Dayah Mandinatul Fata yang beralamat di Jln Masjid Al Qurban No.5 Gampong Lampeot Kecamatan Banda Raya, merupakan dayah salafiyah (tradisional) terbaik di Banda Aceh. Dayah yang berdiri sejak tahun 2001 ini dipimpi oleh Tgk. Atasykuri yang lebih familiar dikalangan santri dikenal Abana. Dayah dengan konsep berwawasan lingkungan, tertata dengan apik dan menawan. Arsitektur dayah ini bergaya timur tengah. Santri dayah disini berasal dari berbagai Kabupaten/Kota serta sebagian berasal dari malaysia. Berdasarkan catatan kami di Tahun 2018 sebanyak 25 orang berasal dari Malaysia (santri asing). Induk semang dayah ini adalah Ruhul Fata, Seulimum, Aceh Besar.
Tiap Lomba Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Tingkat Kota, dayah ini mendominasi juara. Ya, untuk ukuran Banda Aceh dayah ini terbaik dalam penguasaan kitab thurats. Ditahun 2017, Dayah ini juga dinobatkan sebagai Dayah terbersih se-Aceh untuk katagori dayah salafiyah (tradisional). Awalnya dayah ini tidak menerima santriwati. Sejak 13 Januari 2019, Abana meresmikan komplek putri (Madinatul Fatayat). Bagi kami Abana sosok ulama kharismatik dan bersahaja, beliau salah satu ulama di Banda Aceh yang telah berhasil mencetak kader ulama muda yang mumpuni di bidang kitab thurats. Beberapa kader binaan Abana sangat elegan dan bersahaja, sebut saja ; Tgk. Khairul, Tgk. Putra dan Tgk. Ilham. Tiga ulama muda inilah menjadi penghubung kerja-kerja birokrasi dengan aktivitas kedayahan.
Pada 12-17 Oktober 2021 menjadi momentum sekaligus pengujian kompetensi santri dayah dalam pemantapan kemampuan kitab gundul. Akankah santri dayah Madinatul Fata meraih prestasi gemilang diajang MQK-II Tingkat Provinsi Aceh? Hanya waktu yang menentukan. Setidaknya eksistensi Dayah Madinatul Fata telah mewarnai Kota Banda Aceh dalam memantulkan pesan kedunia, bahwa disini cikal bakal ulama salafiyah dikaderkan yang nantinya akan memimpin Kutaraja, semoga saja. Takbir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar