Terkadang kita lupa bahwa apa yang
pernah dikeluarkan dari mulut justru menjadi berbahaya. Ada pepatah: “mulutmu
harimaumu, menerkam batu tengkorakmu”. Seorang politikus terkadang terlalu
obral janji. Jika saya terpilih jadi Gubernur, Bupati, Walikota, Anggota
DPRA/DPRK maka akan ada program pro rakyat, gratis uang kuliah, naik haji
gratis, dapat uang per KK Rp. 1 Juta dan
sebagainya.
Lalu pertanyaannya apakah yang
diobral itu masuk akal atau tidak? Bagi masyarakat tidak terlalu penting
mempertanyakannya. Terlepas masuk akal atau tidak yang jelas janji harus ditepati.
Membaca dimedia masa terkait kericuan di kantor Gubernur Aceh tentu membuat
hati ini pilu. Ribuan massa dari berbagai daerah mendatangi Kantor Gubernur
Aceh pada hari jumat 27 desember 2013 karena didapati berita akan ada pemberian
uang Rp.500.000 per orang. Suasana gaduh pun terdengar saat letusan senjata
diudara, sehingga para kaum ibu-ibu berlarian luntang-lanting. (http://aceh.tribunnews.com/2013/12/27/ricuh-di-kantor-gubernur-polisi-lepaskan-tembakan).
Memang pasangan “Zikir” dulunya
terlalu banyak mengobral janji pada saat kampanye pada pemilukada. Mereka berjanji
akan membawa perubahan dan kesejahteraan rakyat aceh ban sigoem donya. Diantara
janjinya antara lain: jika mereka terpilih seluruh warga Aceh akan dapat uang
Rp. 1 Juta/ KK, Naik haji gratis bagi warga aceh yang sudah aqil balik,
pendidikan gratis SD hingga perguruan tinggi, menjadi aceh layaknya brunai
darussalam dan singapura, menerapkan nilai-nilai budaya Aceh yang Islami disemua
sektor kehidupan masyarakat.
Kini mereka menuai masalah besar
tentang apa yang pernah dijanjikan saat kampanye dulu. Warga menanti realisasi
atas janji yang pernah diucapkan. Apa yang terjadi pada hari jumat (27/12/2013)
adalah potret kekecewaan warga atas obralan janji. Jangankan Rp. 1 Juta/KK, proposal
modal usaha yang hanya sebesar Rp. 500. Ribu pun yang kami minta justru tidak
bisa dipenuhi sebut salah seorang ibu pada saat demo hari jumat di kantor
Gubernur seperti yang diberitakan pada beberapa media online (http://politik.kompasiana.com/2013/12/28/massa-tuntut-janji-gubernur-aceh-623340.html).
Mencermati realitas politik di penghujung
Tahun 2013, tentunya menjadi pelajaran berharga bagi para Calon Anggota
Legislatif baik dilevel Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota di Aceh yang
nantinya bertarung pada pemilu 9 April 2014, sehingga para politikus tersebut jangan
terlalu banyak obral janji kepada rakyat. Jika mereka terpilih dan ternyata apa
yang diobral tersebut tidak dapat direalisasi maka rakyat akan murka. Berjanjilah
sekedarnya saja. Ingat janji adalah utang yang harus dibayar.
* Mantan Aktifis`98 dan Pemerhati
Sosial Politik Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar