Oleh Bung Syarif*
Banda Aceh Akademi (BAA) merupakah sebuah Lembaga yang dibentuk oleh Walikota Berdasarkan Keputusan Walikota Banda Aceh No. 299 Tahun 2009. Lembaga yang hadir sejak tanggal 23 November 2009, dipimpin oleh Mr. Herman Meijer (Warga Belanda) sebagai direktur dan dibantu oleh beberapa pejabat pemerintah Kota Banda Aceh antara lain; Drs. Fahmi, M.Si sebagai wakil direktur, Drs Yuswardi sebagai sekretaris, dan di bantu oleh advisor oleh T. Bukhari Budiman, Drs. Said Yulizal, M. Si serta Dra. Arfah salwa, M. Si.
Lembaga ini bertujuan sebagai pusat kaderisasi birokrat di lingkungan pemerintah Kota Banda Aceh. Markaz utamanya di Gedung DILO/ITLC yang kini dijadikan sebagai Tokoh Buku Zikra.
Walikota Banda Aceh Ir. Mawardy Nurdin, M. Eng.Sc, mendeklarasikan sebuah institusi yang nantinya mampu mencetak kader-kader muda sebagai pewaris tahta pemerintahan di kota Banda Aceh. Satu legecy dan ijtihad Birokrasi yang sunguh mulia dan luar biasa.
Pada saat deklarasi BAA dihadiri oleh Ketua DPRK Kota Banda Aceh, Sekda Kota Banda Aceh, Para Asisten, Kepala SKPD, Kepala Bagian, Para Camat serta Direktur Banda Aceh Akademi (BAA) Mr. Herman Meijer.
Dalam sambutannya Mawardy Nurdin mengatakan Banda Aceh Akademi merupakan salah satu program capacity building bagi PNS di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan spesialisasi dan kompetensi masing-masing PNS. Disini nantinya pusat peningkatan SDM PNS dilingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Menyimak pidato Alm Mawardy Nurdin “dibeudoh buleu kuduk”
Untuk itulah menjadi penting peningkatan kualitas sumber daya aparatur dilingkungan Kota Banda Aceh dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Berbagai terobosan terus dilakukan termasuk menjalin kerjasama dengan pemerintahan Belanda, terutama Kota Appledoorn.
Pada awal terbentuknya lembaga ini saya dipercayakan oleh pimpinan dalam hal ini Bapak Drs. T. Saifuddin, TA, M.Si (Sekda Kota Banda Aceh) untuk mengajar bidang studi penataan kelembagaan perangkat daerah, tupoksi dan tata naskah dinas bagi pejabat struktural meliputi sekretaris dinas, badan, para Sekretaris Camat dan kepala Tata Usaha pada Kantor dilingkungan Kota Banda Aceh. secara emosional tentu berdampak secara psikologis apa lagi pada waktu itu saya hanyalah staf biasa pada Bagian Organisasi Setda Kota Banda Aceh.
Akan tetapi, berkat pengalaman mengajar di kampus UIN Ar-Raniry dan beberapa Perguruan Tingi di Aceh dan pernah memimpin berbagai organisasi kepemudaan maka tidak menghalagi saya dalam menguasai forum/proses pembelajaran kala itu. Saya beranggapan bahwa BAA ini adalah ajang dalam mencetak kaderisasi birokrat. Kepercayaan mengajar yang diberikan oleh pimpinan tentu tidak saya disia-siakan. Sayangnya Keberadaan Banda Aceh Akedemi (BAA) hilang bagaikan hantaman tsunami.
Banda Aceh Akademi Kembali Bergema
Terpilihnya Bunda Illiza-Afdhal dalam pesta demokrasi serentak 2024 membawa angin segar terhadap eksistensi BAA. Dimana dalam dokumen arah pembangunannya, keberadaan BAA kedepan, bukan hanya fokus pada ASN akan tetapi untuk berbagai kelompok masyarakat, mulai dari ASN, fresh graduate, tenaga kerja, profesional, pelaku usaha, siswa sekolah, mahasiswa, pedagang, ibu rumah tangga hingga profesional yang tergabung degang berbagai tujuan.
Ini tentu luar biasa cita-citanya. Kolaborasi menjadi jargon utamanya. Mengemas program antara lain; pelatihan teknis dan vokasi, pengembangan ketrampilan, inkubator bisnis dan kewirausahaan, memberikan akses cepat dan mudah ke dunia kerja, mendorong partisipasi komunitas kreatiff atau pekerja seni. Tentunta ini butuh sokongan swasta; perusahaan, industri dan UMKM, Universitas dan Lembaga Pendidikan, Forum, Komunitas dan Organisasi, Lembaga Internasional, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.
Membaca dokumen program Prioritas Illiza-Afdhal tentu membuat gairah kembali bersemi. Terutama bagi ASN Kota Banda Aceh yang benar-benar mengikuti arah pembangunan Kota berkelanjutan. Semoga Banda Aceh Akademi benar-benar terwujud kembali. Banda Aceh Kota Kolaborasi memang keren dan qece kata anak muda masa kini.
*Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh, Pengurus ICMI Kota Banda Aceh periode 2024-2029, Mantan Aktivis`98, Dosen Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry
2 komentar:
Sebuah gagasan yang sangat bermakna bagi keberlangsungan estafet kepemimpinan. Sudah selayaknya gagasan ini mendapat perhatian dari semua pihak berkoprnten untuk menatap, mempesiapkan dan menata masa depan Aceh, khususnya Banda Aceh menjadi daerah maju, modern, bermartabat dan agamis.
Semoga BAA kembali eksis sesuai harapan, Amiin
Posting Komentar