25 Mar 2013

BURAQ SIMBOL APA?


Oleh: Abi Azkia Al-Meukek

Disadur dari Berbagai Sumber


Nama buraq itu berasal dari inspirasi seorang pelukis yang mengilustrasikan gambar buraq dengan menganalogikan seekor kuda yang bersayap dan padahal tidak ada satu pun yang membenarkan bahwa gambar buraq itu seperti kuda yg bersayap, ini merupkn sangat ironi dan memilukan kita orang Islam, apalagi Qanun tentang Lambang Aceh yang baru saja disahkan oleh DPRA yang nantinya sebagai simbol Aceh adalah buraq berkepala wanita telanjang dan singa.

Sungguh aneh bin ajaib, dari mana muncul isnpirasi para elite Aceh pasca MoU Helsinky memperjuangkan dan mengesahkan Lambang Daerah berlogi Singa dan Buraq Wanita Telanjang. Apa maksud filosofis dibalik itu. Kritikan demi kritikan dilontarkan oleh aktifis dan masyarakat Aceh yang tidak senang dengan simbol itu.  Ada tawaran sebaiknya lambang Aceh adalah Masjid, Kupiah Teuku Umar, Rencong dan Pedang, bahkan ada juga yang menawarkan Bungoeng Jumpa, ada pula yang menawarkan Lambang Pancacita yang selama ini dipakai sebagai atribut Aceh pada acara-acara seremoni Pemerintahan Provinsi Aceh layak dikukahkan menjadi Lambang Daerah.
Kiranya sebuah regulasi yang baik tentu harus melakukan proses hearing publik atau lebih dikenal Jaring Asmara. Lantas kenapa hal ini tidak  dilakukan atawa mereka berkesan suara lantang masyarakat diangap sebagai angin lalu. Sebagai anak negeri yang risau dan galau akan keberadaan Logo Singa dan Buraq, ada baiknya  dikaji lebih dalam oleh para Alim Ulama ulasan dibawah ini.  Maaf bukan bermaksud menggurui bapak-bapak dewan yang terhormat. Untuk memperkaya khazana intelektual kita mari sama-sama kita telaah dan kaji sejarah Buraq atau kuda bersayap  yang merupakan symbol non muslim yang sering juga disebut Pegasus.

Pegasus (Yunani: Πήγασος; Pégasos) adalah seekor kuda jantan bersayap yang merupakan putra Poseidon dan Medusa dalam mitologi Yunani, Poseidon memperkosa Medusa sehingga Athena mengubah Medusa menjadi monster. Pegasus banyak dijumpai di dalam karya-karya seni baik Yunani, Romawi maupun Mesopotamia. Pegasus merupakan makhluk yang wujudnya menggambarkan adanya hubungan antara dewa-dewa dan iblis atau monster di dalam dunia kuno dan dunia klasik
Pegasus membantu Bellerofon sang pahlawan dalam perlawanannya melawan Chimaera dan bangsa Amazon. Suatu ketika, Bellerofon mencoba menerbangkan pegasus ke Olympus sehingga para dewa menghukumnya dan menjatuhkan Bellerofon dari Pegasus. Sejak saat itu, Pegasus menjadi pembawa petir untuk Zeus. Kata "pegasus” kini digunakan untuk merujuk kepada segala macam kuda bersayap secara umum.

Penyair Hesiod menghubungkan nama Pegasus dengan kata untuk "mata air", pēgē: " pegai Okeanos, dimana Okeanos dilahirkan;" tetapi, asal usul nama pegasus kemungkinan berasal dari kata dari Bahasa Luvian: pihassas, bermakna "petir".

Dimanapun pegasus menghentakan kakinya ke bumi, munculah sumber mata air. Salah satunya adalah di Gunung Helikon, yang disebut Hippokrene ("mata air kuda"), dan Poseidon memerintahkan gunung tersebut agar tidak membengkak dengan nyanyian Muse; sementara mata air lainnya ada di Troezen. Hesiod menggambarkan bahwa Pegasus sedang minum dengan tenang di salah satu mata air ketika Bellerofon menangkapnya. Hesiod juga menyebutkan bahwa Pegasus membawakan petir Zeus.

Tidak ada komentar: