Oleh : Muhammad Syarif
Banyak
cara mengharumkan Bangsa dan Negara kita, ada yang lewat panggung, musik, olah
raga, ilmuan dan sebagainya. Mengharumkan Bangsa dan Negara tidak musti dengan
biaya mahal. Mungkin masing segar ingatan kita sosok pembalab Formula satu Rio
Haryanto, yang mengharumkan nama Bangsa Indonesia dengan biaya Milyaran rupiah.
Berbagai dukungan finansial dan moril diberikan kepada Rio Haryanto, bahkan
Kementrian Pemuda dan Olahraga ikut andil menginisiasi pemotongan gaji karyawan
secara suka rela.
Pertanyaan
sederhana, kenapa para penyelenggara negara begitu pro aktif dengan Rio
Haryanto?, ini bukan soal sentimen antara olahraga dengan keagamaan, akan
tetapi ini sebuah realitas. Ada kecendrungan standar ganda yang dimainkan oleh
pejabat negara di republik ini.
Jika
bersentuhan dengan ajang olah raga, berapapun biayanya negara berusaha
semaksimal mungkin, akan tetapi kalau soal keagamaan negara cenderung membisu.
Bahkan mediapun kurang sensitif untuk mempublikasikannya.
Musa Laode Abu Hanafi yang
lebih dikenal dengan Hafizh cilik lahir di Bangka umur 7 Tahu 10 bulan. Selain menghafal Alquran ia
juga menghafalkan matan-matan hadis penting, seperti Arbain Nawawi dan lainnya.Namanya
terkenal ke khalayak ramai baik di dalam negeri maupun di Malaysia dan
Singapura setelah mengikuti dan meraih juara pertama pada program Hafiz
Indonesia 2014 di RCTI.
Musa
menjadi pusat perhatian disaat berusia sangat muda yakni 5,5 tahun namun telah
mampu menghafalkan 29 Juz dari total 30 Juz Alquran.
Selaku anak negeri, saya bangga pada adek kita Musa. Bocah yang masih berumur 7 Tahun itu telah menghafal alquran 30 Juz.
Prestasi
yang luar biasa, tentunya tidak terlepas dari peran ayah dan bundanya. Saat
saya menulis tulisan ini, merinding. Bagaimana tidak ini menurutku sesuatu yang
“maha dahsyat”, inilah sesungguhnya prestasi yang patut diacungkan jempol.
Negara
harusnya hadir disaat yang tepat. Wahai ananda musa, engkau adalah sosok insan
yang luar biasa, prestasi gemilang diusia muda telah menjadi peringkat ketiga dalam musabaqah
Tilawatil Quran Internasional ke 23 di Mesir adalah sesuatu yang mengembirakan,
bukan hanya bagi Ayah dan Bunda mu, akan tetapi seluruh jagad raya akan
memberikan apresiasi untukmu. Musabaqah Hifzil Qur`an yang diikuti oleh 60 negara diantaranya; Mesir, Sudan, Arab Saudi, Kuwait, Maroko, Chad, Aljazair, Mauritania, Yaman, Bahraian, Brunai Darussalam, Australia, Indonesia dan beberapa negara lainnya didunia, sungguh prestasi yang luar biasa. Kami bangga padamu.
Jangan
berkecil hati, walau engkau tidak mendapat perlakuan istimewa oleh negara, tapi
engkau telah mengharumkan bangsa dan negara ini. Yakinlah Allah akanmemuliakanmu. Saya yakin, kelak engkau akan menjadi permata dinegeri ini. Hanya
waktu yang menentukannya. Salam rindukami pada keluargamu, semoga anak-anak kami akan mengikuti jejakmu, amiin ya rabbal `alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar