9 Feb 2013

Gubernur Aceh Kecolongan

Oleh : Muhammad Syarif, S.HI,M.H

Bulan Februari 2013 bulan yang aneh bin ajaib, dimana Kota yang berjulukan serambi mekkah dihebohkan dengan pemberitaan yang mengejutkan dimana pada saat mutasi besar-besaran dijajaran Pemerintahan Aceh terjadi hal-hal yang aneh sebut saja orang yang meninggal  dunia ternyata ikut diundang dalam prosesi pelantikan pejabat. Beberapa kalangan menilai ada pemerintahan bayangan di tubuh kepemimpinan dotoe zaini, malah Ketua YARA secara gamblang menuliskan surat kepada Pengelola Meseum  muri untuk memberikan sertifikat rekor muri bagi pemerintahan Aceh karena ada yang aneh bin ajaib pada saat pelaksanaan Pelantikan pejabat di Aceh.
Ada juga info yang berkembang bahwa ada orang yang di SK-kan ternyata bisa digeser oleh orang lain dalam sekejab, bukan hanya itu, cerita yang berkembang dan sudah heboh diberitakan dimedia massa bahwa Badan Dayah salah satu pejabat Eselon III. diisi oleh orang yang tidak bermoral. Lantas apa jadinya negeri ini. Masih layakkah kita percaya pada janji manis dotoe zaini pada saat kampanye ?
Betapa rusaknya negeri ini, inikah yang disinyalir oleh Rasullullah bahwa apa bila amanah dikelola oleh orang yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancuran. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menilai kinerja Gubernur Aceh apalagi mengevaluasinya, akan tetapi dalam rangka introspeksi diri. Semoga kejadian yang serupa tidak terulang lagi. Ingat janji yang ditabur akan diminta pertanggungjawaban di Yaumul Hisab.
Ketika kita berada diluar sistem, maka terlalu mudah kita menyerang orang. (baca mengkritik orang yang memimpin) akan tetapi pada saat kita dipercayakan terkadang kita malah lebih jelek dari orang yang pernah memimpin. Selaku anak negeri terkadang merenungi, apakah pemimpin kita benar-benar iklas membangun Aceh? Atawa hanya sekedar jargon politik. Masyarakat Aceh berharap apa yang terjadi pada Bulan Februari 2013 cukup menjadi pelajaran berharga. Sudah saatnya Gubernur mengevaluasi secara seksama apa yang terjadi ditubuh pemerintah Aceh.
Selaku hamba yang dhaif ini menyarankan agar setiap prosesi mutasi pejabat ditubuh pemerintahan Aceh haruslah berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabel dan profesional, jika perlu mengumumkan di media massa, paling tidak Pejabat Eselon II dan III.  Semoga saja  kedepan lebih baik. Umumkan secara transparan dimedia massa ini lah kandidat yang akan menjadi pejabat Eselon II dan III dan berikan ruang masukan bagi masyarakat Aceh untuk menilai jangan hanya mengandalkan pada orang-orang bayangan.
Semoga Kecolongan dibulan Februari 2013 tidak akan terulang lagi, ingat kata bang haji Roma Irama, hanya orang yang bodoh lah yang masuk kelobang dua kali, Wallahu a`lam bishawab.

* Ketua Remaja Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh

Tidak ada komentar: