Hari itu suasana cerah, udara menyengat. Tiba-tiba seorang lelaki dengan nada kesal dan marah memasuki ruang kerja tim penilai e-kinerja. Lelaki paruh baya itu berasal dari Bappeda Kota Banda Aceh. dengan nada tinggi dia berucap “ mana tim penilai e-kinerja” lalu dengan sikap dinging sang profesor sapaan akrab Muhammad Syarif yang juga selaku nahkoda UPTB Penilaian Kinerja PNS, melayani pemuda tersebut. Dengan ucapan ada yang bisa dibantu..? lalu terjadilah komunikasi sebagai berikut:
Budi (nama
samaran PNS Bappeda): Begini pak saya protes karena Grade saya turun dari A
ke-B? Cetus dia dengan nada tinggi:
Syarif : pada
prinsipnya kami selaku penilai e-kinerja bekerja sesuai dengan prosedur yang
ada, dan tidak ada PNS yang dirugikan. Nanti coba saya lihat dulu bagaimana
persoalan yang sebenarnya.
Budi: Saya protes
pak, karena banyak pekerjaan saya yang dicoret oleh tim.
Syarif: Begini saja,
kalau bapak merasa dirugikan tolong bapak print out hasil koreksian tim
e-kinerja, lalu layangkan surat resmi ke sekda melalui atasan langsung. Dan protes
itu baru dapat bapak lakukan setelah penilaian berakhir dilakukan (11-12 setiap
bulan berjalan).
Budi: ok lah
kalau begitu...............nanti akan saya laporkan pada pimpinan saya...dan
mohon bapak bantu ya......................?
Inilah
sepenggal cuplikan cerita dalam menerima berbagai keluhan dari PNS terkait
penerapan e-kinerja di Kota Banda Aceh. UPTB Penilaian Kinerja PNS adalah
lembaga yang diberikewenangan untuk melakukan penilaian kinerja PNS berbasis
e-kinerja. Lembaga ini baru efektif bekerja sejak tanggal 22 Oktober 2013. Berbagai
riak kecil terjadi hampir saban hari. Namun dengan sikap dingin sang nahkoda
melayani setiap keluhan PNS.
Disamping itu
pula para punggawa UPTB diajak untuk santai dalam menghadapi berbagai keluhan
PNS. Inilah resiko dan tantangan bagi lembaga
yang diberikan kewenangan dalam melakukan penilaian kinerja PNS. Ibaratnya sebagai
"pengadil terakhir" sekaligus penjaga gawang agar uang negera tidak dibobol
secara sistematis. Tugas ini dirasakan berat, akan tetapi jika di pikul secara
bersama-sama maka tugas tersebut dirasakan ringan.
Budaya diskusi
terus dibangung sesama tim.(http://www.ajnn.net/2013/12/tim-e-kinerja-bedah-sasaran-kinerja-pegawai).
Setiap permintaan diskusi terkait e-kinerja dari SKPD akan dipenuhi jika tidak ada halangan
yang berarti. Bagi syarif, keberhasilan dalam bekerja sesungguhnya adalah bukan
karena hebat dan pintar seorang kepala, akan tetapi karena kesungguhan dan
kerja cerdas serta kekompakan sesama tim. Maka dari itu ia
berharap agar para punggawa UPTB ini semakin memantapkan keilmuannya dan terus
mengasah ketajaman intelektual serta senantiasa kompak dalam bekerja.(http://www.ajnn.net/2013/12/tim-e-kinerja-bekali-bappeda).
Beberapa daerah
tertarik untuk mengadopsinya sebut saja Provinsi Aceh dalam hal ini Inspektorat
Aceh, Kota Bandung, Bekasi, Surabaya, Bogor dan beberapa kota lainnya di
Indonesia. (http://www.ajnn.net/2013/11/kota-bandung-belajar-e-goverment-ke-banda-aceh/http://www.ajnn.net/2013/12/pelajari-tata-kelola-pemerintah-pemko-bekasi-study-banding-ke-banda-aceh/).
Untuk itulah
dalam rangka menjaga ritme dan kebuntuan sesama tim penilai e-kinerja. Dibutuhkan
suasana ceria dan bersahaja. Maka dari itulah para pahlawan e-kinerja di bawa
ke ujung pancu untuk menikmati panorama keindahan alam sembaring makan bareng
sesama pada saat jam istirahat kantor. Semoga keceriaan dan kekompakan itu akan senatiasa terwujud. Amin.
3 komentar:
mantap bangat.asyik sekali, sepertinya Team e-Kinerja selalu kompak dibawah kendali bung syarif.
semoga semakin kompak selalu...
Pemprov Aceh,kira2 Instansi mana saja yg akan mengadopsi e-kinerja?
Posting Komentar