27 Feb 2017

Pondok Pesantren Harus Serba Bisa


 

Pondok pesanten menjadi tujuan utama dalam penyusunan akademik dan regulasi pendidikan diniyah dan pondok pesantren, yang diselenggarakan di Bogor hotel new ayuda tanggal 8-10 September 2015 yang di hadiri Prof. Dr. Kamaruddin Amin Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI dan Dr. Mohsen Direktur DITPDPONTREN Kementerian Agama RI dan juga dihadiri tim perumus akademik serta perwakilan pondok pesantren.


Dalam kesempatan ini Prof. Dr. Kamaruddin Amin Dirjen Pendidikan Islam membuka acara dan memberikan sambutan, bahwasannya pondok pesantren itu harus bisa mengatasi tantangan kedepan, tujuan utama pondok pesantren itu Tafaquh Fiddin, pondok pesantren juga bisa menjadi media saling menghargai perubahan zaman dan pesantren itu tidak hanya lembaga pendidikan saja, akan tetapi akan menjadi pusat perubahan masyarakat serta pesantren bisa menjadi lembaga yang religious.
Pondok pesantren sekarang tidak hanya mempunyai kapasitas berbahasa asing saja, pondok pesantren sekarang harus menjadi daya gedor untuk mengoptimalkan ekonomi masyarakat. “santri lulusan Pondok Pesantren sekarang harus bisa berbahasa arab dan bahasa inggris sebagai bekal di masyarakat nantinya”, tegas Kamarruddin.

Lanjutnya, Ma’had Ali yang sudah berjalan itu seharusnya lebih fokus dalam kajian ilmu tradisional semisal fiqih, ushul fiqih, tasawuf dll. Nilai semangat di pesantren sudah mulai mengalami pergeseran zaman dan sudah melemah dalam mendalami ilmu agama, pesantren harus serba bisa menjawab tantangan perubahan zaman ini.
Selain santri mahir berbahasa asing pondok Pesantren harus tetap menjaga tradisi-tradisi kajian ilmu-ilmu tradisinal, untuk lebih efektif ustadznya harus kita datangkan dari al-Azhar langsung guna mendapatkan rujukan langsung ilmu-ilmu dari pusat peradaban islam.

Pemerintah harus hadir dalam mensinergikan kuwalitas pondok pesantren yang lebih maju, seperti halnya pondok pesantren maritim yang sudah di gagas oleh Direktorat pendidikan diniyah dan pondok pesantren yang bertujuan menunjang ekonomi masyarakat bawah, tutur Kamarruddin. “Disisi lain pondok pesantren dalam pemberdayaan masyarakat harus menonjol dalam dunia IT, ini semua mempermudah mengakses informasi yang baru”, tegasnya

Tidak ada komentar: