16 Jun 2013

Berkah Politik or Kutukan Politik

Oleh: Muhammad Syarif*


Tahapan Pemilihan Calon Anggota Legislatif 2014 (Caleg) sudah dimulai. Para konstenstan pemilu Caleg lagi gencar-gencarnya melaksanakan strategi politik demi memuluskan syahwat politiknya. Berbagai strategi dan manuver politik dilakoni. Program saweu gampong, coffe morning, temu kangen dan sebagainya terus dilakukan sebagai ajang pencitraan dan pembelajaran politik.

Berbagai spanduk terpampang di pusaran jalan dan tempat-tempat keramaian. Diprediksi menjelang puasa akan banyak spanduk bertuliskan “selamat menjalan Ibadah puasa” serta di bumbuhi sipulan Calek Dapil I, Partai Anti Galau (bukan nama partai resmi peserta pemilu). Dipastikan untuk Propinsi dan Kab/Kota di Aceh peserta pemilu berjumlah 15 Partai yang terdiri dari 12 Partai Nasional (Parnas) dan 3 Partai Lokal (Parlok).
Adapun Partai Peserta pemilu 2014 dimaksud antara lain: Parnas terdiri dari : Nadem, PKB, PKS, PDIP, Golkar, Gerinda, Demokrat, PAN, PPP, Hanura, PKP, PBB  sementara Parlok terdiri dari PDA, PNA, dan PA.  Bulan Juni 2013 merupakan bulan Publikasi Daftar Calon sementara oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Kab/Kota. Publikasi ini menjadi penting dalam rangka mengenalkan para calon kepada konstituen sekaligus media komunikasi antara penyelenggara pemilu, peserta pemilu dan masyarakat. media ini juga memberikan peluang bagi masyarakat terhadap Daftar Calon Sementara (DCS) selama 10 hari sejak pengemuman DCS dikeluarkan.
Menariknya jika kita mengikuti “gendang dan nyayian politik” di berbagai media ternyata tradisi kutu loncat partai politik mewarnai pemberitaan. Tradisi loncat partai merupakan tradisi lama, ini dilakukan karena para caleng yang sebelumnya pernah menjadi Anggota Legislatif ternyata Partainya tidak lolos verifikasi atau tidak dicalonkan lagi oleh Partai yang selama ini membesarkan dan menjadikan wadah dalam menyalurkan syahwat politiknya.
Tahun 2013 dan 2014 adalah tahun Politik. Demikian hasil diskusi dengan aneuk komunitas peduli demokrasi di Caffe Anti Galau (15/6/2013). Dipastikan para Anggota DPRA/DPRK yang masih aktif berkecendrungan keteledoran dalam menjalankan amanah rakyat yang telah diembankannya. Program Legislasi Daerah (Prolegda) 2013 akan tercecer karena para Anggota Dewan sedang fokus dalam melakukan konsolidasi untuk meraih berkah politik yaitu kursi di parlemen.
Meminjam istilah bung anas urba ninggrum (mantan Ketua Umum Partai Demokrat), untuk meraih berkah politik, maka seluruh Kader Partai harus bekerja secara maksimal dan berbudaya luhur dalam setiap kerja-kerja politik. Kerja cerdas, ikhlas dan santum merupakan cara yang mulia. Cara-cara tidak sehat, cendrung memfitnah orang berpeluang meraih kutukan politik alias di benci oleh konstituen. Untuk itulah menjadi penting agar para caleng memperoleh berkah politik maka bekerjalah secara, santun dan bermartabat. Hindari permusuhan, dengki dan kueh, kerena sesungguhnya masyarakat Aceh sudah sangat cerdas dalam menentukan pilihannya. Rayuan Gombal tidak laku lagi terutama bagi masyarakat berpendidikan. Wallahu `alm bishawab

* Penulis adalah Divisi Hukum dan Pemerintahan Aceh Research Institute (ARI)

Tidak ada komentar: