Sebuah pandangan tentang pariwisata di negara-negara Muslim dan bagaimana kita mensiasati peluang serta menghadapi tantangan ini?
Oleh: Muhammad Syarif & Hasnanda Putra
Seseorang dengan tujuan yang jelas, akan mampu membuat perubahan walaupun ia berada di jalan yang sulit, tapi seseorang tanpa tujuan yang jelas tidak akan mampu membuat perubahan walaupun ia berada di jalan yang mulus. (Thomas Charlyl)
DENGAN tujuan yang jelas pula, maka visi kota Banda Aceh menuju Bandar Wisata Islami Indonesia dicanangankan Walikota Mawardy Nurdin dan Wakil Walikota Banda Aceh Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal.
Disebuah website melayuonline Walikota menyebut bandar wisata islami yang ditawarkan tersebut berupa sikap dan perilaku sesuai dengan syariat islam, selain adat istiadat dan budaya serta keramahtamahan warga ketika menerima tamu, baik wisatawan dalam maupun luar negeri. Visi kota ini sebagai grand strategi dalam membangun kota.
Oleh: Muhammad Syarif & Hasnanda Putra
Seseorang dengan tujuan yang jelas, akan mampu membuat perubahan walaupun ia berada di jalan yang sulit, tapi seseorang tanpa tujuan yang jelas tidak akan mampu membuat perubahan walaupun ia berada di jalan yang mulus. (Thomas Charlyl)
DENGAN tujuan yang jelas pula, maka visi kota Banda Aceh menuju Bandar Wisata Islami Indonesia dicanangankan Walikota Mawardy Nurdin dan Wakil Walikota Banda Aceh Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal.
Disebuah website melayuonline Walikota menyebut bandar wisata islami yang ditawarkan tersebut berupa sikap dan perilaku sesuai dengan syariat islam, selain adat istiadat dan budaya serta keramahtamahan warga ketika menerima tamu, baik wisatawan dalam maupun luar negeri. Visi kota ini sebagai grand strategi dalam membangun kota.
Pelaksanaan kesiapsiagaan bencana dalam momentum tsunami drill beberapa waktu yang lalu juga merupakan bagian dari ikhtiar pemerintahan kota untuk mempromosikan visi bandar wisata islami indonesia. Apa yang dicanangkan pemerintah kota Banda Aceh tidak berbeda dengan apa yang dikejar banyak kota di jagat dunia yaitu dunia pariwisata. Saat ini, dunia pariwisata berlomba-lomba menjadi duta bagi negaranya dalam menarik turis.
Bagaimana pariwisata menjadi andalan dinegara-negara muslim, adakah yang islami dari pariwisata yang mereka jual?
Berikut beberapa keadaan negara Muslim yang menjadikan pariwisata sebagai bagian utama dalam menggerakan perekonomian dan pembangunan dinegaranya.
MALAYSIA
Home Stay dan Wisata Halal di Malaysia
Sumber : Media Indonesia 03/8/2008 Darul Makmur Padang Ekspres, Senin, 02 Juni 2008 dan beberapa sumber lainnya.
Di Malaysia konsep pariwisata tinggal bersama atau ‘homestay’ semakin populer bukan saja di kalangan rakyat setempat tetapi juga wisatawan mancanegara sehingga mampu mendorong jumlah wisatawan yang datang ke negara tersebut.
Dalam konsep hamestay para wisatawan baik domestik maupun mancanegara akan dipersembahkan dengan suasana kehidupan kampung yang damai yang jarang diperoleh oleh masyarakat yang sudah terbiasa hidup di kota atau negara-negara yang sudah maju.
Misalnya Homestay FBest di Felda Serting Hilir Jempol Negeri Sembilan merupakan salah satu daripada lima pusat pariwisata desa yang diwujudkan di negeri tersebut dengan menampilkan konsep pariwisata agrowisata.
Melalui konsep itu, setiap wisatawan yang menginap di situ bukan saja dapat menikmati keindahan alam yang natural tetapi juga dapat menimba pengalaman kehidupan sehari-hari masyarakat
Konsep homestay berarti hidup bersama keluarga angkat di kawasan kampung dengan mengikuti irama hidup mereka sehari-hari seperti mandi di sungai, pergi ke sawah, mengembala sapi, itik, kerbau dan sebagainya serta tidur lebih cepat (jam 10 malam). Hakekatnya, konsep homestay satu cara hidup yang mungkin berlawanan sebagaimana yang terjadi di kota. Dengan itu, karena keunikannya ia mampu menjadi daya tarik yang baru bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Malaysia.
Lebih unik lagi, program homestay ini dilaksanakan di kampung yang mempunyai persisiran pantai yang panjang. Kebanyakan homestay lain diadakan di kawasan kampung atau desa yang betul-betul terpencil. Secara tidak langsung, pengalaman menikmati gaya hidup desa di sini tidak membosankan.
Untuk mengembangkan wisata yang berkonsepkan homestay kiranya perlu kerjasama kedua belah pihak, terutama masyarakat sebagai penggerak utama. Apa yang dicapai Malaysia bukan kita tidak bisa, kita juga bisa berbuat yang sama dan mungkin lebih baik.
Wisata halal malaysia
Industri pariwisata tampaknya memang harus mampu mengakomodasi kebutuhan yang beragam. Salah satunya kebutuhan konservatif yang muncul di kalangan keluarga muslim di daerah teluk. Tren wisata itu disebut wisata halal. Menurut Kuna.co.kw, tren wisata halal itu pertama kali muncul di Malaysia. Negeri jiran itu melabelkan diri sebagai destinasi paling pas untuk kalangan keluarga muslim asal negara-negara di kawasan teluk. Dengan hiburan dan lokasi-lokasi berpemandangan indah, Malaysia menawarkan wisata halal bagi keluarga muslim tanpa khawatir melanggar kaidah Islam.
WISATA ISLAMI TURKI
Turki akan segera menyusul Malaysia sebagai destinasi wisata halal. Misalnya dengan membuka hotel yang tidak menyediakan minuman beralkohol kepada pengunjung, dan menyediakan fasilitas kolam renang serta spa yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Waktu sembahyang juga selalu dikumandangkan untuk mengingatkan turis melakukan ibadah, sekaligus melengkapi program wisata dengan acara-acara hiburan yang bersifat keagamaan.
(Banda Aceh sudah harus berbuat dengan pengalaman ini).
Konsep hotel Islam mulai bergema
Beberapa negara lain dipastikan akan mencoba hal yang serupa, yakni memancing wisatawan muslim dari negara-negara Islam kaya. Selain menimbun pemasukan, wisata halal itu bisa menunjukkan makna yang lebih dalam. Yaitu menyebar konsep saling menghormati antarpenganut agama yang berbeda.
Jaringan hotel internasional juga mulai menyajikan hidangan halal dengan teknik pemotongan daging yang sesuai dengan kaidah Islam dan bebas daging babi yang diharamkan agama. Industri wisata halal itu juga akan lebih banyak menyerap sumber daya manusia muslim agar proses-proses yang dilakukan sesuai dengan kaidah agama. Konsep hotel Islam juga mulai dicanangkan di beberapa negara. Termasuk Arab Saudi yang kemudian melebar ke Mesir dan Malaysia, sampai Eropa, Amerika, bahkan China.
MAROKO
Sumber : Majalah Akses Deplu dan beberapa sumber lainnya.
BENTANGAN lautan Atlantik yang biru cerah terlihat indah dari pantai Casablanca. Ditengah angin pantai yang menderu, serombongan wisa-tawan asing tampak berjalan perlahan menyusuri pantai kota dagang terbesar di Maroko itu. Casablanca adalah salah satu daya tarik wisata di wilayah Afrika Utara. Bila memasuki pusat kota, beragam gedung putih ala Hispano-Mauresque dan Art Deco di zaman Perancis, mesjid dengan minaret tertinggi di dunia, dan menara jam di Old Medina berpadu dengan manis. Terletak di barat Maroko, Casablanca mempunyai populasi sekitar 4 juta jiwa. Maroko adalah salah satu negara muslim di deretan kawasan Afrika Utara atau juga dikenal dengan Maghribi.
ALJAZAIR
Sumber : aQ’s Weblog dan beberapa sumber lainnya.
Aljazair, sering dikaitkan dengan tindak kekerasan dan aksi teror. Citra ini hendak diubah, dengan membuka negaranya bagi para pelancong.Dengan dana petro dollar, Aljazair membangun sarana wisata secara besar-besaran.
Aljazair,negara yang terletak di bagian utara Afrika ini, diwaktu belakangan sering mendapat sorotan dunia, dengan terjadinya berbagai rangkaian aksi tindak kekerasan dan teror. Untuk mengubah citra negaranya, berbagai langkah dilakukan. Antara lain dengan membuka negaranya, bagi kegiatan wisata. Langkah kearah itu disiapkan.
Dengan menggalakkan kegiatan wisata, Aljazair hendak memoles citranya, dengan menjadikan negaranya sebagai tempat tujuan wisatawan:
Pemerintah Aljazair mencanangkan untuk ikut ambil bagian menikmati pertumbuhan usaha pariwisata didunia yang tahun lalu mencapai angka enam persen. Aljazair memiliki kawasan yang dapat ditawarkan kepada para wisatawan. Antara lain, kawasan gurun Sahara, yang menarik bagi pelancong yang senang bertualang. Seperlima kawasan gurun Sahara dimiliki Aljazair. Selain itu, Aljazair memiliki puing reruntuhan kerajaan Romawi. serta kawasan alam yang belum terjamah. Meskipun Aljazair memiliki kawasan pantai sepanjang 1200 km, negara ini hanya mampu menggaet satu persen dari jumlah wisatawan yang melancong kekawasan Laut Tengah. Menteri Pariwisita Aljazair Cherif Rahman menyampaikan target yang hendak dicapainya. Yakni pada tahun 2025 mendatang, Aljazair dapat menggaet 11 juta wisatawan dalam setahun.
Sebuah pernyataan penting yang digariskan Menteri Pariwisata Aljazair Cherif Rahmani dalam pembangunan pariwisata dinegaranya:
“Dimana- mana kami menyediakan 80 persen lahan hijau. Disebuah kawasan kota harus menunjukkan ciri modern. Apakah Anda suka atau tidak?. Semua kota besar didunia membangun gedung tinggi.Lihatlah proyek di Paris, New York, atau London. Orang tak dapat mengkritik kami, karena membangun gedung tinggi. Tapi saya tekankan, bangunan tinggi ini, harus dibatasi dengan persyaratan mutu dan tempat dimana akan dibangun”
DALAM NEGERI
Potensi Wisata Ziarah Islam di DKI Jakarta
Sumber : www.csrc.or.id dan beberapa sumber lainnya.
Propinsi DKI Jakarta kaya dengan tempat-tempat yang bernuansa historis dan religious. Apalagi Sejak zaman VOC, zaman Hindia Belanda, pendudukan Jepang, Orde Lama, Orde Baru, dan sampai sekarang Jakarta dijadikan ibukota pemerintahan, atau disebut ibukota negara. Begitu pula, daerah ini menyimpan memori historis dan religius yang cukup penting bagi sekitar 90% penduduk Jakarta yang Muslim. Oleh karenanya tidak heran jika sekarang ini banyak ditemui tempat-tempat (sites) bangunan (buildings) tempat ibadah (mosques/churchs/klenteng) yang sudah tua dan bernilai historis tinggi. Karena mayoritas penduduk Jakarta adalah Muslim, maka tidak mengherankan jika banyak mesjid yang dianggap sebagai bangunan bersejarah.
Di sisi lain, ada tradisi sebagian besar masyarakat untuk mengunjungi makam keluarga atau tokoh yang dianggap berperan penting dalam sejarah hidupnya dan sejarah masyarakatnya.
Ziarah di sini dimaksudkan bukan dalam arti sempit hanya mengunjungi makam. Akan tetapi mengunjungi Masjid yang bersejarah, dan terkenal memiliki arsitektur bagus atau memiliki kegiatan yang unik, serta mengunjungi lembaga/institusi Islam, seperti pondok pesantren. Ziarah seperti ini sudah sering dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia.
gerang, dan Bekasi) yang di dalamya terdapat makam tokoh penyebar Islam di Jakarta.
Membandingkan tempat-tempat di luar negeri, tentu banyak hal yang perlu kita pelajari. Namun sebenarnya ada beberapa tempat di Jakarta yang sudah sering dikunjungi karena faktor yang lebih rasional seperti di luar negeri. Seperti Masjid Istiqlal, Masjid Al-Azhar, dan beberapa pesantren modern
Contoh mudahnya adalah Festifal Istiqlal yang diselenggarakan di Istiqlal. Dari dua kali penyelenggaraan, festifal ini menjadi festifal budaya umat Islam yang terbesar di Indonesia karena “kharisma” mesjid Istiqlal. Begitu pula dengan pesantren-pesantren modern yang ada di Jakarta.
Tamu-tamu yang datang bukan hanya sekup luar propinsi atau pulau tapi juga dari luar negeri. Misalnya Pondok Pesantren Darunnajah, hampir setiap menerima tamu dari Kairo dan Arab Saudi.
Sayang sekali jika tempat-tempat wisata religius yang ada di dalam Kota Banda Aceh sendiri terlupakan. Padahal tempat-tempat itu begitu kaya akan potensi, seperti potensi sejarah Islam Aceh khusus nya dalam hubungan dengan Kerajaan Aceh, potensi kekayaan arsitektur lama, potensi keunikan budaya-budaya lokal yang harus lebih digali untuk pelestariannya. Begitu pula dari fenomena ziarah dapat digali potensi ekonomi lokal yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat sekitar pula.
Dusun Mlanggi, Wisata Religius Islami
Nama Mlangi tidak terlepa dari sosok Kiyai Nur Imam yang merupakan kerabat akrab Hamangkubuwono I. Ketika kita berkeliling ke desa Mlangi, maka akan banyak kita jumpai setidaknya 10 pesantren. Masyarakatnya larut dalam kesyahduan nuansa islami. Keakraban penduduk menambah kesyahduan dan nuansa ukhwah yang kental akan nilai-nilai keislaman. Masyarakat Mlangi cukup kreatif hal ini terbukti dengan banyaknya home industri seperti kerajianan batik, peci, jilbab bahkan net bulu tangkis pun di desa ini pusatnya. Masyarakatnya senantiasa menjalankan ajaran islam dengan kesungguhan hati, tradisi tradarus, pasantern kilat dibulan Ramadhan menambah bobot cultural keislaman disana.
Paling tidak, tulisan awal ini diharapkan dapat membuka wacana tentang kemungkinan dikembangkannya tempat-tempat wisata ziarah Islam secara profesional di Kota Banda Aceh.
AKHIR KATA
Dunia wisata mancanegara terus berkembang, dan pariwisata menjadi sektor yang menggiurkan dan terlalu sayang untuk dilepaskan. Setiap negara dan kota seakan bersaing ketat menunjukkan karakter dan daya tariknya. Tak terkecuali negara-negara Muslim. Masing-masing berupaya untuk menunjukkan kecantikannya dan keunikannya untuk menarik turis berkunjung.
Dan Banda Aceh sabagai salah satu Kota tua yang memiliki kekhasan tersendiri juga ingin mewujudkan itu, sebuak kota yang layak disebut bandar wisata Islami tentu butuh perjuangan, doa dan modal. Tapi semua itu tidak dapat kita wujudkan bila partisipasi masyarakat secara aktif dan berkelanjutan. Sebuah kota juga harus bebas dari DBD, sebuah kota juga harus tampil asri tidak gersang, tampil bersih tidak kumuh dan kotor, tapi yakin tidak amburadul dan tampil mengesankan kota ramah memiliki kesan untuk dikunjugi. Dapatkah kita mewujudkannya? TENTU saja bisa dan bisa!
Seperti terangkum dalam Dalam sebuah diskusi yang baru-baru ini dilaksanakan oleh DPD KNPI Kota Banda Aceh bekerjasama dengan Achehnese Society Task Force (ACSTF) 23/09/200, sejumlah kalangan menyarankan Pemerintah Kota untuk mensinergiskan visi misi kota dengan setiap program yang diajukan SKPD, karena bila tidak, visi kota hanya slogan saja.
Visi bandar wisata islami indonesia telah termaktub dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Banda Aceh dan menjadi pijakan setiap arah pembangunan di Kota Banda Aceh. Idealnya buku tebal yang mengupas visi misi kota tersebut menjadi dasar bagi seluruh SKPD dalam menyusun program kerja, apalagi momentum pemberlakuan Qanun SOTK (susunan organisasi tata kerja) Kota Banda Aceh yang baru dapat menjadi awal yang baik bagi penyatuan visi membangun kota. Visi tersebut juga harus menjadi bagian pijakan dalam setiap Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) baik dari tingkatan gampong sampai kota.
Tetapi bukan berarti kemudian visi itu tidak bisa diwujudkan.
Tentu saja visi ini akan mampu menjadi nyata apabila upaya pencapaian dilakukan dengan sungguh-sungguh dan konseptual, sistematis dan terarah. Bandar wisata islami akan terwujud secara sempurna apabila seluruh elemen baik dalam struktur pemerintahan maupun komunitas masyarakat lainnya bersatu mewujudkan visi tersebut.
Banyaknya saran masukan disamping kritikan tentunya terhadap visi kota Banda Aceh sesungguhnya juga membuktikan bahwa kesadaran akan tanggungjawab tinggi dari banyak pihak dalam menjaga Kota Banda Aceh.
Jakarta Enjoy? Banda Aceh Asyiknya Rame-rame?
Ketika Jakarta menawarkan slogan “Enjoy Jakarta” sebagai gambaran akan Jakarta yang tepat dan tidak muluk. Jakarta mulai berbenah dan bervisi pada sesuatu yang mudah dipahami sekaligus sangat sederhana. Slogan Enjoy Jakarta ini dipakai untuk menggantikan slogan lama “Jakarta : We Do Care”. Untuk mendukung slogan ini saat ini pembangunan sistem transportasi terpadu seperti busway, monorail dan angkutan air yang akan memanfaat beberapa ruas sungai di Jakarta juga dipersiapkan untuk mendukung program “Enjoy Jakarta” ini.
Pemakaian bahasa gaul dapat diraba maksud untuk promosi dalam rangka memasarkan pariwisata Jakarta. Enjoy Jakarta adalah bagian dari identitas merek (brand identity) Jakarta yang disodorkan oleh pemasar, yang membutuhkan komunikasi yang efektif agar terbentuk citra merek (brand image) seperti yang diinginkan.
Bagaimana kalau bandar wisata islami kita pahami dengan slogan yang mudah, simpel dan sederhana dan tentu saja tidak muluk-muluk, semisal Enjoy Jakarta.
Enjoy Jakarta, untuk kita Banda Aceh agar ramai dikujungi wisatawan dan menjadi pusat kunjungan wisatawan dunia yang mencari sisi lain wisata budaya islami.
Menuju Bandar Wisata Islami Indonesia, saatnya kota kita berubah. Banda Aceh asyiknya rame-rame.
* Penulis adalah Sekretaris dan Wakil Ketua DPD KNPI Kota Banda Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar