanan Wisata kali ini sungguh esoktis
dan mengasikkan. Sabtu 18 April 2015, Peserta Diklat PIM III Kota Banda Aceh
menelusuri Banti Murung, Makassar. Ada dua objek wisata yang menjadi sasaran
peserta. Pertama Taman Kupu-kupu dan Goa Batu.
Perjalanan kami dari Hotel Aerotel Smile
kurang lebih 3 Jam. Disepanjang jalan menuju Bantimurung, terlihat dengan indah
panorama alam yang masih alami nan segar. Canda tawa sepanjang jalan tak bisa
dibendung, sesekali ibu Nurbaiti mengeluarkan kata-kata yang spontan dan
terkadang membuat gelak tawa. Pak sopir yang kalem dan diam membisu membuat
suasana terkadang berubah menjadi hening.
Hutan Kota; Icon Paru-Paru Serambi Mekkah
Oleh
: Muhammad Syarif*
Berawal dari kisah temanku sekantor namanya Cut Dina, orangnya cantik, ramah dan berwawasan tinggi. Tanpa sengaja daku berbincang-bincang seputar objek Wisata Kota Banda Aceh fokus Wisata Alam. Aku punya mimpi agar Kota Banda Aceh menjadi pusat peradaban dunia dan ini sejalan dengan Visi Walikota menjadikan Banda Aceh sebagai Model Madani Indonesia. Tentunya mimpi itu tidak berlebihan, sesungguhnya Aceh pernah jaya pada masa Sultan Iskanda Muda. Banyak Kota Besar di Indonesia lupa akan pentingnya konsep green city. Sudah selayaknya Hutan Kota menjadi icon pembangunan kedepan.
Diskusi mengalir dengan cair, lalu aku teringat akan kebijakan Alm. Bapak Mawardy Nurdin (Walikota Banda Aceh dua periode) tentang pencanangan Banda Aceh Kota Hijau.
Ceria bersama BKPP Kota Banda Aceh
Setelah menempuh perjalanan satu jam tiga puluh menit, kami tiba di lokasi
Wisata alam selawah agam dan selawah dara di Sare, Kabupaten Aceh besar. Rombangan
BKPP Kota Banda Aceh lebih kurang berjumlah 200 orang berkumpul di hari minggu,
16 Februari 2014 sebagai bentuk kebersamaan dan saling bersilaturrahmi antara
PNS yang terhimpun dalam Wadah BKPP Kota Badan Aceh.
Secangkir Kopi bersama Komandan Ibrahim
Minggu, 16 Februari
2014 Badan Kepegawaian dan Pelatihan (BKPP) Kota Banda Aceh gelar wisata
keluarga ke Sare, Aceh besar. Kali ini mengambil lokasi Wisata Alam selawah Agam
dan Selawah Dara. Tempatnya asyik, alami dan murah meriah. Setiap yang
bertandang kewisata tersebut hanya dikutip uang masuk Rp. 2000 per kepala
keluarga.
Tradisi Wisata
tahunan sudah berlangsung selama 5 Tahun di BKPP Kota Banda Aceh. lokasinya
berubah-berubah setiap tahunya. Tentunya pasca di bentuk UPTB Penilaian Kinerja
PNS di bawah BKPP, maka kami baru kali ini merasakan betapa suasana
kekeluargaan dibangun di wadah BKPP Kota Banda Aceh.Taman Wisata Krueng Aceh
Sungai yang membelah Kota Banda Aceh ini
merupakan salah satu sungai yang cukup bersih untuk dijadikan sebagai objek
wisata dengan konsep panorama aliran sungai dengan suasana tenang dan nyaman
untuk melepas kepenatan. Titik Lokasi Waterfront City di Kota Banda Aceh
meliputi kawasan Gampong Keudah, Gampong Kuta Alam dan Kawasan Gampong
Lamgugob, dengan sarana yang tersedia yaitu tempat rekreasi keluarga di titik
Keudah dan Kuta Alam serta wisata air di jembatan lamnyong dan juga Sebagai
pelengkap bagi pengunjung yang tidak hanya melepas kepenatan dapat memanfaatkan
lokasi jogging track dekat jembatan Peunayong sebagai sarana olah raga ataupun
tempat pembibitan benih tanaman di Kampung Baru
Sumber : http://www.bandaacehkota.go.id/6/89Objek_Wisata
Taman Sari
Sumber : http://www.bandaacehkota.go.id/6/89Objek_Wisata
Replika Pesawat Seulawah RI 1 di Blang Padang
Pesawat Seulawah yang dikenal RI-1 dan RI-2 merupakan bukti nyata dukungan
yang diberikan masyarakat Aceh dalam proses perjalanan Republik Indonesia dalam
mempertahankan kemerdekaannya, Pesawat Seulawah yang menjadi cikal bakal
Maskapai Garuda Indonesia Airways disumbangkan melalui pengumpulan harta
pribadi masyarakat dan saudagar aceh sehingga Presiden Soekarno menyebut "Daerah
Aceh adalah Daerah Modal bagi Republik Indonesia, dan melalui perjuangan rakyat
aceh seluruh Wilayah Republik Indonesia dapat direbut kembali".
Pesawat Seulawah dibeli dengan harga US$120.000 dengan kurs pada saat itu atau
kira-kira 25 Kg emas dan untuk mengenang jasa masyarakat aceh tersebut maka di
buat replika pesawat seulawah yang berada di Lapangan Blang Padang Kecamatan
Baiturrahman Banda Aceh.
Sumber : http://www.bandaacehkota.go.id/6/89Objek_Wisata
Kapal PLTD Apung
Dikarenakan banyak menara transmisi
listrik dari Sumatera Utara ke Aceh ditebang oleh pihak-pihak pemberontak pada
masa konflik maka masalah kekurangan listrik di Banda Aceh menjadi sangat
krusial sehingga PLN menempatkan Kapal Generator Listrik untuk mensuplai
kebutuhan listrik di Banda Aceh melalui jalur laut. Pada hari minggu pagi
tanggal 26 Desember 2004, gelombang Tsunami menghempas Kapal tersebut sejauh
lebih kurang 3KM dari pesisir pantai. Dikarenakan banyak objek akibat Tsunami
seperti perumahan penduduk yang hancur telah dibangun kembali, maka Kapal besar
di tengah kampung ini sangat membantu untuk mendapatkan gambaran betapa
dahsyatnya Tsunami tersebut.
Sumber :
http://www.bandaacehkota.go.id/6/89Objek_Wisata
Kuburan Massal Ulee Lheu
Situs wisata ini terletak di Jalan
Sultan Iskandar Muda dan sebelum Tsunami merupakan Rumah Sakit Umum Meuraxa,
namun ketika Tsunami melanda Kota Banda Aceh Rumah Sakit tersebut rusak parah
dan halamannya dijadikan pemakaman massal bagi korban Tsunami sedangkan untuk
Rumah Sakit Meuraxa sendiri direlokasi ke Desa Mibo Kecamatan Banda Raya Kota
Banda Aceh.
Sumber : http://www.bandaacehkota.go.id/6/89Objek_Wisata
Mesjid Baiturrahim Ulee Lheu
Masjid Baiturrahim ini merupakan
satu-satunya bangunan dipinggir Pantai Ulee Lheue yang berdiri kokoh pada saat
Tsunami menerjang Kota Banda Aceh, sementara bangunan lain yang berada di
sekitarnya luluh lantak di hantam Gelombang Tsunami pada hari minggu tanggal 24
Desember 2004. Pemerintah Kota Banda Aceh menjadikannya sebagai salah satu
objek wisata religi.
Sumber :
http://www.bandaacehkota.go.id/6/89Objek_Wisata
Kerkoff berasal dari
bahasa Belanda yang berarti kuburan, sedangkan Peutjoet atau asal kata dari
Pocut (putra kesayangan) Sultan Iskandar Muda yang dihukum oleh ayahnya sendiri
(Sultan Iskandar Muda) karena melakukan kesalahan fatal dan dimakamkan di
tengah-tengan perkuburan ini.
Makam Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda merupakan tokoh
penting dalam sejarah Aceh. Aceh pernah mengalami masa kejayaan, kala Sultan
memerintah di Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1607-1636 ia mampu
menempatkan kerajaan Islam Aceh di peringkat kelima di antara kerajaan terbesar
Islam di dunia pada abad ke 16. Saat itu Banda Aceh yang merupakan pusat
Kerajaan Aceh, menjadi kawasan bandar perniagaan yang ramai karena berhubungan
dagang dengan dunia internasional, terutama kawasan Nusantara di mana Selat
Malaka merupakan jalur lalu lintas pelayaran kapal-kapal niaga asing untuk
mengangkut hasil bumi Asia ke Eropa. Beliau bisa bertindak adil, bahkan
terhadap anak kandungnya. Dikisahkan, Sultan memiliki dua orang putera/puteri.
Salah satunya bernama Meurah Pupok yang
gemar pacuan kuda.Tetapi buruk laku Meurah, dia tertangkap basah sedang
berselingkuh dengan isteri orang. Yang menangkap sang suami, di rumahnya
sendiri pula. Sang suami mencabut rencong, ditusukkannya ke tubuh sang isteri
yang serong. Sang suami kemudian melaporkan langsung kepada Sultan, dan setelah
itu di depan rajanya sang suami kemudian berharakiri (bunuh diri) Sultan, yang
oleh rakyatnya dihormati sebagai raja bijaksana dan adil, jadi berang.
Meurah Pupok disusulnya di gelanggang
pacuan kuda dan dipancungnya (dibunuh) sendiri di depan umum. Maka timbullah
ucapan kebanggaan orang Aceh: Adat bak Po Temeuruhoom, Hukom bak Syiah Kuala.
Adat dipelihara Sultan Iskandar Muda, sedang pelaksanaan hukum atau agama di
bawah pertimbangan Syiah Kuala. Murah Pupok dikuburkan di kompleks pekuburan
tentara Belanda yang terkenal dengan nama "KerKhoff Peutjoet"
Sumber :
http://www.bandaacehkota.go.id/6/89Objek_Wisata
Kapal Apung Lampulo
Situs ini tetap dipertahankan oleh
Pemerintah Kota Banda Aceh untuk mengenang Musibah Tsunami yang melanda Kota
Banda Aceh. Sebuah kapal yang terbawa Gelombang Tsunami dan terdampar di
perumahan penduduk di kawasan Gampong Lampulo Kecamatan Kuta Alam. Pemerintah
Kota Banda Aceh menetapkan kapal apung sebagai objek wisata.
Sumber : http://www.bandaacehkota.go.id/6/89Objek_Wisata
Gunongan
Sumber : http://www.bandaacehkota.go.id/6/89Objek_Wisata.
Pinto Khop
Dibangun Pada masa Pemerintahan Sultan
Iskandar Muda, Pinto Khop merupakan pintu penghubung antara Istana dan Taman
Putroe Phang. Pinto Khop ini merupakan pintu gerbang berbentuk kubah. Pintu
Khop ini merupakan tempat beristirahat Putri Phang, setelah lelah berenang,
letaknya tidak jauh dari Gunongan, disanalah dayang-dayang membasuh rambut sang
permaisuri. Disana juga terdapat kolam untuk sang permaisuri mandi bunga.
Ditempat itu pula oleh Sultan dibangun sebuah perpustakaan dan menjadi tempat
sang permaisuri serta Sultan menghabiskan waktu sambil membaca buku selepas
berenang, keramas dan mandi bunga. Saat ini Pemerintah Kota Banda Aceh
menjadikannya sebagai salah satu objek Wisata.
Sumber : http://www.bandaacehkota.go.id/6/89Objek Wisata.
Masjid Raya Baiturrahman
Masjid
Raya Baiturrahman adalah simbol religius, keberanian dan nasionalisme rakyat
Aceh. Masjid ini dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636), dan
merupakan pusat pendidikan ilmu agama di Nusantara. Pada saat itu banyak
pelajar dari Nusantara, bahkan dari Arab, Turki, India, dan Parsi yang datang
ke Aceh untuk menuntut ilmu agama.
Mesjid ini merupakan markas pertahanan
rakyat Aceh ketika berperang dengan Belanda (1873-1904). Pada saat terjadi
Perang Aceh pada tahun 1873, masjid ini dibakar habis oleh tentara Belanda. Pada
saat itu, Mayjen Khohler tewas tertembak di dahi oleh pasukan Aceh di
pekarangan Masjid Raya. Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibangun sebuah
monumen kecil di depan sebelah kiri Masjid Raya, tepatnya di bawah pohon
ketapang. Enam tahun kemudian, untuk meredam kemarahan rakyat Aceh, pihak
Belanda melalui Gubernur Jenderal Van Lansnerge membangun kembali Masjid Raya
ini dengan peletakan batu pertamanya pada tahun 1879. Hingga saat ini Masjid
Raya telah mengalami lima kali renovasi dan perluasan (1879-1993).
Mesjid
ini merupakan salah satu Mesjid yang terindah di Indonesia yang memiliki tujuh
kubah, empat menara dan satu menara induk. Ruangan dalam berlantai marmer
buatan Italia, luasnya mencapai 4.760 m2 dan terasa sangat sejuk apabila berada
di dalam ruangan Mesjid. Mesjid ini dapat menampung hingga 9.000 jama ah.
Di halaman depan masjid terdapat sebuah kolam besar, rerumputan yang tertata
rapi dengan tanaman hias dan pohon kelapa yang tumbuh di atasnya.
Sumber : http://www.bandaacehkota.go.id/6/89Objek_Wisata.
Pantai Cemara Indah
Pantai Cemara, Aceh Barat |
Selain pasir
pantainya putih yang indah, disini juga tersedia Taman Rekreasi, yang merupakan
salah satu objek wisata rekreasi keluarga. Pantai Cemara Indah ramai di
kunjungi tidak hanya dari masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya saja, tetapi
juga dari luar daerah, terutama di hari-hari libur dan akhir pekan. Lokasi
wisata ini sedang dalam tahap pembangunan yang nantinya akan menjadi objek
wisata yang terus berkembang. Fasilitas yang tersedia saat ini adalah warung
makan, balai tempat berteduh, bangku taman, tempat permainan anak, lapangan
olah raga dan musholla. Di samping itu pelayanan sarana air bersih, listrik,dan
telepon juga tersedia di lokasi wisata ini.
Sumber : https://duaribuan.wordpress.com
Pantai Lok Tarok Nan Indah
Meukek adalah salah satu Kecamatan di Aceh
Selatan di taburi banyak objek wisata yang belum tertata dengan baik, terutama
objek wisata alam dan bahari. Sebut saja pantai lok tarok di Kecamatan Meukek.
Pantainya indah dan asri, namun sayang belum dikelola dengan baik.
Menguak Gunung Borni Telong
Gunung Burni Telong, Bener Meriah |
Air Terjun Suhom; Emas Putih
Air Terjun Suhom di Aceh Besar |
Nama lain Air Terjun Suhom adalah
Air Terjun Lhoong atau Krueng Kala, Air terjun ini memiliki sumber air
dari sebuah perbukitan dengan tumpahan airnya sekitar 20 meter. Posisi air terjun ini berada di tengah panorama alam yang
indah dan alami. Di sekitarnya terdapat banyak pohon durian, sehingga pada
musim durian banyak yang berjualan durian di sekitar air terjun. Di samping
itu, di sekitar air terjun juga terdapat lokasi yang dapat digunakan untuk
berkemah.
Air terjun yang deras ini menjadi sumber energi listrik bagi masyarakat di sekitar Desa Kreung Kala. Sebuah pembangkit listrik tenaga mikrohidro kini telah dibangun di dekat air terjun dan dioperasikan untuk mengaliri listrik kepada 200 KK (Kepala Keluarga) penduduk Desa Kreung Kala.
Air terjun yang deras ini menjadi sumber energi listrik bagi masyarakat di sekitar Desa Kreung Kala. Sebuah pembangkit listrik tenaga mikrohidro kini telah dibangun di dekat air terjun dan dioperasikan untuk mengaliri listrik kepada 200 KK (Kepala Keluarga) penduduk Desa Kreung Kala.
Gunung Alur
Pantai Gunung Alur, Aceh Selatan |
Kuah Pliek-u, Gulai Para Raja Aceh
Makanan Para Raja Aceh |
“Pliek-u” atau patarana
adalah sisa atau ampas kopra (kelapa) yang minyaknya sudah diperas dengan alat
tradisional yaitu dua bilah papan yang dipress dengan baut besar. Masyarakat di
pedesaan Aceh, sejak masa jayanya Kerajaan Aceh sampai kini masih terus
mengolah kelapa secara tradisional. Olahan kelapa ini menghasilkan minyak
goreng yang disebut dengan “minyeuk reutik.” Ampasnya tidak dibuang,
tetapi dijemur kembali sehingga menjadi “pliek-u” yang berwarna hitam. Pliek-u
memancarkan aroma minyak kelapa yang khas.
Mengenal Lebih dalam Mercusuar
Mercusuar adalah sebuah menara yang ketinggiannya
mencapai 85 meter di bangun pada tahun 1875 0leh Willem’s Toren,terletak di
dalam sebuah komplek seluas 20 hektare di Kecamatan Pulau Aceh
dulunya salah satu pemukiman Kecamatan Peukan Bada dan di pemukiman
ini pada masa itu ditempati oleh perwira-perwira
Belanda. Mercusuar ini mengadopsi nama sang raja yang lebih dikenal
dengan Willem Alexander Paul Frederik Lodewijk, penguasa Luxemburg Kala
itu.
Semua bangunan menara yang di bangun oleh
Willem didedikasikan untuk raja seperti di Hollands dan Kepulauan
Karibia termasuk di Pulau Aceh menara mecusuar yang berfungsi hanya
di Aceh dan yang di bangun di kepulauan Karibia, di Hollands telah
berubah fungsi menjadi museum.
Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id
Sejuta Pesona Keindahan Alam
Oleh : Abi Azkia
Keindahan Pantai Sabang, Aceh |
Aceh dikenal dengan sejuta pesona keindahan alamnya. Seluruh
Kab/Kota di Aceh punya ciri khas. Aceh memiliki kurang lebih 800 Destinasi
Wisata. Objek wisata di bagi menjadi 4 yaitu; wisata alam, bahari, religi, dan budaya. Ban Singom Donya melirik keindahan alam Aceh.
Sumber : http://fokusaceh.blogspot.com
Sumber : http://fokusaceh.blogspot.com
1 komentar:
RUMAH MAKAN ACEH BESAR
Posting Komentar