6 Jan 2018

Aceh miliki Tradisi Maulid yang berbeza


Kanduri Maulod atau Kenduri Maulid pada masyarakat Aceh erat kaitannya dengan peringatan hari kelahiran Pang Ulee (penghulu alam) Nabi Muhammad SAW, utusan Allah SWT yang terakhir dan pembawa serta penyebar ajaran agama Islam. Karena itu kenduri ini sering juga disebut Kanduri Pang Ulee.

Kenduri Maulid oleh masyarakat Aceh dianggap sebagai suatu tradisi. Hal itu didasarkan pada pemahaman bahwa Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan. Masyarakat Aceh sebagai penganut agama Islam melaksanakan Kenduri Maulid setiap bulan Rabiul Awal, Rabiul Akhir dan Jumadil Awal. 

Kenduri Maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal disebut Maulod Awai (Maulid Awal) yang dimulai dari tanggal 12 Rabiul Awal sampai berakhir bulan Rabiul Awal. Sedangkan Kenduri Maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Akhir disebut Maulod Teungoh (Maulid Tengah) yang dimulai dari tanggal 1 bulan Rabiul Akhir sampai berakhirnya bulan Rabiul Akhir tersebut. Selanjutnya, Kenduri Maulid pada bulan Jumadil Awal disebut Maulod Akhee (Maulid Akhir) yang dilaksanakan sepanjang bulan Jumadil Awal.

Pelaksanaan Kenduri Maulid berdasarkan rentang tiga bulan di atas mempunyai tujuan supaya masyarakat Aceh dapat melaksanakan kenduri secara keseluruhan dan merata. Sehingga apabila pada bulan Rabiul Awal belum mampu melaksanakan kenduri, pada bulan Rabiul Akhir belum juga mampu, maka masih ada kesempatan pada bulan Jumadil Awal. Umumnya seluruh masyarakat Aceh mengadakan Kenduri Maulid, hanya waktu pelaksanaannya yang berbeda-beda, tergantung pada kemampuan menyelenggarakan dari masyarakat.

Menyambut tradisi Kanduri Maulod di Aceh diawali dengan shalawat, zikir dan syair-syair mengagungkan Allah SWT dan mendoakan keselamatan untuk Rasulullah SAW dan keluarganya, beserta sahabat serta untuk seluruh umat Islam. Shalawat, zikir dan syair ini dibawakan para remaja putra maupun putri. Suara-suara itulah yang dirangkum dalam bentuk “Barzanji” yang merupakan salah satu ciri khusus dalam tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di Aceh.

Acara Kenduri Maulid dilaksanakan di mushala atau masjid. Hidangan yang tersedia memang dibawa para jamaah dari rumah. Biasanya sebelum disantap bersama-sama akan dilaksanakan doa bersama. Setelah itu para jamaah akan makan bersama. Ada salah satu larangan atau pantangan saat Kenduri Maulid, yaitu makanan yang disediakan harus habis atau jika sisa harus dibawa pulang. Sebab sangat pantang menelantarkan kenduri karena ini adalah sedekah.

Hari Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan hari peringatan lahirnya Nabi Muhammad SAW. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara substansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.  Wallahu `alam binshawab. (Diolah dari berbagai sumber)


Tidak ada komentar: