Bersyukurlah
apabila kamu tidak tahu sesuatu
Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar
Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar
Bersyukurlah
untuk masa-masa sulit
Di masa itulah kamu tumbuh
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu
Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang
Di masa itulah kamu tumbuh
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu
Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang
Bersyukurlah
untuk setiap tantangan baru
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.
Bersyukur
akan masa surut
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu
semua itu akan menjadi berkah bagimu
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu
semua itu akan menjadi berkah bagimu
Ungkapan syair diatas merupakan wujud syukur. Syukur
merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa
diliputi rasa damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur
akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia. Ada dua hal yang sering membuat kita tak
bersyukur. Pertama : Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan,
bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah,
kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi anda masih merasa
kurang. Pikiran anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu
terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang
mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya
kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita
hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta
yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA" dalam arti yang
sesungguhnya.
Mari kita luruskan
pengertian kita mengenai orang ''kaya''. Orang yang ''kaya'' bukanlah orang
yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka
miliki. Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu
menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan
ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di
sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan
nikmatnya hidup.
Pusatkanlah perhatian Anda
pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar anda. Mereka
akan menjadi lebih menyenangkan. Seorang pengarang pernah mengatakan,
''Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang
Anda nikahi.'' Ini perwujudan rasa syukur. Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh
karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore
ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga
si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.
Hal kedua yang sering membuat
kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan
orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi,
selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya
diri, dan lebih kaya dari kita. Saya ingat, pertama kali bekerja saya
senantiasa membandingkan penghasilan saya dengan rekan-rekan semasa kuliah.
Perasaan ini membuat saya resah dan gelisah. Sebagai mantan aktifis`98 saya merasa gelisah setiap mengetahui ada kawan satu
angkatan yang memperoleh penghasilan di atas saya..ternyata uang yang banyak tidak
berarti kita hidup tenang dan bahagia. Bahkan dapat membawa kita kelembah
kemaksiatan, dari sinilah akhirnya saya sadar bahwa mengejar “bongkohan materi” tak akan pernah ada habisnya. Saya berubah
dan mulai mensyukuri apa yang saya dapatkan. Kini saya sangat menikmati
pekerjaan saya
sebagai abdi negara.
Rumput tetangga memang
sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Ada cerita
menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk
termenung sambil menggumam, ''Lulu, Lulu.'' Seorang pengunjung yang keheranan
menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, ''Orang ini
jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu.'' Si pengunjung manggut-manggut,
tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus
memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, ''Lulu, Lulu''. ''Orang ini juga
punya masalah dengan Lulu? '' tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab,
''Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.''
Hidup akan lebih bahagia
kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan
kualitas hati yang tertinggi. Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita
mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun
tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, ''Saya mempunyai
dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup ditanah
seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa
dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan
berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga.''
*Penulis
adalah Divisi Hukum dan Pemerintahan Aceh Reserch Institute (ARI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar