Rabu, 30 September 2020 merupakan ajang silaturrahmi sesama Dosen Politeknik Kutaraja, Ruang 106 menjadi saksi sejarah dalam berdialektika akademik berbalut keceriaan. Pandemi covid-19 tidak menghalangi ruang gerak Plh Direktur Politeknik Kutaraja, Desy Puspita, SP, MM dalam memberikan yang terbaik buat kemajuan Kampus kebanggaan Pemuda Aceh. Jargon Kampus Anti Nganggur. Memiliki 4 Program studi meliputi: Analis Keuangan, Manajemen Keuangan Sektor Publik, Administrasi Perkantoran dan Prodi Akuntansi. Keren bukan.
Srikandi yang lincah, energik dan manis..hehe. Gerakannya lincah, inilah kesan pertama saya saat bertemu beliau kala diundang sebagai dosen tamu di Politeknik Kutaraja. Kala itu saya belum jadi dosen tetap, akan tetapi masih dosen terbang. Maklum saja, saya suka jalan-jalan..hehe. makanya asyik terbang jangan dibaca serius ya..aye bercanda.
Bu Desi, saya memanggilnya. Ini pertemuan ketiga saya dengan beliau di forum yang berbeza. Pertemua perdana saat saya diundang sebagai dosen tamu memberi kuliah umum kewarganegaraan bagi mahasiswa baru Politeknik Kutaraja, pertemuan kedua saat menjalin kerjasama dengan Disdik Dayah Banda Aceh hingga penandatangan Memorandum of Understanding (MoU), Mahasiswa Magang dengan Disdik Dayah Banda Aceh, pertemuan ketiga; Rapat Dosen Semester Ganjil TA 2020/2021.
Dimukaddimah, beliau melafadz alhamdulillah tiga kali, ini bermakna beliau ingin menposisikan Allah diatas segalanya. Pujian milik Allah. Tentu bagi pemantik kesufian menangkap ada getaran nur Ilahi yang luar biasa. Saya menyimak dengan runut setiap diksi yang keluar dari Wakil Direktur I yang merangkap Plh. Direktur Politeknik Kutaraja. Satu pesan yang saya tangkap beliau punya mimpi besar dalam memajukan kampus ini. Karenanya kesolidan tim work (dosen dan manajemen kampus) menjadi penting. Sementara Bapak Hamdani teman berselancar di sosmed semakin aduhai dalam merangkai kata. Semoga kehadiran kami bisa memperkaya khazanah intelektual Politeknik Kutaraja sekaligus memperkuat ukhwah insaniah sesama dosen. Satu permintaan saya kala itu agar kedepan Mata Kuliah Dasar-dasar Kehumasan menjadi matakuliah permanen diampuh Bung Syarif agar semakin tiktok dalam dialektika keilmuan, sekaligus memberikan warna baru seputar trend Smart City, Open Data serta Pengelolaan Informasi Publik di Kota Banda Aceh sebagai Pusat Ibukota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar