Kamis, 9 Januari 2020 (Malam
Jumat), Anak Muda Milenial flus Kolonial berhimpun di Bin Hamid Cafe @ Bistro
Lampineung Banda Aceh, diawali dengan shalat magrib berjamaah dan makan malam
bersama, kurang lebih 25 orang membicarakan eksistensi Romoh Umat Indonesia.
Diawali dengan pemaparan ide awal lahirnya Rumoh Umat Indonesia oleh Mustafa
Woyla, berawal dari keresahan banyaknya problem sosial yang perlu direspon
cepat. Niat tulus ini ternyata disahuti positif oleh ulama muda Aceh kharismati,
Lem Faisal ulama milenial nahdiyin. Modal awal berasal dari peralihan rencana
pembelian pesawat untuk UAS yang diinisiasi oleh Ust M. Fadil Rahmi. Lc mantan
Ketua IKAT Aceh.
Guna
memantapkan konsep kelembagaan RU-I, Fadil Rahmi berharap donasi awal ini harus
benar-benar dikelola dengan baik, profesional dan transparan. Lebih lanjut
Anggota DPD RI ini berharap RU-I harus dibangun dengan tiga pilar utama yaitu
penguatan aspek Sumber Daya Manusia, Administrasi yang baik serta Aspek
Legalitas. Disamping itu rangkul semua komponen dan berikan trust bagi
orang-orang yang telah memberikan donasinya. Jika perlu diberikan laporan
berkala secara transparan setiap program kemanusian yang telah dijalankan.
Hal
ini juga dipertegas kembali oleh Tgk.Musanif, SE selaku Dewan Pengawas RU-I. Belia
berpesan agar jajaran pengurus RU-I menjaga integritas lembaga, hindari
penggunan dana donasi yang tidak pantas, bagun relasi dengan para dermawan,
mampaatkan media sosial untuk menggalang dana dan pertanggungjawabkan keuangan
umat. Diakhir sesi Mustafa Woyla meminta jajaran pengurus memberikan masukan
demi kemajuan RU-I. Kesempatan ini dimamfaatkan oleh Bung Syarif Meukek. Ia
mengawali pembicaraan, pentingnya membangun pondasi dasar lembaga dengan
panduan AD/ART atau statuta yang jelas. Ini penting agar arah kebijakan
organisasi berjalan sesuai koridor. Kesantunan dalam berkomunikasi,
Transparansi dan Akuntabel dalam mengelola donasi umat untuk aksi kemanusia
cepat menjadi penting dalam aspek pendidikan, kesehatan dan kemanusiaan
termasuk didalamnya pemberdayaan ekonomi tentu dengan persetujuan dan mekanisme
pleno jajaran pengurus. Memberikan penghargaan kepada donatur walau dengan sms
atau selembar kertas, hilangkan priksi dalam RU-I serta adanya kewajiban setiap
jajaran pengurrus mempromosikan aktifitas RU-I di Medsos secara massif.
Sementara
Junaidi berharap agar RU-I harus mendengarkan masukan dari berbagai pihak dalam
menjalankan misi cepatnya. Kang Arif Ramdan memberikan pesan lugas RU-I harus
terbebas dari simbol partisan, fokus pada isu membantu umat. Kebijakan lembaga
harus berdasarkan musyawarah mufakat, munculkan tokoh moderat dalam menjalankan
misi kemanusian (misi umat). Bukan hanya fokus dalam membantu dayah akan tetapi
juga pada aksi pemberian beasiswa miskin.
Sementara Muhammad Balia, Sekjen RU-I
berharap agar setiap regulasi teknis dalam menjalankan misi RU-I harus
dipenuhi, termasuk mengantongi surat izin dari dinas sosial. Berbagai masukan ini tentunya akan dirumuskan
kembali dan ditindak lanjuti dengan cepat oleh jajaran pengurus dibawah komando
Tgk. Mustafa Woyla. Setidaknya langkah awal RU-I telah meringankan derita Daratul
Kayla, bocah perempuan Dusun Matang Bungong
Blang Balok, Peurelak Aceh Timur untuk dilakukan operasi mengeluarkan cairan
berbahaya di kepalanya. Aksi kemanusiaan yang dilakukan RU-I setidaknya telah
meringankan Darmawati Abdullah selaku orang tua Daratul Kayla. Insya Allah RU-I
malam senin akan menberikan bantuan kepada Dayah Darussalam Labuhan Haji atas
musibah kebakaran yang menghanguskan 53 bilik santri.
Oya bagi
masyarakat Indonesia yang mau berdonasi silahkan berdonasi ke Norek Giro BNI
Syariah A.n Lembaga Donasi Umat I: 1000005546. Contak Person Tgk Mustafa Husen
Woyla 0852-7714-9334 (ketua) dan Muhammad Balia : 0852-1322-3010 (Sekjen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar