Tahapan Pemilihan Calon Anggota Legislatif 2014 (Caleg) sudah dimulai.
Para konstenstan pemilu Caleg lagi gencar-gencarnya melaksanakan strategi politik
demi memuluskan syahwat politiknya. Berbagai strategi dan manuver politik
dilakoni. Program saweu gampong, coffe morning, temu kangen dan sebagainya terus dilakukan sebagai ajang pencitraan
dan pembelajaran politik.
Berbagai spanduk terpampang di pusaran jalan dan tempat-tempat
keramaian. Diprediksi menjelang puasa akan banyak spanduk bertuliskan “selamat
menjalan Ibadah puasa” serta di bumbuhi sipulan Calek Dapil I, Partai Anti
Galau (bukan nama partai resmi peserta pemilu). Dipastikan untuk Propinsi dan
Kab/Kota di Aceh peserta pemilu berjumlah 15 Partai yang terdiri dari 12 Partai
Nasional (Parnas) dan 3 Partai Lokal (Parlok).
Adapun Partai Peserta pemilu 2014 dimaksud antara lain: Parnas terdiri
dari : Nadem, PKB, PKS, PDIP, Golkar, Gerinda, Demokrat, PAN, PPP, Hanura, PKP,
PBB sementara Parlok terdiri dari PDA,
PNA, dan PA. Bulan Juni 2013 merupakan
bulan Publikasi Daftar Calon sementara oleh Komisi Pemilihan Umum
Provinsi/Kab/Kota. Publikasi ini menjadi penting dalam rangka mengenalkan para
calon kepada konstituen sekaligus media komunikasi antara penyelenggara pemilu,
peserta pemilu dan masyarakat. media ini juga memberikan peluang bagi
masyarakat terhadap Daftar Calon Sementara (DCS) selama 10 hari sejak
pengemuman DCS dikeluarkan.
Menariknya jika kita mengikuti “gendang dan nyayian politik” di
berbagai media ternyata tradisi kutu loncat partai politik mewarnai
pemberitaan. Tradisi loncat partai merupakan tradisi lama, ini dilakukan karena
para caleng yang sebelumnya pernah menjadi Anggota Legislatif ternyata
Partainya tidak lolos verifikasi atau tidak dicalonkan lagi oleh Partai yang
selama ini membesarkan dan menjadikan wadah dalam menyalurkan syahwat
politiknya.
Tahun 2013 dan 2014 adalah tahun Politik. Demikian hasil diskusi
dengan aneuk komunitas peduli demokrasi di Caffe Anti Galau (15/6/2013).
Dipastikan para Anggota DPRA/DPRK yang masih aktif berkecendrungan keteledoran
dalam menjalankan amanah rakyat yang telah diembankannya. Program Legislasi Daerah
(Prolegda) 2013 akan tercecer karena para Anggota Dewan sedang fokus dalam
melakukan konsolidasi untuk meraih berkah politik yaitu kursi di parlemen.
Meminjam istilah bung anas urba ninggrum (mantan Ketua Umum Partai
Demokrat), untuk meraih berkah politik, maka seluruh Kader Partai harus bekerja
secara maksimal dan berbudaya luhur dalam setiap kerja-kerja politik. Kerja cerdas,
ikhlas dan santum merupakan cara yang mulia. Cara-cara tidak sehat, cendrung
memfitnah orang berpeluang meraih kutukan politik alias di benci oleh
konstituen. Untuk itulah menjadi penting agar para caleng memperoleh berkah
politik maka bekerjalah secara, santun dan bermartabat. Hindari permusuhan,
dengki dan kueh, kerena sesungguhnya masyarakat Aceh sudah sangat cerdas dalam
menentukan pilihannya. Rayuan Gombal tidak laku lagi terutama bagi masyarakat
berpendidikan. Wallahu `alm bishawab
* Penulis adalah Divisi Hukum
dan Pemerintahan Aceh Research Institute
(ARI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar