Surabaya – Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, menjadi salah satu pemateri dalam Knowledge Management Forum (KMF) 2025 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), Selasa (28/10/2025), di Ballroom Hotel VASA, Surabaya.
Kegiatan bertema “Menuju Kota Berkelanjutan Melalui Penerapan Transisi Energi di Bangunan Gedung” ini dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Wamen PUPR), Ir. Diana Kusumastuti, M.T.
Dalam sambutannya, Wamen PUPR menegaskan
pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan pembangunan kota
berkelanjutan melalui penerapan prinsip efisiensi energi dan bangunan hijau. Ia
menyebut, sektor bangunan menyumbang lebih dari sepertiga total emisi karbon
dunia, sehingga transformasi menuju bangunan hijau menjadi langkah strategis
dalam mendukung komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca
sebesar 31,89 persen tanpa syarat dan 43,20 persen dengan dukungan
internasional pada tahun 2030.
Penerapan konsep green building
dan smart building menjadi bagian penting dalam mencapai target Net Zero
Emission 2060. Melalui regulasi seperti PP Nomor 16 Tahun 2021, Permen PUPR
Nomor 21 Tahun 2021, dan Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2023, pemerintah berkomitmen
mendorong efisiensi energi, konservasi air, serta pemanfaatan material
berkelanjutan dalam setiap pembangunan gedung,” ujar Wamen PUPR.
Usai menyampaikan sambutan, Wali Kota
Banda Aceh yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Lingkungan dan Perubahan
Iklim APEKSI menyerahkan souvenir cenderamata kepada Wamen PUPR Ir. Diana
Kusumastuti sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan atas dukungannya terhadap
upaya kolaboratif pemerintah daerah dalam pengembangan kota berkelanjutan di
Indonesia.
Setelah pembukaan, forum dilanjutkan
dengan City Sharing Session yang menghadirkan tiga narasumber dari Kota
Banda Aceh, Magelang, dan Tegal. Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Banda Aceh
Illiza Sa’aduddin Djamal tampil sebagai pemateri pertama dengan paparan berjudul
“Low Carbon Model Town (LCMT) melalui Infrastruktur Bangunan Hijau dan
Platform Manajemen di Kota Banda Aceh.”
Dalam presentasinya, Illiza menjelaskan
langkah konkret Pemerintah Kota Banda Aceh dalam menurunkan emisi karbon,
antara lain melalui retrofitting gedung pemerintah, penerapan PLTS atap, serta
revisi kebijakan menuju penerapan bangunan hijau di tingkat kota.
“Kami ingin menunjukkan bahwa kota kecil
pun dapat memberi kontribusi besar terhadap bumi. Penerapan konsep Low
Carbon Model Town bukan hanya tentang efisiensi energi, tetapi juga tentang
perubahan budaya dan kesadaran kolektif untuk beribadah melalui kepedulian
terhadap lingkungan,” ungkap Illiza.
Ia juga memaparkan sejumlah inisiatif
strategis, seperti kerja sama dengan KOICA Korea Selatan, Toyama City Jepang,
Universitas Syiah Kuala (USK) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam studi
kelayakan penerapan energi bersih, hingga rencana pembangunan Banda Aceh
Academy sebagai pusat pembelajaran dan inovasi berkonsep green building.
Forum ini juga menghadirkan berbagai
tokoh dari kementerian, lembaga, pemerintah kota, dan sektor swasta. Selain
Wali Kota Banda Aceh, turut hadir Wali Kota Magelang Damar Prasetyono dan Wali
Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, yang turut membagikan pengalaman daerahnya dalam
penerapan konsep bangunan hijau. Hadir pula Dr. Johannes Anhorn, Topic Lead
Industrial Decarbonization GIZ Indonesia/ASEAN yang memaparkan arah
dekarbonisasi industri di kawasan ASEAN, Alwis Rustam selaku Direktur Eksekutif
APEKSI, serta sejumlah praktisi dan pakar seperti Yadi Krisnadi dari Ecobuild
Green Building Consultant, Deka Triwibowo dari Ikatan Ahli Bangunan Gedung
Hijau Indonesia (IABHI), dan Anastasia Yolanda dari PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk.
Kegiatan KMF APEKSI 2025 menjadi wadah
penting bagi para pemimpin kota untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman,
dan praktik baik dalam mewujudkan transisi energi yang inklusif dan
berkelanjutan menuju kota hijau masa depan (JZ01CPR)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar