Oleh Bung Syarif*
Dayah
Darul Fikri Al-Waliyah (DFA) didirikan pada tanggal 5 oktober
2010, Gampong Deah Baro, Kecamatan Meuraxa. Awal terbentuknya Dayah ini
berbadan hukum Lembaga Pendidikan Al-Qur`an Al Fikri (dibaca Bale Pengajian)
karena kala itu belum ada santri yang mondok.
Pada Tahun 2016 lokasinya berubah di Jalan Blang Sawah Dusun Tgk. Jalara Gampong Cot Lamkeuweuh. Statusnya menjadi Yayasan Pendidikan Islam Dayah/Pesantren Darul Fikri Al-Waliyah. Kegigihan Abi Wahyu Mimbar, M.Ag, pimpinan Dayah yang juga alumni magister ilmu bahasa Arab UIN Ar-Raniry ini, pelan tapi pasti, Dayah ini terus berkembang.
Memulai dari nol akhirnya pada tanggal 22 Pebruari 2017, Dayah
ini diresmikan langsung oleh gurunya, Abuya H. Mawardi Wali Al-Khalidy, ulama
tersohor Aceh, Pimpinan Dayah Darussalam Al-Waliyah, Labuhan Haji Kabupaten
Aceh Selatan.
Berkah gurunya Dayah ini terus berkembang. Sumbangan dari berbagai donatur
mengalir, dayahpun semakin berkembang. Santri terus bertambang. Kalau malam lebih kurang 600 santri ngaji dari berbagai pelosok gampong se-Kecamatan
Meuraxa Banda Aceh. Sementara santri yang mondok saat ini berjumlah 30 orang
Kepiawaian Abi Wahyu dalam mengelola
dayah dan melakukan komunikasi yang santun dalam setiap gerakan dakwahnya
berbuah manis. Dayah ini sekarang sudah memiliki dua kampus yaitu, kampus putra
dan kampus putri. Dayah ini juga semakin di minati pencinta Ilmu Agama.
Kepiawaian Abi Wahyu Mimbar yang juga salah seorang Anggota Majelis
Permusyawaratan Ulama (MPU) Kota Banda Aceh dalam membangun komunikasi yang
santun dan elegan membuat siapa saja yang berjumpa beliau terpesona.
Sosok yang ramah dan selalu memuliakan tamu yang datang
kedayahnya membuat orang senang. Disaat penduduk bumi senang, maka penduduk
langitpun akan memuliakan kita. Spririt ini terpatri pada sosok Abi Wahyu
Mimbar, alumni Dayah Darussalam Al Waliyah, Labuhan Haji, Aceh Selatan.
Selaku Abdi negara yang bertugas pada
Disdik Dayah Banda Aceh meramal Dayah ini akan diminati dan menjadi salah satu
penyokong utama dalam mencetak kader ulama muda di Kutaraja, khususnya locus
Kecamatan Meuraxa lima tahun kedepan.
Abi Wahyu punya mimpi besar. Saat CPR
menyapanya, Ia berkata: Ustadz Syarif saat in santri kami terus bertamba,
berasal dari Kabupaten/Kota di Aceh, meliputi Banda Aceh, Aceh Besar, Abdya,
Aceh Selatan, Kuta Cane, Sigli, Langsa, Benar Meriah, Idi Cut, Nagan Raya,
Langsa, Meulaboh. Ini membuktikan magnet Ustad Wahyu Mimbar semakin bergelora.
Setiap bantuan yang mengalir ke dayah, di gunakan untuk menambah ruang
kelas. Ya, saya melihat dengan terang benderang, para tukang sedang mengerjakan
pembuatan bilik dan ruang belajar. Tanah timbun untuk kampus kedua terus
mengalir dari para donatur. Satu Musallah sederhana yang digunakan sebagai tempat
belajar mengajar ala santri dayah salafiyah (tradisional).
Gudang garasi mobilpun kini di sulap
jadi ruangan plus satu ruang sekretariatan dibuat dengan apik ala Ustadz Wahyu
Mimbar. Beliau berkata. Nanti Visi-Misi Dayah terpampang di sudut kanan tempat
garasi mobil. Biar saat wali santri masuk dayah langsung terpampang Visi-Misi
Dayah. Sayapun bangga melihat kemajuan Dayah beliau yang semakin dahsyat.
Ikhtiar Abi Wahyu Mimbar menuai hasil cemerlang. Dayah Darul Fikri Al-Waliyah kini menjadi salah satu Dayah Salafiyah (tradisional) di Kota Banda Aceh yang memperoleh pembinaan intens dari Disdik Dayah Banda Aceh dalam aspek program santri Tahfidz.
Melihat kesungguhan dan ikhtiar Abi
Wahyu, saya mencoba berimajinasi dan berkonklusi sederhana berdasarkan
keyakinan selama wara-wiri di seluruh Dayah se-Kota Banda Aceh selama hampir sepuluh
tahun sejak tahun 2016 hingga sekarang. Pojok Kaderisasi Ulama Muda ada di
Kecamatan Meuraxa, Dayah Darul Fikri Al Waliyah locusnya.
Krue semangat, kami bangga pada Abi
Wahyu Mimbar. Teruslah berkhitmad dalam mencerahkan anak negeri. Kini dayah ini
menjadi 2 kampus yaitu; Kampus Putri dan Kampus Putra yang kini sedang dibangun
beberapa bilik. Ini dilakukan agar ada pemisah antara santriwan/wati. Ikhtiar
beliau dalam memajukan dayah sungguh luar biasa Semoga Abi Wahyu sekeluarga
selalu dalam lindungan Allah, Amin YRA, CPR selalu diundang makan sie itek dan kari kambing jika ada sumbangan warga. Abi Wahyu memah bereh...Takbir..
*Penulis adalah JZ01CPR, Magister
Hukum Tata Negara USK, Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh, Dosen
Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry


Tidak ada komentar:
Posting Komentar