Jakarta - Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Banda Aceh pada 2019 tercatat berada di angka 85,07. Angka ini naik 0,7 poin dari 84,37 yang dibukukan pada 2018. IPM Kota Banda Aceh pun kini berada di peringkat kedua nasional. IPM atau Human Development Index (HDI) merupakan pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara di seluruh dunia.
Atas pencapaian tersebut, Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, sangat bersyukur dan bahagia. Apalagi Banda Aceh yang 2/3 wilayahnya pernah luluh-lantak akibat tsunami 2004 silam, mampu menggeser Jakarta Selatan di posisi dua kota dengan IPM tertinggi di Indonesia.
"Alhamdulillah IPM kita bisa naik satu strip menjadi peringkat kedua terbaik nasional. Ini berkat kerja keras seluruh jajaran pemerintah dan elemen kota dalam menyukseskan visi pembangunan Banda Aceh dengan tiga pilar utamanya: agama, pendidikan, dan ekonomi," kata Aminullah dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/2/2020).
Merujuk data BPS yang dirilis awal tahun ini, IPM Banda Aceh tercatat 85,07. Yogyakarta masih di peringkat pertama dengan IPM 86,65. Sementara Jaksel turun ke peringkat tiga IPM 84,75.
"IPM yang dibukukan Banda Aceh pun jauh di atas IPM Provinsi Aceh yakni 71,90 dan Indonesia 71,92. Ini patut kita syukuri karena mampu meraih prestasi terbaik nasional," ungkapnya.
Menurut mantan Dirut Bank Aceh ini, naiknya IPM Banda Aceh tak terlepas dari terus menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran. "Angka kemiskinan 2017 7,44 persen, 2018 7,25, dan 2019 tersisa 7,22. Sementara pengangguran pada 2018 tinggal 7,29 persen, turun jauh dari 12 persen pada 2015 silam," ujarnya.
Menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran berbanding lurus dengan laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Banda Aceh naik dari 3,39 pada 2017 menjadi 4,49 persen pada 2018. Pendapatan per kapita juga naik dari Rp 64,2 juta menjadi Rp 66,2 juta per tahun. Kemudian inflasi juga turun dari 4,86 ke 1,93 persen.
Menurutnya, tumbuhnya perekonomian kota juga terkait erat dengan sektor pariwisata yang terus menggeliat. Pada 2017 jumlah kunjungan wisatawan tercatat 288 ribu orang, 2018 naik 380 ribu, dan 2019 meningkat tajam hingga 500 ribu lebih wisatawan domestik maupun mancanegara. Penambahan per tahun luar biasa, dari 14 ribu ke 210 ribu wisatawan.
Letak yang sangat strategis dan memiliki pesona wisata unik dan komplit menjadikan Banda Aceh sebagai destinasi favorit para turis. Ia mengungkapkan bahwa Banda Aceh punya ragam seni budaya dan heritage dengan warganya yang ramah dan kuliner yang menggiurkan. Selain itu juga dekat dengan Sabang dan Aceh yang terkenal akan wisata bahari dan alamnya.
Di samping wisatawan yang terus berdatangan, para investor juga semakin melirik Banda Aceh. "Mereka melihat prospek cerah investasi di Banda Aceh. Untuk mendukungnya, segala hal menyangkut perizinan kita permudah," ucapnya.
Teranyar, Trans Studio Mall terbesar di Sumatera dan beberapa hotel berbintang tengah dibangun saat ini di Banda Aceh. "Bukan hanya itu, investor dari Malaysia Nun Utama Holdings juga akan membangun hotel 17 lantai di eks lahan terminal Keudah. Lima lantainya akan dijadikan pusat perbelanjaan berupa mal," pungkasnya
Sumber: https://news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar