27 Des 2013

In Memorial Bagian Organisasi Setda Kota Banda Aceh

Oleh Bung Syarif**


Sepuluh februari tahun 2008 yang lalu, adalah hari bersejarah dalam hidupku. Dimana hari itu awal karirku di Balaikota. Memang dari sejak dulu aku punya mimpi agar dapat mengabdi di Balaikota sebagai pusat pemerintahan di Kota Banda Aceh. Semua orang mungkin bangga jika bekerja di Kantor Walikota Banda Aceh. Maklum namanya saja sudah keren dan tenar. Bahkan kata temanku nilai jual PNS di Balai Kota melambung. Para calon mertua dengan gagah perkasanya memberikan restu jika anaknya dilamar oleh salah seorang Pemuda dari Balaikota sapaan akrab bagi PNS yang bekerja di Kantor Walikota Banda Aceh., hehe
Presentasi Proleg 2012
Saat aku bergabung di Bagian Organisasi Setda Kota Banda Aceh, Kepalanya dijabat oleh Bapak Muhammad Hadi, S.H yang pada waktu itu pemerintah Kota Banda Aceh sedang menggarap project besar dengan Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR NAD/NIAS). Project itu adalah project Penataan Kelembagaan Perangkat Daerah dan Penataan Manajemen Kepegawaian. Para Pengelola project itu dibayar mahal oleh BRR NAD-NIAS. Rata-rata perbulan dapat honor 10- 15 Juta bagi pejabat Eselon II dan eselon III sementara yang non eselon berkisar 8 juta s/d 9 Juta. Lumayan banyak bila dibandingkan dengan gajiku pada saat diterima sebagai PNS yang pada waktu itu berkisar 1,8 Juta untuk Golongan III.a seperti saya. Dari Honor yang kudapatkan pada saat menggarap project BRR NAD-Nias itulah kujadikan modal awal untuk menikah.
Saya bersyukur kepada Allah, karena bisa masuk pada komunitas Balai Kota, terutama dalam Tim Penataan Kelembagaan Perangkat Daerah, berkat promosi dari Bapak Nizwar, S.H yang pada Waktu itu adalah salah seorang staf di Bagian Hukum Setda Kota Banda Aceh yang juga teman dekat dan orang kepercayaan Bapak Muhammad Hadi,SH.
Tim ALGAP-II sedang rapat di Bappeda Kota BNA
Dalam perjalanan karirku di Bagian Organisasi, banyak ilmu kudapatkan. Mulai dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP), Analisis Beban Kerja (ABK), Analisis Jabatan (ANJAB), Kepegawaian, Ketatalaksanaan, Reformasi Birokrasi, Survei IKM hingga Organisas Perangkat Daerah. Awalnya Bagian Organisasi namanya Bagian Organisasi dan Tatalaksana yang sering di plesetkan menjadi Bagian Orkes tanpa lagu alias Bagian yang dianggap tidak penting. Padahal berdasarkan tupoksi dan kewenangan Bagian ini menjadi Organ pemikir di Balai Kota. Dari Bagian inilah diolah menu-menu spesial kebijakan bernegara dan kewenangan OPD di Pemko Banda Aceh, utuk itulah butuh ASN yang cerdas, energik dan kuat analisisnya.
Tahun 2008 juga tahun Reformasi Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah. Ini terjadi dengan lahirnya Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 2007 yang mengharuskan Pemerintahan se-Indonesia untuk menata kembali Organisasi Perangkat Daerah sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan daerah.  Seluruh perangkat Daerah di Kota Banda Aceh di rombak secara besar-besaran dalam rangka menyahuti PP No.41 Tahun 2007.
Program Rehab-Ronkon Capasitas Building Pemko BNA
Banyak moment penting diperoleh dikala itu, karena saya selalu dekat dengan orang nomor satu dilingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Budaya diskusi selalu dibangun oleh Bapak T. Saifuddin TA, M.Si (Sekda Kota Banda Aceh). Berkawan dengan para Konsultan Hukum meliputi Prof. DR. Husni Djalil, S.H, M.H (Pakar Hukum Tata Negara USK), DR. Eddy Purnama, SH,MH (Pakar Hukum Tata Negara USK) serta T. Ahmad Yani, S.H.,M.Hum menambah khazanan intelektual saya dalam bidang kajian Hukum Tata Negara 
Dari berkawan dengan para Konsultan Hukum inilah saya tertarik mendalami studi Hukum Tata Negara. Akhirnya pada Tahun 2009 kulanjutkan studi Magister Ilmu Hukum dengan kosentrasi Hukum Tata Negara pada Fakultas Hukum Unsyiah, yang pada akhirnya ilmu yang kuperoleh menambah khazanah intelektualku di bidang Organisasi Perangkat Daerah.
Monev Pendidikan Diniyah bersama As.II
Selama bekerja di Bagian Organisasi saya mencoba membedah sisi lain dari kewenangan lembaga ini. Setelah kudalami ternyata lembaga ini memiliki prospek yang luar biasa. Tinggal saja kepiawaian kita dalam merancang program kerja. Untunglah pengalaman memimpin lembaga NGO INSEP Jakarta menjadi modal awal dalam rangka membenahi Bagian Organisasi.
Tahun 2010 saya dipercayakan oleh pimpinan untuk menjabat Kasubbag Kelembagaan  dan Tata laksana pada Bagian Organisasi Setda Kota Banda Aceh. Kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan tidak ku sia-siakan. Berkat ilmu yang kuperoleh saat mengenyam study magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Unsyiah dibawah bimbingan Bapak Prof. DR. Husni Djalil, S.H.,M.H, DR. Eddy Purnama, S.H,.M.Hum serta T. Ahmad Yani, S.H.,M.Hum membuat saya lincah dan lihai dalam memimpin jabatan tersebut.
Banyak progres ku raih pada saat memimpin Kasubbag Kelembagaan  dan Tata Laksana. Sehingga Bagian Organisasi sudah mendapat lirikan dari pimpinan. Pada saat saya bekerja di Bagian Organisasi saya menghadapi 3 orang Kepala dimana masing-masing punya gaya yang berbeda. Kepala Bagian Organisasi yang pertama di pimpin Oleh Muhammad Hadi, S.H (mantan Kabag. Hukum), yang kedua dipimpin oleh Fadhil, S.Sos, MM (Mantan Camat Kuta Alam), ketiga Drs. Dwi Putrasyah (mantan Kasatpol PP dan WH).
Pada Tahun ke-5 saya bertugas di Bagian Organisasi saya persembahkan Kado istimewa, seiring dengan Hari Ulang Tahun Kota Banda Aceh yang ke-808 Tahun dengan menerbitkan satu buku yang berjudul : “Reformasi Perangkat Daerah”; Analisis UU No.11 Tahun 2006. Dari Banda Aceh Menuju Indonesia. Buku tersebut mendapat apresiasi mulai dari Walikota, Wakil Walikota, Sekda, Pejabat Kementrian Dalam Negeri, Pejabat Kementrian PAN dan RB, Pejabat Ombusman RI Perwakilan Aceh, Pejabat BPK-RI Perwakilan Aceh, Politisi, Akademisi, Ormas/OKP dan beberapa lembaga lainnya.


Buku itu menjadi diskusi yang hangat di Balai Kota dan dunia birokrasi di Aceh serta elemen mahasiswa di kampus. Dari buku itulah daku dinobatkan sebagai sang profesor oleh pejabat senior di Pemerintah Kota Banda Aceh, hingga melekat sampai saat ini.
Tidak berlebihan jika Bagian Organisasi merupakan wadah yang membesarkanku dalam dunia birokrasi. Tentunya Bagian ini menjadi tempat mencetak birokrat muda. Ini bukan hal yang mustahil. Sejalan dengan lahirnya UPTB Penilaian Kinerja PNS, maka saya di percayakan oleh pimpinan untuk memimpin lembaga yang baru. Lembaga ini fokus melakukan penilaian kinerja PNS berbasis aplikasi e-kinerja. Tepatnya 7 Oktober 2013 saya resmi menjabat Kepala UPTB Penilaian Kinerja PNS.  Ku ucapkan slamat tinggal Bagian Organisasi, semoga Bagian Organisasi yang kutinggalkan semakin bersinar dan senantiasa mencetak kader terbaik di jajaran Pemerintah Kota Banda Aceh.

*Mantan Magister Hukum Tata Negara USK, Kasubbag Kelembagaan dan Tata Laksana pada Bagian Organisasi Setda Kota Banda Aceh periode 2010 s/d  6 Oktober 2013. Sejak 7 Oktober 2013 di percayakan menjadi Kepala UPTB Penilaian Kinerja PNS/e-Kinerja PNS
























































































































3 komentar:

fajrialafan mengatakan...

ass. bg, pengalaman yang bagus untuk kinerja menata birokrasi di daerah. semoga sukses terus bg...

Muhammad Syarif,S.HI,M.H mengatakan...

Wss. Insya Allah, trimakasih atas komentarnya..jika di tempat saudara butuh bantuan dalam mereformasi birokarsi kami siap membantu.

Anonim mengatakan...

KENANGAN LAMA KAMI SAMA2 DI BAGIAN ORTALA Namun di Lain Kota (1 PAYUNG NAMUN LAIN MEREK)

DI Bagian Organisasi Setdako Sabang sejak sy dsana Tahun 1999 disingkat BAGIAN ORTALA yaitu Orkestra Tanpa Lagu (Bila di Pusat Tunduk dibawah Biro Organisasi Kemendagri RI yg sdh mendunia Pemerintah RI) Kami Kenal dgn Bung Syarif, SHI,M.H pd saat Rakerda Bag. ORTALA se-Pemprov. Aceh oleh Biro Organisasi Setda Aceh ada pak Drs. Ridwan Murad Kabag. Anjab, Bang Syafrizal dkk sekitar tahun 2009 dan lebih akrab lagi disaat Rakornis Bag ORTALA, seIndonesia di Twin Plaza Slipi Jakarta bersama Kabagnya ORTALA Setdako Bna M. Fadhil, S.Sos 2010 an.
Saya msih teringat selepas/pasca Rakornis 2010 kami semakin erat persahabatan dibarengi Koordinasi Kerja Kawan2 se Aceh bgitu jg dgn Bung Syarif sering Diskusi saat sy selepas Dinas Luar/DL ke Biro ORTALA Aceh sering singgah ke ORTALA Setdako Aceh Besar & tak lupa jg sy sambangi Bag. ORTALA Setdako B. Aceh dgn beliau Diskusi ttg Anjab, ABK, Lakiip, IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) terbaru Kemendagri/ Menpan termasuk IKK/ Indeks Kinerja Kunci saat itu Reformasi Birokrasi dan hal-hal Good Governance or Government (Menuju Tata Kelola Pemerintahan yg Baik).
DISKUSI DEMI DISKUSI HINGGA SUATU MALAM SAYA, DITRAKTIR BUNG SYARIF DI KEDAI KUPI SAAT MALAM ITU SAYA TERINGAT KEMBALI PERNAH MENGATAKAN KEPADA BUNG SYARIF BAHWA SUATU KETIKA KITA HARUS MENCIPTAKAN IDE2 KREATIF BERUPA APLIKASI2 YG BERMANFAAT UTK BAG. ORTALA PEMERINTAH RI dgn terlebih Dahulu Kita mempelajari Basic Programer dgn ikut Kursus2 berbayar hanya ada di Kota Banda Aceh & itu Hoki utk Bung Syarif yg tinggal di Bna Sementara sy ga ada dibuka Kursus2 Basic Program & Komputer di Kota Sabang DAN SEMOGA SAJA SYARIF BISA DULUAN CIPTAKAN ITU ujar sy saat ngopi di warkop mlm hari itu (Yang sekarang saya masih terngingat bin terngisng2 di benakku...... hehehehe & mngkin bung Syarif tdk lagi teringat Ucapkan daku tempo doeloe ngopi mlm di warkop Bna klo ga salah bung syarif traktir sy di Rek kuliner Peunayong Santai mlm suasana riang udara terbuka dgn lewat pengemis minta sedekah.....hehehehe) LALU 1-2 tahun Tidak Lama dari 2010 yaitu 2012 Bung Syarif sdh Action mnjadi Prof. Syarif, S.HI,M.H melaunching Aplikasi E- KINERJA ( dengan Bumbu2 : Anjab, ABK, LKH, Produk2 Hukum terkait, Lakil dan) di Bagian ORTALA Setdako B. Aceh dengan Lobi2nya hingga ke Kemendagri bahkan ke Menpan RI bahkan sdh menularkan Aplikasi Ciptaannya ke Pemerintahan Pusat, Lembaga Negara, Badan2 spt : BPKS Sabang dsb, Pemerintah Provinsi, Kab/Kota seIndonesia.

KENANGAN HIKMAH TSUNAMI 2004
TELAH TERTATA KEMBALI KELEMBAGAAN PEMERINTAH PROVINSI & KAB/KOTA TERDAMPAK TSUNAMI

Doeloe disaat Bag. ORTALA seAceh yg kena dampak Tsunami sekitar di tahun 2006 lalu hadir NGO2 salah satunya adalah Satuan Kerja/Satker Kelembagaan Organisasi BRR NAD- NIAS berkantor di Jeulingke dan Simpang Surabaya serta NGO UNI EROPA yaitu GTZ di Lamprit menata kembali Kelembagaan Pemerintahan Provinsi, Kab/Kota yang terdampak tsunami yang porak poranda. Kami diajarin bagaimana Cara Penataan Kembali Kelembagaan Pemerintahan dgn tahap awal pengumpulan Data Problem, FGD problem solving di Hotel2 ternama di Provinsi, simulasi dsb. Kami seAceh Sangat senang dgn mereka yg membantu memberikan Ilmu, Wawasan, pengetahuan, relasi dari para Pakar Indonesia terkait dan bahkan Honorarium yg Besar hingga ada Staf saya golongan 2 dpt hingga 15 juta sy katakan mrk sdh bisa beli Sepeda Motor Baru Supra ( hehehehe). Si gkat cerita dengan hadirnya BRR dan GTZ Uni Eropa dapat merubah kehidupan Tatanan Kelembagaan Pemerintahan di Aceh. Begitu jg banyak Satker/ BRR dan NGO2 Dunia Membantu Bidang Perumahan Permukiman, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan Hidup dan sehingga Kab/ Kota yang terkena Dampak Tsunami sdh lebih maju, teratur, tertata segala aspek kehidupannya, Terima Kasih (A.IQBAL,S.E. - JZ01MIK)