April 2014 adalah tahun
politik nasional. Berbagai lakon politik telah dimainkan oleh politisi. Taburan
janji politik pun telah dimainkan oleh calon legislatif, baik caleg pusat,
propinsi maupun Kabupaten/Kota. Jurus politik telah dipraktekkan oleh
masing-masing konstestan baik jurus kungfu, jurus mabuk maupun jurus pesona
senyum manis.
Aceh selalu menarik untuk
dikaji dan didiskusikan. 3 Partai Politik Lokal bertarung dalam pemilu
legislatif 2014. Partai dimaksud adalah Partai Aceh, Partai Nasional Aceh,
Partai Daulat Aceh flus 12 Partai Politik Nasional.
Berbagai tragedi politik
muncul di Tanah Rencong mulai dari perobekan atribut partai politik,
intimidasi, perkelahian sesama caleg dan pengurus, pembunuhan berita terakhir di bulan maret 2014 salah seorang caleg Partai Nasdem dimasukkan dalam goni. Ada yang bilang penerapan
syariat Islam yang dibalut dengan aspek “yuridis-formal” belum mampu merubah
tatanan kehidupan masyarakat Aceh menuju restorasi.
Hampir saban hari bumi Aceh
disuguhi berita pilu bahkan cendrung memanas berkaitan perpolitkan Aceh, jurus
politik mabuk telah dilakoni oleh “oknum caleg” di Aceh, baik partai lokal
maupun partai nasional. Politik jurus mabuk merupakan suatu sikap dan aktifitas
politik yang tidak terpuji, cendrung anarkis, tidak mendidik, penuh rekayasa, sarat penipuan, obral janji cet langet terkadang berujung pada pertumpahan darah hingga penghilangan nyawa.
Wajar jika ada yang
bilang para caleg di Aceh harus kuat jantung kalau tidak maka caleg akan mudah
disetrom “arus politik bertegangan tinggi”. Ada juga yang bilang Tahun
2014 tahun panas, ganas, sensitif terkadang menjadi lawak politik hingga kutukan politik. Saya kira semua orang punya tafsiran
yang berbeda dengan fakta empiris seputar pesta demokrasi 2014, khususnya di bumi serambi mekkah. Antara percaya
dan tidak, rasa keadilan dan kedamaian sepertinya belum dirasakan oleh rakyat
Aceh dibawah kepemimpinan Zaini Abdullah dan Muzakir manaf. Rakyat Aceh masih
was-was. Akankah tragedi berdarah terulang kembali..pasca 9 April 2014?, tentu rakyat Aceh berharap Aceh tetap aman dibawah kendali "ZIKIR" (Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf).
Semua caleg di Aceh cakap damai
harga mati, M o U Hensinky wajib di jaga dan dilanjutkan. Sementara poh seu meupok, intimidasi sesama caleg
terus berlanjut. Deklarasi Politik Damai tidak berefek positif. Maka dari itu
sudah saatnya para petinggi Partai Politik di Aceh baik Nasional maupun Lokal
berupaya semaksimal mungkin agar kader dan pengurusnya dibahani dengan pendidikan
politik santun, bukan pendidikan politik jurus mabuk. Setiap tutur kata
politisi harus sopan, tidak boleh saling menghujat, serang menyerah atau
mengeluarkan kata yang tidak seronok sesama lawan politik. Jangan gara-gara beda partai politik terjadi pertumpahan darah.
Semua caleg harus menjadi suri tauladan bagi konstituennya. Saatnya peutuah endatu di lanjutkan. “damai harga mati, politik santun menjadi utama so syariat Islam harus tegak dibumi Serambi Mekkah”. Stop segala bentuk kekerasan menjelang Pemilu Legislatif 2014. Semoga Aceh dibawah nahkoda "ZIKIR" benar-benar terwujud kedamaian dan keadilan yang hakiki. Wallahu `alam binshawab.
Semua caleg harus menjadi suri tauladan bagi konstituennya. Saatnya peutuah endatu di lanjutkan. “damai harga mati, politik santun menjadi utama so syariat Islam harus tegak dibumi Serambi Mekkah”. Stop segala bentuk kekerasan menjelang Pemilu Legislatif 2014. Semoga Aceh dibawah nahkoda "ZIKIR" benar-benar terwujud kedamaian dan keadilan yang hakiki. Wallahu `alam binshawab.
* Sekum FASMI UIN
Ar-Raniry 2014-2018 dan Mantan Aktifis`98
Tidak ada komentar:
Posting Komentar