Menyebut
nama Dr Bustami Usman, SH, SAP, M.Si hampir semua kalangan di Aceh ini pasti
mengenalnya baik dari kalangan birokrat, kalangan NU Aceh, Remaja Mesjid,
Politisi, Ulama dan para tengku-tengku dayah. Ini tidak luput dari
jabatan-jabatan yang pernah beliau emban baik di pemerintahan maupun di
organisasi lainnya.
Di
pemerintahan beliau pernah menjadi Kepala Biro Isra kantor Gubernur Aceh,
Kepala Kesbangpol dan Linmas Aceh, Pj Bupati Aceh Timur serta tiga kali menjadi
Pilot Disdik Dayah yang dulu dikenal Badan Pembinaan Dayah Aceh. Di Organisasi
beliau pernah menjabat sebagai Ketua AMPI Pidie, Ketua BKPRMI Aceh, Ketua MKGR
Aceh, Ketua IKAPTK Aceh, Ketua BAKOMUBIN Aceh, Wakil Ketua NU Aceh, Wakil Ketua
ICMI Aceh. Dari pengalaman jabatan beliau sebagai ketua maka tidak kita ragukan
lagi kepiawaian beliau dalam memimpin.
Sosok
yang rendah hati ini adalah anak kampung asal Tringgadeng Pidie Jaya yang Lahir
pada 31 Desember 1959. Pembawaannya kalem, tenang dan agamis. Merintis karir
dari bawah dan beliau sangat mandiri. Dikalangan dayah atau pasantren di Aceh
beliau sangat dikenal, baik oleh pimpinan dayah maupun kalangan santri dayah.
Sebagai
kepala Badan Dayah Aceh sering kali turun ke dayah-dayah sampai ke pelosok
untuk melihat pembangunan atau kemajuan dayah. Beliau juga sering memberikan
saran dan nasehat kepada dayah, salah satunya mengenai menu makanan agar
diperhatikan dengan baik supaya gizi santri terpenuhi dengan begitu proses belajar
mengajar bisa lebih fokus.
Sebagai
alumni dayah beliau sangat mengerti akan hal ini, menyangkut persoalan
kebersihan dan kesehatan dayah beliau juga sangat peduli dengan membuat
perlombaan tingkat dayah bersih dan sehat, sehingga dayah-dayah di aceh
termotivasi agar dayah bisa bersih dan sehat. Bukan hanya itu, beliau juga
sering mengunjungi dayah hanya untuk sekedar silaturrahmi dengan ulama. Ulama
adalah waratsatul anbiya, Ulama dan umara harus sering tukar pendapat untuk
mendiskusikan masalah ummat.
Ketua
Alumni Pamong Praja Aceh ini juga sangat memperhatikan persoalan begitu
parahnya peredaran narkoba di Aceh yang sudah membuat hilang nya masa depan
anak-anak muda di Aceh akibat penggunaan narkoba. Melalui Badan Dayah tahun
2014 beliau beberapa kali melakukan sosialisasi narkoba ke dayah-dayah
seperti di Kota Langsa, Kabupaten Bireun, Kabupaten Pidie dengan tujuan agar
dayah menjadi benteng terakhir untuk mencegah peredaran narkoba. Beliau sangat
yakin dengan ilmu agama yang diperoleh di dayah maka para santri tentu dapat
membentengi diri dari penggunaan narkoba, selain merusak diri juga dilarang
oleh agama.
Mantan
ketua BKPRMI Aceh ini sudah tiga kali memimpin Disdik Dayah yang selama ini lebih familiar dengan sebutan Badan Pembinaan
Pendidikan Dayah Aceh. Pertama kali pada tahun 2008 beliau menjabat sampai
2010, yang kedua kali Juni 2013 sampai Februari 2014 dan yang ketiga kali pada
Oktober 2014 sampai dengan sekarang. Dalam kurun waktu Februari sampai Oktober
2014 beliau istirahat sebentar dari jajaran pimpinan SKPA pemerintah Aceh.
Dalam waktu 8 bulan tersebut beliau berhasil menyelesaikan program doktor pada
fakultas ekonomi Unsyiah yang sudah tertunda beberapa tahun akibat kesibukan
beliau di Pemerintahan Aceh.
Ada
hal menarik ketika seseorang dipercayakan sampai tiga kali pada jabatan yang sama.
Memang harus diakui bahwa Badan Dayah Aceh dibawah pimpinan Dr Bustami Usman,
SH, SAP, M.Si terbilang sukses menjalankan program-program nya. Hubungan yang
harmonis antara atasan dan bawahan sangat beliau jaga. Hampir tidak ada
permasalahan yang tidak selesai kalau beliau sudah turun tangan tentu juga
berkat kerja sama tim yang solid. Termasuk juga dalam hal penyerapan anggaran
di Badan Dayah Aceh beliau selalu menekankan kepada semua pegawai agar mencapai
hasil maksimal, dan itu terbukti dimasa kepemimpinan beliau penyerapan anggaran
tercapai seperti yang diharapkan.
Kedekatan
alumni Dayah Lampoh Tuah Batee Grong-Grong ini dengan kalangan ulama ulama
besar dayah seperti Abu Tumin Blang Blahdeh, Abu Kuta Krueng, Abu Mudi
Samalanga, Waled Marhaban Bakongan, Waled Nuruzzahri, Abu Paya Pasi, Abu Matang
keh dan banyak lagi lainnya sangat menunjang tugas beliau sebagai kepala Badan
Dayah Aceh. Beliau bisa berkomunikasi dan bersilaturrahmi kapan saja dengan
para alim ulama tersebut apabila ada sesuatu hal yang mendesak perlu dicari
jalan keluar dengan segera demi kepentingan ummat. maka sangat wajar jika
Gubernur Irwandi Yusuf masih mempercayakan beliau sebagai Pilot atawa Kepala Disdik
Dayah Aceh. (AZ)
Sumber: Disdik Dayah Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar