Ikatan Siswa Kader Dakwah (ISKADA) Lahir pada tanggal 1 Muharram 1393 H/ 5
Februari 1973M di gagas oleh Drs. A. Rahman Kaoy. Lahir dari rahim Kader Latihan
Pidato Darusalam (LAPIDA) ini mendapat sokongan yang kuat dari Tgk. Abdullah
Ujong Rimba (Ketua MUI Aceh dan juga ulama kharismatik). Berdasarkan hasil
penuturan Ayahanda A.Rahman Kaoy ada 11 Tokoh yang menjadi penentu lahirnya
ISKADA yang layak dijadikan sebagai dewan Pendiri antara lain:
1. Drs. A.Rahman Kaoy (Inisiator/Dosen
Fakultas Dakwah)
2. Tgk Abdullah Ujong Rimba (Ketua MUI
Aceh)
3. Prof. Ali Hasyimi (Gubernur Aceh)
4. Drs. H. Ismuha, SH (Rektor IAIN
Ar-Raniry)
5. Prof. DR. M.Ali Basyah, MBA (Rektor
Unsyiah)
6. Drs. Akfa, MA (Kakanwil Depag)
7. Drs. Saad Idrus (Kakanwil Depdiknas)
8. Abdullah Madani (Ketua DPRD Tk.I
Aceh)
9. Drs, Tgk. H. Zaini Bakri (Bupati Aceh Besar)
10. H. Suhadi (POLDA Aceh)
11. Tgk. Soufyan Hamzah (Imam Besar
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh)
Cikal bakal lahirnya ISKADA berwal dari Latihan Pidato
Darussalam (LAPIDA) yang dilaksanakan oleh Mahasiswa IAIN Ar-Raniry, Unsyiah
dan Pante Kulu (1965 s/d 1969) dibawah binaan Drs.H.A.Rahman Kaoy (saat itu
beliau dosen Fak.Dakwah). Selanjutnya berubah menjadi Lembaga Dakwah Dewan
Mahasiswa IAIN Ar-Raniry (LDDMI), saat itu kondisi pelajar di wilayah Kodya
Banda Aceh terjadi krisis moral, serta sering terjadi tawuran antar pelajar.
Mencermati realitas kehidupan pelajar di Kodya Banda
Aceh kala itu, maka teman-teman LDDMI mencoba merangkul OSIS untuk melakukan
aktifitas yang bernuansa islami seperti; Latihan Pidato, Kajian Keislaman serta
aktifitas dakwah lainnya kurang lebih 6 bulan dengan kosentrasi memantapkan
nilai-nilai aqidah. Pasca 6 bulan kemudian kader yang telah dibina dalam
wadah LDDMI mencoba membuat sebuah organisasi dakwah yang akhirnya pada taggal
5 Februari 1973 disepakati namanya menjadi ISKADA (Ikatan Siswa Kader Dakwah).
Ada 5 misi yang diemban ISKADA diantaranya:
Pertama; Mewujudkan ummat yang berbasis dakwah
Kedua: Menjadikan dakwah sebagai gerakan ummat dan
pembangunan
Ketiga: Menjadikan Tauhidullah sebagai basis gerakan
dakwah
Keempat: Menjadikan masjid sebagai
basis gerakan dakwah
Kelima: Menjadikan ISKADA sebagai laboratorium mencetak pemimpin Aceh.
Kader ISKADA tetap ceria |
Dasar ini pula berbagai terobosan dilakukan demi
mewujudkan 5 cita luhur. Berbagai Training/Latihan Kader Dakwah kala itu
dilaksanakan. Dalam perjalanan Waktu ISKADA terus mengalami pasang surut, dan
kini ISKADA bagaikan bunga teratai, hidup segan mati tak mau, cetus Tgk.
Marwidin Mustafa , S.Sos.I Mantan Ketua DPP ISKADA Aceh. Menyikapi hal tersebut, guna
menghidupkan ghirah khittah perjuangan ISKADA, lintas generasi ISKADA,
menginisiasi Lahirnya Balai Qur`an ISKADA (BQI), yang nantinya fokus pada tigal hal yaitu Tilawatil Qur`an, Tahfidz Qur`an dan Ulumul Qur`an. Mengingat sudah banyak alumni yang jadi Qari, Ahli Tahsir, hafidz Qur`an dan Doktor dibidang Ulumul Qur`an.
Ide ini muncul dalam rangka memfungsikan Tanah ISKADA
yang dibeli pada masa kepemimpinan Tgk. Umar Ismail, S.Ag. Berdasarkan amatan
kader ISKADA generasi muda, tanah tersebut sudah lama terbengkalai (tidak
fungsional), guna memfungsionalkannya, Minggu 20 Agustus 2017 melakukan pembersihan
Lahan yang telah menjadi hutan belantara.
Berdasarkan amanatan tim kecil butuh tanah timbun lebih kurang 200 Mobil. Jika ada yang berminat membantu tanah timbun tentu tanah yang dibeli pada masa Tgk. Umar Ismail akan difungsikan sebagai BQI. Langkah-langkah taktispun digagas lewat group WA Forum Silaturrahmi ISKADA dengan spontas pada hari itu juga mendapat donasi 22 Mobil Tanah Timbun.
Berdasarkan amanatan tim kecil butuh tanah timbun lebih kurang 200 Mobil. Jika ada yang berminat membantu tanah timbun tentu tanah yang dibeli pada masa Tgk. Umar Ismail akan difungsikan sebagai BQI. Langkah-langkah taktispun digagas lewat group WA Forum Silaturrahmi ISKADA dengan spontas pada hari itu juga mendapat donasi 22 Mobil Tanah Timbun.
Tgk. Basri MY yang juga dinobatkan sebagai pimpinan perdana Balai Qur`an Iskada (BQI) dengan gigihnya berjuang melakukann upaya penimbunan dengan melakukan gerakan waqaf tanah timbun, agar ditempat tersebut di bangun BQI. Langkah ini direspon cepat oleh Kanda Ahsan Jass dengan cara menukar guling tanah tersebut dengan ruko dua lantai yang bermarkaz di Lambhuk, yang kini menjadi Sekretariat DPP ISKADA Aceh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar