27 Apr 2022

Mengatur, bukan melarang Pedagang

Oleh Bung Syarif*


Wahai Pedagang Kaki Lima yang mencari nafkah di Kuta Raja

Praja Wibawa tak melarang tuan dan puan menjual dagangan di Bulan Puasa

Praja Wibawa hanya memastikan tuan dan puan tidak mengambil badan jalan

Karna itu membuat warga Kuta Raja tidak nyaman

 

Wahai Pedagang Kaki Lima yang mencari nafkah di Kuta Raja

Jika jalan macet karna penuh sesak, tumpah ruah dagangan di Jalan

Pasti yang dicaci maki Praja Wibawa dan Dishub Kuta Raja

Diangap tidak bekerja oleh sebagian orang

Padahal sudah berkhitmad pagi, siang dan malam memastikan pengguna jalan nyaman dan ceria

 


Wahai Pedagang Kaki Lima yang mencari nafkah di Kuta Raja

Praja Wibawa paham, minus H-10 Lebaran Idul Fitri dan seterusnya

Jalan KH Ahmad Dahlan, Mohd Jam, Diponegoro dan bebarapa titik sentral macet total

Itu semua akibat berjubel PKL yang berhamburan

Marka Jalan di jadikan lapak dagangan

Wargapun memburu barang dagangan

 


Wahai Pedagang Kaki Lima yang mencari nafkah di Kuta Raja

Hasil Investigasi Praja Wibawa umumnya PKL adalah Pendagang musiman dari Luar Kuta Raja

Yang memamfaatkan momentum Idul Fitri sebagai peluang bisnis

 

Ya, antara tugas negara dan leksikon sosial, ekonomi berhimpitan

Praja Wibawa dan Dishub Kota jadi sasaran cercaan

Salah sedikit dalam mengambil tindakan jadi bulan-bulanan

Jika dibiarkan menjadi cacian dan makian pengguna jalan

Karnanya ikuti aturan yang ditetapkan

 

Wahai Pedagang Kaki Lima yang mencari nafkah di Kuta Raja

Praja Wibawa tak menghambat tuan dan puan tuk cari makan

Yang dilakukan hanyalah mengatur agar hak jalan diberikan

 

Krue semangat ku ucapkan pada Praja Wibawa dan Dishub Kota

Yang senantiasa mengatur lalu lintas jalan

Yang bekerja pagi, siang dan malam

Guna memastikan warga Kota tetap nyaman

Dalam menggunakan jalan

 

*Goresan Pena Praja Wibawa Kota Banda Aceh, Sekretaris Forum Muda Lemhannas Aceh

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar: