Malam semakin senja, pasukan elit, Praja Wibawa terus menjalankan misi mulia, bekerja dengan rapi, terukur dan santun itulah pesan khusus yang selalu kami sampaikan tiap pergerakan. Hari ke-40 mengabdi di Kesatuan Praja Wibawa terasa kantong semakin menipis, maklum hampir saban hari mengeluarkan uang pribadi hanya untuk memenuhi gizi teman-teman dan giat silaturrahmi dengan Mitra Bestari.
Adalah fakta bertugas di kesatuan bukan hanya siap mental, jaringan, tapi harus berkantong tebal juga..hehe, maklum kalau sudah giat lapangan, makan dan minum harus ada, hehe.
Kalau tidak maka, rebah pasukan, hehe. Tapi saya menikmati saja, karna ini bagian dari jihad dan meraih syurga Allah. Andai saja tuan dan puan tahu betapa kami serba sulit. Sulit ekonomi, terkadang bekerja tanpa mengenal batas waktu, maka tuan dan puan disana harus menghargai Praja Wibawa.
Saya tidak bayangkan ini terjadi. Yang pasti dinamika dan realitas sudah saya rasakan selama 40 hari mengabdi di Praja Wibawa.
Semoga pimpinan memikirkan nasib dan gizi teman-teman dilapangan. Karna kami disini telah memberikan nuansa kenyamanan bagi warga Kutaraja. Coba di bayangkan jika kesejahteraan pasukan tidak dipikirkan dan Lembaga ini tidak dianggap istimewa. Disamakan dengan Institusi lain. Rebah kita. Bro tetap semangat, jangan open dengan ocehan yang diluar.
*Penulis adalah Kabid PSI Pol PP dan WH, Alumni Lemhannas, Sekjen DPP ISKADA Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar