23 Sep 2025

DFA semakin berkembang


Oleh Bung Syarif*

Dayah Darul Fikri Al-Waliyah (DFA) didirikan pada tanggal 5 oktober 2010, Gampong Deah Baro, Kecamatan Meuraxa. Awal terbentuknya Dayah ini berbadan hukum Lembaga Pendidikan Al-Qur`an Al Fikri (dibaca Bale Pengajian) karena kala itu belum ada santri yang mondok.

Pada Tahun 2016 lokasinya berubah di Jalan Blang Sawah Dusun Tgk. Jalara Gampong Cot Lamkeuweuh. Statusnya menjadi Yayasan Pendidikan Islam Dayah/Pesantren Darul Fikri Al-Waliyah. Kegigihan Abi Wahyu Mimbar, M.Ag, pimpinan Dayah yang juga alumni magister ilmu bahasa Arab UIN Ar-Raniry ini, pelan tapi pasti, Dayah ini terus berkembang.

Memulai dari nol akhirnya pada tanggal 22 Pebruari 2017, Dayah ini diresmikan langsung oleh gurunya, Abuya H. Mawardi Wali Al-Khalidy, ulama tersohor Aceh, Pimpinan Dayah Darussalam Al-Waliyah, Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan.
Berkah gurunya Dayah ini terus berkembang. Sumbangan dari berbagai donatur mengalir, dayahpun semakin berkembang. Santri terus bertambang. Kalau malam lebih kurang 600 santri ngaji dari berbagai pelosok gampong se-Kecamatan Meuraxa Banda Aceh. Sementara santri yang mondok saat ini berjumlah 30 orang

Kepiawaian Abi Wahyu dalam mengelola dayah dan melakukan komunikasi yang santun dalam setiap gerakan dakwahnya berbuah manis. Dayah ini sekarang sudah memiliki dua kampus yaitu, kampus putra dan kampus putri. Dayah ini juga semakin di minati pencinta Ilmu Agama. Kepiawaian Abi Wahyu Mimbar yang juga salah seorang Anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kota Banda Aceh dalam membangun komunikasi yang santun dan elegan membuat siapa saja yang berjumpa beliau terpesona.

Sosok yang ramah dan selalu memuliakan tamu yang datang kedayahnya membuat orang senang. Disaat penduduk bumi senang, maka penduduk langitpun akan memuliakan kita. Spririt ini terpatri pada sosok Abi Wahyu Mimbar, alumni Dayah Darussalam Al Waliyah, Labuhan Haji, Aceh Selatan.

Selaku Abdi negara yang bertugas pada Disdik Dayah Banda Aceh meramal Dayah ini akan diminati dan menjadi salah satu penyokong utama dalam mencetak kader ulama muda di Kutaraja, khususnya locus Kecamatan Meuraxa lima tahun kedepan.

Abi Wahyu punya mimpi besar. Saat CPR menyapanya, Ia berkata: Ustadz Syarif saat in santri kami terus bertamba, berasal dari Kabupaten/Kota di Aceh, meliputi Banda Aceh, Aceh Besar, Abdya, Aceh Selatan, Kuta Cane, Sigli, Langsa, Benar Meriah, Idi Cut, Nagan Raya, Langsa, Meulaboh. Ini membuktikan magnet Ustad Wahyu Mimbar semakin bergelora.  Setiap bantuan yang mengalir ke dayah, di gunakan untuk menambah ruang kelas. Ya, saya melihat dengan terang benderang, para tukang sedang mengerjakan pembuatan bilik dan ruang belajar. Tanah timbun untuk kampus kedua terus mengalir dari para donatur. Satu Musallah sederhana yang digunakan sebagai tempat belajar mengajar ala santri dayah salafiyah (tradisional).

Gudang garasi mobilpun kini di sulap jadi ruangan plus satu ruang sekretariatan dibuat dengan apik ala Ustadz Wahyu Mimbar. Beliau berkata. Nanti Visi-Misi Dayah terpampang di sudut kanan tempat garasi mobil. Biar saat wali santri masuk dayah langsung terpampang Visi-Misi Dayah. Sayapun bangga melihat kemajuan Dayah beliau yang semakin dahsyat.


Ikhtiar Abi Wahyu Mimbar menuai hasil cemerlang. Dayah Darul Fikri Al-Waliyah kini menjadi salah satu Dayah Salafiyah (tradisional) di Kota Banda Aceh yang memperoleh pembinaan intens dari Disdik Dayah Banda Aceh dalam aspek program santri Tahfidz.

Melihat kesungguhan dan ikhtiar Abi Wahyu, saya mencoba berimajinasi dan berkonklusi sederhana berdasarkan keyakinan selama wara-wiri di seluruh Dayah se-Kota Banda Aceh selama hampir sepuluh tahun sejak tahun 2016 hingga sekarang. Pojok Kaderisasi Ulama Muda ada di Kecamatan Meuraxa, Dayah Darul Fikri Al Waliyah locusnya.

Krue semangat, kami bangga pada Abi Wahyu Mimbar. Teruslah berkhitmad dalam mencerahkan anak negeri. Kini dayah ini menjadi 2 kampus yaitu; Kampus Putri dan Kampus Putra yang kini sedang dibangun beberapa bilik. Ini dilakukan agar ada pemisah antara santriwan/wati. Ikhtiar beliau dalam memajukan dayah sungguh luar biasa Semoga Abi Wahyu sekeluarga selalu dalam lindungan Allah, Amin YRA, CPR selalu diundang makan sie itek dan kari kambing jika ada sumbangan warga. Abi Wahyu memah bereh...Takbir..

*Penulis adalah JZ01CPR, Magister Hukum Tata Negara USK, Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh, Dosen Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry

Tidak ada komentar: