Penerapan e-Goverment dilingkungan Pemerintah KotaBanda Aceh akhirnya menuai
hasil gemilang. Berbagai Inovasi yang dirancang oleh anak negeri dalam bidang
pelayanan publik dilingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh mendapat lirikan dari
berbagai kalangan baik Instansi Pemerintah, Kementrian antar lembaga bahkan
Akademisi.
Dasar ini pula, Kamis, 3 Desember
2015 sebanyak 15 Pejabat Badan Keuangan dan Pengelolaan Aset Daerah Kabupaten
Muara Enim belajar e-Goverment pada
Pemerintah Kota Banda Aceh terutama dalam aspek pengelolaan keuangan Daerah,
Aset Daerah, Sistem Akuntasi Berbasis Akrual serta e-Kinerja PNS yang telah
menggunakan Teknologi Informatika sebagai alat kendali. Kepala BPKAD Muara Enim Bapak Drs.Armelli Mendri, Ak.,CA mengatakan kemajuan Kota Banda Aceh pasca Tsunami sungguh luar biasa. Berbagai prestasi dicapai. Kami selalu memantau perkembangan kinerja Pemko Banda Aceh dimedia online yang setiap tahunnya meraih prestasi di level nasional.
Ke-15 Rombongan diterima langsung
oleh Bapak M,Nurdi, S.Sos Asisten Administrasi Umum. Dalam sambutannya Nurdin
memberikan apresiasi atas kenjungan kerja pejabat Pemkab Muara Enim.
Dalam kunjungan turut hadir Kadis
DPKAD Kota Banda Aceh, Drs. Purnama Karya serta Pejabat Eselon III dilingkungan
DPKAD Kota Banda Aceh dan Kepala UPTB Penilaian Kinerja PNS Kota Banda Aceh,
Muhammad Syarif, S.HI.M.H serta Maulidar, M.EP Kabag Administrasi Pembangunan
Setda Kota Banda Aceh.
Diakhir pertemuan masing-masing
pejabat menggali secara teknis Kemajuan Kota Banda Aceh. Sementar Muhammad
Syarif menjelaskan dasar pijakan penerapan e-Kinerja PNS diawali dengan
pemenuhan 2 Dokumen mutlak yaitu Dokumen Analisis Jabatan dan Analisis Beban
Kerja. Dokumen inilah yang kemudian diterjemahkan menjadi Aplikasi e-Kinerja
PNS. Maka dari itu jika ingin menerapkan e-Kinerja PNS, maka Pemkab Muara Enim
harus merampungkan kedua dokumen dimaksud.
Disamping itupula syarif
menjelaskan perlu digali lebih dalam culture
organisasi, prosedur kerja serta regulasi pendukung sesuai dengan karakteristik
masing-masing daerah. Dibalik semua itu yang terpenting adalah political will Kepala Daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar