11 Des 2018

Menjalankan Misi Negara Hingga Larut Malam


Seperti biasanya para punggawa Dinas Pendidikan Dayah (Disdik Dayah) Banda Aceh senantiasa menyapa pimpinan Dayah dengan satu misi utama, menjalankan tugas negara dan mengkomunikasikan pesan "kegemilangan" bansigoem Aceh, khususnya Kutaraja.

Sejak lahirnya Disdik Dayah Kota Banda Aceh sebagai salah satu Lembaga Keistimewaan Aceh, lahir sesuai mandat Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 dan Permendagri Nomor 95 Tahun 2017 yang dijabarkan secara rigid sesui Qanun Kota Banda Aceh Nomor 11 Tahun 2016 dan Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 61 Tahun 2016. Para Punggawa Disdik Dayah Banda Aceh sangat intens melakukan silaturrahmi dengan Para Pimpinan Dayah/Pesantren dan Balai Pengajian. 

Program "Jak Saweu Dayah" bagian dari upaya menjalin silaturrahmi dan sinergisitas antara Pimpinan Dayah dengan Punggawa Disdik Dayah Kota Banda Aceh yang pada akhirnya akan merajut ukhwah dalam penyusunan Program kerja kedepan.
Lahirnya Permendagri Nomor 95 Tahun 2016, Disdik Dayah merupakan salah satu lembaga Keistimewaan Aceh disamping 10 Lembaga Keistimewaan Aceh.

Dalam Perspektif Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 95 Tahun 2016 ada dua jenis perangkat Daerah yaitu, Pertama perangkat Daerah yang melaksanakan urusan Pemerintahan dan Kedua Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan keistimewaan dan kekhususan.

Adapun perangkat daerah yang melaksanakan kekhususan dan keistimewaan antara lain:
1. Kerukon Katibul Wali/Sekretariat Wali Nanggroe
2. Dinas Syariat Islam
3. Dinas Pendidikan Dayah
4. Dinas Pertanahan Aceh
5. Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama
6. Sekretariat Majelis Adat Aceh
7. Sekretariat Majelis Pendidikan Aceh
8. Sekretariat Baitul Mal Aceh
9. Sekretariat Badan Reintegrasi Aceh
10. Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah

Dari ke-10 Perangkat Daerah yang melaksanakan kekhususan dan keistimewaan, hanya 4 Lembaga baru selebihnya sudah ada sejak Tahun 2006, bahkan ada yang lahir sejak Tahun 80-an dengan metamarfosis nomenklatur yang berberda, akan tetapi memiliku tugas dan fungsi yang sama.

Tulisan ini tidak membahas dengan detail keberadaan lembaga keistimewaan, akan tetapi menarasikan secuil kisah perjalanan para punggawa Disdik Dayah Banda Aceh menjalankan misi negera dan menyampaikan pesan kebijakan negara dalam rangka mewujudkan Banda Aceh Gemilang dalam bingkai syariah.

Selasa, 11 Desember 2018 layak disebut khittah gerakan menjalankan misi negara secara cepat, tuntas dan bersahaja. Malam itu adalah malah terakhir punggawa membawa pesan istimewa kepada para pimpinan dayah di Kutaraja. Bung Irwanda Jamil, S.Ag/Kabid Sapras dan Pengembangan Dayah sebagai koordinator pasukan siap menjalankan misi khusus. Ya...ini memang misi khusus para punggawa yang hanya mampu dijalankan oleh para insan yang tanpa mengkalkulasikan waktu kerja kedinasan. 

Tiga locus Istimewa yang dituju antara lain Dayah Raudhatul Hikmal Al-Waliyah, Dayah Darul Amin Al-Waliyah dan Dayah Baitul `Atiq. Saya cuma bertugas memfasilitasi komunikasi yang tersumbat. Seni komunikasi yang didalami saat menjadi kader Insan Cita dan kader ISKADA dinilai manjur dalam menjalin komunikasi jitu, sistematis dan praktis. Parhan cs selaku banser Disdik Dayah Banda Aceh dan Eri Syahputra selalu mengawal setiap misi tengah malam. Sepanjang jalan bung Irwanda terus berkomunikasi dengan mitra kerja yang juga pimpinan legislatif Kota Banda Aceh. 

Sesampai dilocus yang dituju kami menyapa para pimpinan dengan lemah lembut. Ada keceriaan yang terpancar membuat kami bahagia. Tugas muliapun tersampaikan dengan penuh hikmah setelah itu kami memutar haluan menuju rek penayong dan mencicipi kuliner, Juz, nasi goreng dan kerang rebus.....setelah itu kami berpisah dan menuju barak utama, guna menjaga stamina dalam menjalankan tugas mulia mewujudkan Banda Aceh Gemilang dalam bingkai syariah dalam leksikon yang berbeza.

Tidak ada komentar: