Ruangan
berukuran 6 kali 6 meter itu penuh dengan kacang kulit yang telah dikemas
dengan berbagai ukuran. Dan terlihat sejumlah pria dengan tekun memasukkan
kacang-kacang yang telah di proses ke dalam wadah. Seperti itulah suasana di
rumah Teuku Munazir Ketua Divisi Ekonomi Kreatif Aceh Research Institute (ARI)
di kawasan Gampong Alue Naga, Banda Aceh.
menjadi Trainer Pemuda Kreatif 2016 |
T.Munazir bersama Punggawa KPMI Aceh |
Saat
memulai awal usaha ini, terang Munazir, ibunya mengiriman kacang sebanyak 10
kilogram yang telah di kemas dalam bungkusan plastik dengan harga jual Rp1.000,
dan kacang itu Ia titip dari kios ke kios.
T.Munazir lakukan transaksi kacang |
Pada
saat itu, dari keuntungan menjual kacang yang dikirim ibunya, Munazir dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, terpikir bagi dirinya untuk memulai
serius menekuni usaha ini.
Karena
itu, pada 2014, Ia memutuskan mengontrak sebuah yang saat ini Ia tempati dengan
modal Rp3 juta rupiah dengan cara mengambil kredit dengan menggadaikan sepeda
motor. “Jadi waktu itu, saya gadai sepeda motor Rp3 juta, dan dari uang itu,
Rp1,5 juta untuk sewa rumah, dan sisanya untuk beli bahan baku,” tuturnya.
Begitulah
awal mulanya saya merintis usaha ini, terang Munazir kepada kami saat
bicang-bincang sukses bersama adek-adek Mahasiswa yang mewawancarainya. Dan
saat ini, tambahnya, usaha yang Ia tekuni telah mampu memproduksi kacang kulit
sebanyak 1,5 ton perbulan, dengan omset rata-rata yang Ia peroleh Rp25-30 juta
perbulan. Kini usaha yang ditekuni Munazir telah merambah pada 4 Kabupaten/Kota
meliputi; Sabang, Banda Aceh, Aceh Besar dan Aceh Jaya. Disamping itu Kacang
Manggeng juga di kirim ke Medan. Usaha yang ia tekuni ini, dibantu oleh 5 orang
pekerja. Pemuda yang lahir di Aceh Barat Daya, 7 Juni 1994 punya mimpi
menjadikan Pemuda Berdaulat dalam bidang Ekonomi. (SM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar