Bulan Februari 2013 bulan yang aneh
bin ajaib, dimana Kota yang berjulukan serambi mekkah dihebohkan dengan
pemberitaan yang mengejutkan dimana pada saat mutasi besar-besaran dijajaran
Pemerintahan Aceh terjadi hal-hal yang aneh sebut saja orang yang
meninggal dunia ternyata ikut diundang
dalam prosesi pelantikan pejabat. Beberapa kalangan menilai ada pemerintahan
bayangan di tubuh kepemimpinan dotoe zaini, malah Ketua YARA secara gamblang
menuliskan surat kepada Pengelola Meseum
muri untuk memberikan sertifikat rekor muri bagi pemerintahan Aceh
karena ada yang aneh bin ajaib pada saat pelaksanaan Pelantikan pejabat di
Aceh.
Ada juga info yang berkembang bahwa ada
orang yang di SK-kan ternyata bisa digeser oleh orang lain dalam sekejab, bukan
hanya itu, cerita yang berkembang dan sudah heboh diberitakan dimedia massa bahwa
Badan Dayah salah satu pejabat Eselon III. diisi oleh orang yang tidak
bermoral. Lantas apa jadinya negeri ini. Masih layakkah kita percaya pada janji
manis dotoe zaini pada saat kampanye ?
Betapa rusaknya negeri ini, inikah
yang disinyalir oleh Rasullullah bahwa apa bila amanah dikelola oleh orang yang
bukan ahlinya maka tunggulah kehancuran. Tulisan ini tidak bermaksud untuk
menilai kinerja Gubernur Aceh apalagi mengevaluasinya, akan tetapi dalam rangka
introspeksi diri. Semoga kejadian yang serupa tidak terulang lagi. Ingat janji
yang ditabur akan diminta pertanggungjawaban di Yaumul Hisab.
Ketika kita berada diluar sistem,
maka terlalu mudah kita menyerang orang. (baca mengkritik orang yang memimpin)
akan tetapi pada saat kita dipercayakan terkadang kita malah lebih jelek dari
orang yang pernah memimpin. Selaku anak negeri terkadang merenungi, apakah
pemimpin kita benar-benar iklas membangun Aceh? Atawa hanya sekedar jargon
politik. Masyarakat Aceh berharap apa yang terjadi pada Bulan Februari 2013
cukup menjadi pelajaran berharga. Sudah saatnya Gubernur mengevaluasi secara
seksama apa yang terjadi ditubuh pemerintah Aceh.
Selaku hamba yang dhaif ini
menyarankan agar setiap prosesi mutasi pejabat ditubuh pemerintahan Aceh
haruslah berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabel dan profesional,
jika perlu mengumumkan di media massa, paling tidak Pejabat Eselon II dan III. Semoga saja
kedepan lebih baik. Umumkan secara transparan dimedia massa ini lah
kandidat yang akan menjadi pejabat Eselon II dan III dan berikan ruang masukan
bagi masyarakat Aceh untuk menilai jangan hanya mengandalkan pada orang-orang
bayangan.
Semoga Kecolongan dibulan Februari
2013 tidak akan terulang lagi, ingat kata bang haji Roma Irama, hanya orang
yang bodoh lah yang masuk kelobang dua kali, Wallahu a`lam bishawab.
* Ketua Remaja Masjid Raya
Baiturrahman Banda Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar