28 Des 2013

Wahai Politikus; Jangan Obral Janji

Oleh : Muhammad Syarif, S.HI.,M.H*
Terkadang kita lupa bahwa apa yang pernah dikeluarkan dari mulut justru menjadi berbahaya. Ada pepatah: “mulutmu harimaumu, menerkam batu tengkorakmu”. Seorang politikus terkadang terlalu obral janji. Jika saya terpilih jadi Gubernur, Bupati, Walikota, Anggota DPRA/DPRK maka akan ada program pro rakyat, gratis uang kuliah, naik haji gratis,  dapat uang per KK Rp. 1 Juta dan sebagainya.
Lalu pertanyaannya apakah yang diobral itu masuk akal atau tidak? Bagi masyarakat tidak terlalu penting mempertanyakannya. Terlepas masuk akal atau tidak yang jelas janji harus ditepati. Membaca dimedia masa terkait kericuan di kantor Gubernur Aceh tentu membuat hati ini pilu. Ribuan massa dari berbagai daerah mendatangi Kantor Gubernur Aceh pada hari jumat 27 desember 2013 karena didapati berita akan ada pemberian uang Rp.500.000 per orang. Suasana gaduh pun terdengar saat letusan senjata diudara, sehingga para kaum ibu-ibu berlarian luntang-lanting. (http://aceh.tribunnews.com/2013/12/27/ricuh-di-kantor-gubernur-polisi-lepaskan-tembakan).
Memang pasangan “Zikir” dulunya terlalu banyak mengobral janji pada saat kampanye pada pemilukada. Mereka berjanji akan membawa perubahan dan kesejahteraan rakyat aceh ban sigoem donya. Diantara janjinya antara lain: jika mereka terpilih seluruh warga Aceh akan dapat uang Rp. 1 Juta/ KK, Naik haji gratis bagi warga aceh yang sudah aqil balik, pendidikan gratis SD hingga perguruan tinggi, menjadi aceh layaknya brunai darussalam dan singapura, menerapkan nilai-nilai budaya Aceh yang Islami disemua sektor kehidupan masyarakat.
Kini mereka menuai masalah besar tentang apa yang pernah dijanjikan saat kampanye dulu. Warga menanti realisasi atas janji yang pernah diucapkan. Apa yang terjadi pada hari jumat (27/12/2013) adalah potret kekecewaan warga atas obralan janji. Jangankan Rp. 1 Juta/KK, proposal modal usaha yang hanya sebesar Rp. 500. Ribu pun yang kami minta justru tidak bisa dipenuhi sebut salah seorang ibu pada saat demo hari jumat di kantor Gubernur seperti yang diberitakan pada beberapa media online (http://politik.kompasiana.com/2013/12/28/massa-tuntut-janji-gubernur-aceh-623340.html).
Mencermati realitas politik di penghujung Tahun 2013, tentunya menjadi pelajaran berharga bagi para Calon Anggota Legislatif baik dilevel Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota di Aceh yang nantinya bertarung pada pemilu 9 April 2014, sehingga para politikus tersebut jangan terlalu banyak obral janji kepada rakyat. Jika mereka terpilih dan ternyata apa yang diobral tersebut tidak dapat direalisasi maka rakyat akan murka. Berjanjilah sekedarnya saja. Ingat janji adalah utang yang harus dibayar.
* Mantan Aktifis`98 dan Pemerhati Sosial Politik Aceh

Tidak ada komentar: