Pembukaan
MQK atau yang lebih dikenal dengan lomba membaca kitab kuning ini ditandai
dengan membunyikan sirine secara bersama oleh Wali Kota, Kepala Disdik Dayah
Provinsi, Usamah El-Madny dan Kepala Disdik Dayah Kota, Tgk Tarmizi Daud.
Dalam
sambutannya, Aminullah menyampaikan kegiatan ini merupakan wujud dari komitmen
Pemko dalam merealisasikan visi dan misi Pemko Banda Aceh yang salah-satu
prioritas dibidang agama.
“Lomba
membaca kitab kuning ini kita gelar sebagai bentuk komitmen kita mewujudkan
Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariat. Salah-satu priotitasnya di bidang
agama,” kata Aminullah.
Katanya,
kegiatan ini menjadi penting dalam mendorong meningkatnya SDM santri dayah.
Menurutnya, dengan semakin memahami kitab kuning, maka para santri akan semakin
memahami Islam lebih dalam karena banyak membahas hadis-hadis Nabi.
Kegiatan
hasil kolaborasi Pemko Banda Aceh dalam hal ini Dinas Pendidikan Dayah Kota
dengan Dinas Pendidikan Dayah Provinsi ini akan memperebutkan piala Wali Kota.
“MQK
atau yang disebut lomba membaca kitab kuning ini akan memperebutkan piala Wali
Kota. Jadi ada banyak event keagamaan yang memperebutkan piala Wali Kota, beberapa
waktu yang lalu sudah kita gelar MTQ, Dalail Khairat dan even lainnya yang juga
memperebutkan piala Wali Kota,” kata Aminullah.
Kepada
para santri yang mengikuti lomba membaca kitab kuning ini, Aminullah meminta
mereka serius karena berpeluang menjadi wakil Banda Aceh di event tingkat
Provinsi Aceh tahun depan.
Sementara
itu, Kepala Disdik Dayah Provinsi Aceh, Usamah El-Madny menyampaikan penegakan
penerapan syariat Islam di Aceh dan Banda Aceh bukan hanya tanggung jawab
pemerintah. Dan pemerintah butuh dukungan dari Dayah.
Kegiatan
ini, lanjutnya dalam rangka bagaimana mengkonsolidasi, sumber daya santri,
memobilisasi dan membangun semangat mereka agar menyadari bahwa pembangunan
Aceh dan Banda Aceh ada bagian tanggung jawab dari para santri.
Laporan
dari Ketua Panitia yang juga Kepala Disdik Dayah Kota, Tgk Tarmizi Daud,
kegiatan ini diikuti oleh 54 santri dari 35 dayah di Banda Aceh.
Kata
Tgk Tarmizi, melalui event ini kami ingin menunjukkan bahwa santri bisa.
Lanjutnya, insya Allah lomba membaca kitab kuning akan melahirkan kader-kader
yang paham agama secara mendalam, secara benar sehingga tidak ada lagi isu dan
imej diluar bahwa santri itu ekstrim dan radikal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar