1. Datang
tepat waktu
Sebagai atasan, Anda wajib
datang ke kantor tepat waktu terlepas dari sibuk tidaknya Anda dengan urusan
nonpekerjaan. Bila Anda datang tidak tepat waktu, bahkan selalu jarang di
kantor maka bawahan Anda akan tidak respek kepada Anda karena beralasan mereka
juga bisa datang terlambat karena Anda sebagai atasannya biasa terlambat masuk
kerja, bahkan sering berada dan sibuk melakukan pekerjaan diluar tupoksi dinas.
2. Reward vs. Punishment
Jika atasan memberikan
perlakuan sama antara karwanan yang disiplin dan berkinerja bagus dengan
karyawan bolos bahkan berpola delapan kosong lima, maka berimplikasi adanya
gesekan internal. Apalagi cendrung pilih kasih. Jika Si A tidak hadir selalu
ditanyakan kemana akan tetapi jika Si B tidak hadir berhari-hari malah
dibiarkan tanpa ada tindakan atau sanksi. Untuk memotivasi bawahan, Anda harus menerapkan reward and punishment. Sebagi contoh, berilah penilaian yang lebih (reward) kepada bawahan yang rajin bekerja daripada bawahan yang malas bekerja (punishment). Intinya jangan pilih kasih. Berlakulah adil sesuai regulasi yang ada.
3. Tidak
membawa SARA
Jangan bawa-bawa suku, agama,
dan ras (SARA) saat Anda di tempat kerja. Jika sebaliknya, Anda akan mendapat
“perlawanan” dari bawahan Anda yang mungkin tersinggung atas ucapan atau tindakan
Anda. Bersikaplah profesional dan menyadari bahwa Ada bekerja di lingkungan
kerja yang majemuk.
4.
Berinteraksi dengan bawahan
Jangan hanya diam di ruangan
atau kantor Anda. Jika Anda punya waktu luang, misalnya saat coffee break atau makan
siang, berinteraksilah dengan bawahan Anda dari segala posisi.Saat berinteraksi dengan mereka, buatlah obrolan ringan yang memancing bawahan Anda nyaman ngobrol dengan Anda. Topik obrolannya bisa berkaitan dengan pekerjaan ataupun tidak.
5.
Mengembangkan budaya continuous improvement
Sebagai atasan, Anda harus
mengembangkan budaya continuous
improvement (perbaikan terus menerus). Ini umumnya berupa upaya
berkelanjutan dalam meningkatkan produk, pelayanan, atau proses.Menurut sebuah artikel di wikiHow, langkah-langkah mengembangkan budaya continuous improvement adalah sebagai berikut:
- Komunikasikan
ekspektasi Anda
- Beri informasi
dan pelatihan
- Menilai
pengetahuan dan keterampilan
- Jelaskan kepada
bawahan bahwa mereka itu penting
- Memberikan
dorongan kepada bawahan
- Tunjukkan
konsistensi Anda
- Berikan
kesempatan untuk eksperimen dan kesalahan
6. Coaching
bawahan yang membutuhkan
Tidak semua bawahan akan
melaksanakan kerja seperti yang Anda harapkan. Terkadang mereka ada yang
mengalami kendala teknis yang butuh bimbingan Anda sebagai atasannya.Oleh karena itu, informasikanlah kepada bawahan Anda bahwa Anda dengan tangan terbuka akan membimbing bawahan Anda dalam melaksanakan tugas dan mencapai target.
Jika sudah demikian dan ada bawahan Anda yang membutuhkan bimbingan, lakukannlah segera. Menurut Lee Colan, empat kunci untuk membimbing karyawan yang kinerjanya menurun atau tidak seperti biasanya adalah sebagai berikut:
- Menjelaskan – Jelaskan
secara baik mengapa kinerja bawahan itu perlu berubah sehingga dia tahu
dampaknya terhadap tim, sasaran departemen Anda, sasaran perusahaan, dan
finansial si karyawan.
- Mengonfirmasikan – Konfirmasi
bahwa apa yang Anda jelaskan dipahami oleh si bawahan. Jangan lanjutkan
sampai bawahan Anda mengerti penjelasan Anda.
- Melibatkan – Libatkan si
bawahan untuk mendiskusikan ide-ide penyelesaian masalahnya. Lanjutkan
diskusi untuk mengidentifikasi akar penyebab kesenjangan kinerja (fokus
pada kinerja, bukan orangnya). Akar penyebabnya bisa berupa kekurangan
keterampilan, rendahnya
percaya diri, atau masalah keluarga si bawahan Anda.
- Menghargai – Kenali
perubahan positif bawahan yang Anda bimbing. Cara mengenalinya adalah
dengan mencari hal-hal yang mereka lakukan dengan baik. Tunjukkan
penghargaan Anda kepada hal-hal tersebut.
7.
Menjalankan peraturan perusahaan secara konsisten
Setiap Institusi punya sistem
dan nila-nilai dalam bentuk peraturan. Peraturan yang ada harus konsisten
diterapkan.Sebagai atasan, Anda wajib menjalankan peraturan ini secara
konsisten. Keputusan strategis yang Anda buat harus sejalan dengan peraturan
tersebut. Kesampingkan kebijakan Anda bila sudah menyangkut penegakan peraturan
tersebut.Sebagai contoh, ada seorang bawahan Anda (kataknlah ia seorang karyawan senior) yang tidak masuk kerja selama tiga hari.
Menurut peraturan perusahaan, sanksi terhadap pelanggaran itu adalah surat peringatan atau teguran. Oleh karena itu, berilah surat peringatan atau teguran kepada bawahan Anda tersebut, jangan dibiarkan begitu saja tanpa tindakan apapun
Selaian akan memberi efek jera kepada bawahan tersebut, ini sebagai preseden bahwa Anda menjalankan peraturan perusahaan tanpa pandang bulu.
8.
Mengontrol dengan baik
Dalam mencapai sasaran, Anda
harus memiliki pengontrolan yang baik terhadap sejauh mana perkembangan
pencapaian sasaran Anda. Bentuk pengontrolan ini bisa seperti rapat mingguan,
rapat dua mingguan, atau rapat bulanan.Mintalah bukti kepada bawahan Anda sesuai dengan tanggung jawab mereka. Dengan kata lain, janganlah percaya kepada omongan bawahan Anda bahwa semuanya baik-baik saja.
Jika ada sesuatu target yang meleset, segeralah evaluasi dan tentukan langkah selanjutnya agar target Anda tercapai.
9.
Memperhatikan keterampilan teknis
Secara umum, lebih tinggi
jabatan, semakin banyak ilmu manajerial yang digunakan. Oleh karena itu, banyak
atasan yang tidak lagi memperhatikan keterampilan teknis lagi.Anda jangan seperti itu. Anda masih harus mengasah keterampilan Anda (sesibuk Anda apapun) supaya Anda tidak dikelabui oleh bawahan Anda.
Mengasah keterampilan ini bisa dilakukan sebulan dua kali, misalnya dengan terjun ke lapangan untuk melihat seperti apa realitas di lapangan.
10.
Menghindari kebiasaan buruk
Sebagai atasan, Anda harus
memberi contoh perilaku baik terhadap bawahan Anda. Oleh karen itu, hindari
kebiasaan-kebiasaan buruk yang akan berdampak kepada wibawa Anda di mata
bawahan.Salah satu perilaku buruk yang umum dilakukan atasan adalah pergi ke kafe atau tempat diskotek dengan bawahan. Jika Anda seperti itu, hentikan kebiasaan itu dan beralihlah menyibukkan diri Anda dengan kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang lain adalah cakap tak serupa bikin.
11. Tidak
menerima suap
Sebagai atasan, Anda tentunya
memiliki beberapa proyek yang berkaitan dengan pihak di luar perusahaan,
misalnya pemasok (supplier)
atau yayasan karyawan outsourcing.Janganlah
Anda menerima suap dari mereka supaya mereka ditunjuk oleh Anda mengerjakan
proyek Anda. Atau mengatur pemenang dan meminta fee dari setiap proyek.
12. Taat
beribadah
Sesibuk apapun Anda,
beribadahlah sesuai agama Anda. Selain akan mendapat pahala, ini juga akan
menambah rasa tenang Anda terhadap apa yang Anda lakukan di tempat kerja.Tidak peduli seberapa sulit masalah yang Anda hadapi, Anda akan tenang menghadapinya karena Anda yakin Tuhan akan memberi jalan.
Tentunya, ketenangan Anda dalam menjalankan tugas dan menyelesaikan masalah yang ada akan menambah wibawa Anda di mata bawahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar