Penetapan hari santri suatu bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mengisi dan mempertahankan kemerdekaan. karena itu, pesan yang disampaikan dalam setiap peringatan hari santri tidak jauh dari seruan untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hari santri merupakan bagian dari rutinitas yang akan terus diperingati di aceh pada setiap tahun sebagai bagian peran santri dalam pembangunan bangsa indonesia.
memperingati hari santri nasional sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 yang telah menetapkan tanggal 22 oktober sebagai hari santri nasional. Dengan demikian pada tahun 2017 ini merupakan tahun ke–3 memperingati hari santri nasional yang dirayakan dengan berbagai rangkaian kegiatan dan perlombaan.
Dinas Pendidikan Dayah Aceh dibawah “Pilot” Dr. Bustami Usman, SH, M.Si terus melakukan berbagai aktifitas dalam rangka peningkatan kualitas santri diantaranya Lomba Musabaqah Qiraatul Kutub, Lomba Pidato dan berbagai pelatihan kompetensi lainnya.
Santri zaman sekarang harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. jika sistem yang dijalankan masih “klasik” maka akan sulit beradaptasi dengan zaman. santri harus terinspirasi bagaimana masa depan lebih baik. langkah adaptasi itu antara lain harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan tidak hanya unggul dibidang agama. jika tidak beradaptasi dengan lingkungan, kita akan ketinggalan.
Dasar ini pula Disdik Dayah Aceh mengasah ketajaman intelektual santri dengan paket lomba antar santri. Kegiatan yang mendapat respon positif peserta seluruh Aceh ini di dukung oleh para official kawakan dan penuh inspirasi. Setidaknya aura para official terpancar disaat menyemangati para santri dalam mengikuti lomba MQK dan Pidato Bahasa Indonesia, bahkan jok-jok ringan yang penuh canda tawa di mainkan oleh Syafrizal Hasbi sang official Disdik Dayah Aceh Jaya.
Maklum kala itu kandidat Doktor bidang Hukum Islam ini belum mampu mengantarkan dua jagoannya menuju semifinal. Maklum kata sang Doktoral itu, santrinya demam panggung. Untuk menyemangati kedua santri tersebut, sang kandidat doktoral muda menghadiahkan buah kelengkeng dan Jeruk manis...hehe, tatnateuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar