16 Feb 2013

Pembenahan Manajemen Lion Air

Oleh : Muhammad Syarif

Pengguna Jasa Pelayanan Transprotasi Udara mestinya mendapat perlindungan dan kenyamanan, kalimat itu rasa-rasanya hampir tidak ditemukan pada travel pengguna jasa penerbangan Lion Air. Tepatnya tanggal 14 Maret 2012, saya melakukan penerbangan menggunakan travel Lion Air Tujuan Banda Aceh-Bangka Belitung  (JT 397-737 dan JT 612-737)  dengan rute penerbangan Banda Aceh- Jakarta dan Jakarta-Pangkal Pinang, dalam rangka mengikuti Focus Group Discussion Implementasi Pembentukan Lembaga Lain di Daerah yang di laksanakan oleh Kementrian Pendaya Gunaan Aparatur dan Reformasi Biro Krasi bertempat di Hotel Santika Bangka Belitung. 
Pada saat Chek In di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, saya sempat mempertanyakan dengan petugas apakah Tas yang berisikan dokumen Penting dan keperluan saya selama di acara dimaksud dapat saya pastikan bisa saya peroleh sampai ditujuan?  Pertanyaan ini menjadi penting karena ada pelangalaman saat menggunakan jasa travel Lion Air Tujuan Banda Aceh-Yogyakarta Tahun 2011 dimana barang-barang kepereluan saya tidak bisa saya gunakan, alias tidak nyampek, baru nyampek saat saya tidak butuh lagi. Eh ternyata di Tahun 2012 saya mengalami nasib yang sama.
Saat pesawat tiba di bandara Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Pukul 14. 50 Kebutuhan saya (Tas, Baju, keperluan Mandi serta Dokumen Penting lainnya) ternyata tidak bisa saya peroleh. Saat itu saya langsung komplain kepada petugas. Alasan pihak manajemen Lion Air, karena Hujan maka sebagian barang di bagasi masih berada di Jakarta. Saat itu saya, merasa gelisah karena pada tanggal 15 Maret 2012 Pukul 08. 00 WIB kegiatan berlangsung,  sementara saya tidak punya persiapan (berupa Pakaian dan kebutuhan lainnya) padahal itu menjadi sangat penting bagi saya karena akan mengikuti tugas negara bersama Kementrian PAN dan RB.
Saya berusaha menstabilkan emosi, akhirnya karena tidak ada kepastian kapan barang bisa saya peroleh, maka saya putuskan untuk membeli keperluan sehari-hari (Baju, alat-alat mandi dsb) biar saya dapat mengikuti acara dengan sukses. Saya minta tolong kepada Petugas Hotel untuk bisa diantarakan saya menuju Swalayan/Mol yang dekat dengan penginapan, akhirnya pihak manajemen Hotel mengarahkan saya untuk berbelanja di Ramayana.
Saya mulai lega, karena keperluan saya selama acara dimaksud sudah sedikit teratasi walaupun saya harus mengeluarkan uang sebanyak Rp. 400.000 ribu plus biaya taksi Rp. 100.000 utk antar jemput dari Hotel ke Ramayana.
Semoga pengalaman pahit ini tidak terulang pada pengguna jasa travel Lion Air yang lain, saatnya manajemen Lion Air memberikan kenyamanan bagi pelanggan. Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak yang telah memuat kegalauan anak negeri pada pengguna Jasa Travel Lion Air.

Bangka Belitung, 15 Maret 2012



Tidak ada komentar: