Oleh: Muhammad Syarif, SHI.M.H*
Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf (MPTT) Asia Tenggara
dengan Diksi Populernya di Aceh Rateb
Siribe, merupakan gerakan dakwah generasi Al-Waliyah. Ajaran Tauhid Tasawuf
yang dimotori Abuya Syekh Amran Waly al-Khalidi terus melahirkan simpul-simpul
dakwahnya baik level dunia, nusantara maupun Bansigoem Aceh. Ajaran Tauhid dan
Tasawuf yang dibangun bernarasikan kedamaian dan kelembutan.
Nafasnya gerakan dakwahnya adalah zikir sebanyak-banyaknya (rateb sirebe). Muzakarah MPTT perdana di Aceh tanggal 13 Juli 2018 berpusat di Lapangan Tugu Darussalam dihadiri ribuan jamaah ulama nusantara dan dunia. Ini menandakan magnet Ilahiyah dibawah nahkoda Syekh Amran Waly al-Khalidi begitu menggetarkan jiwa-jiwa penikmat nur Ilahi. Beberapa tokoh ikut hadir diantaranya; Walikota Banda Aceh Aminullah Usman, Ketua DPRA dan DPRK, para Bupati dari berbagai kabupaten/kota di Aceh, Rektor Unsyiah dan Rektor UIN Ar-Raniry.
Kini ajaran Tauhid Tasawuf yang digerakkan oleh
generasi Al-Waliyah mendapat simpati ulama-ulama sufi dunia diantaranya; Syekh
Muhammad Zein Djarnuzi (Pimpinan Pondok Pesantren Roudhoh Al-Hikam,
Cibinong, Bogor, Jawa Barat), Tuan Guru Muhammad Sholeh (Malaysia), Abi Rozali
(Malaysia), dan Tuan Guru Wan Abdul Qodir (Thailand) serta ulama sufi lainnya.
Simpul-simpul dakwahnya terus melebar, Muzakarah kedua
yang berlangsung di Batam, Kepulauan Riau pada tanggal 24-25 Maret 2019
berpusat di Asrama Haji Batam. Tiap malamnya diisi dengan lantunan zikir
sebagai icon utama ajaran ini. Ratusan Ulama Tasawuf dunia ikut bagian dalam
kegiatan ini.
Pimpinan Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf (MPTT) Asia
Tenggara, Abuya Syekh Amran Waly al-Khalidi, menyatakan Muzakarah Tauhid Tasawuf Asia
Tenggara Ke-2 ini diharapkan bisa menghasilkan kader ulama
tasawuf yang berakhlak mulia dan senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan umat
serta terus menebarkan kesejukan dan kedamain.
“Pengkaderan ulama tasawuf ini diharapkan sebagai
penyambung lidah dari cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia juga
sebagai penyambung para nabi dan rasul yang diutus agar kita dapat beriman dan
beramal salehsehingga hidup bahagia di dunia dan di akhirat kelak,” ujar
Abuya.
Pengkaderan ini, lanjut Abuya, merupakan misi
dakwah agar setiap warga negara, terutama umat Islam dapat saling membantu dan
menyeru kepada kebaikan yang memberikan manfaat di dalam kehidupan sehari-hari,
serta tidak lagi ada keinginan untuk melakukan ujaran kebencian apalagi
permusuhan.
Gerakan Zikir yang dipimpin oleh Abuya Syekh Amran
Waly terus menyesuaikan organisasinya sesuai trend kekinian. Gubernur MPTT dan
Wali Nanggroe MPTT dijadikan nomenklatur organisasi di seluru Aceh. Beberapa Gubernur
MPTT dan Wali Nanggre MPTT telah dilantik oleh Murabbi Syekh Amran Waly.
Apapun model pilihan dan nomenklatur organisasinya
tentu tidak menjadi persoalan, karena sesungguhnya bagi insan-insan yang terus
mencari kenikmatan akan lantunan zikir akan selalu mencintai zikir, karena
berzikir salah satu anjuran Rasulullah. Zikir itu menejukkan jiwa, soal motode
tidak mesti harus sama. Setidaknya selama kami ikut ambil bagian dari majelis
ini, ada kedamaian batin dan ketenangan jiwa.
*Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh, Peminat Studi Ragam Zikir dan Santri
MPTT
1 komentar:
Semoga selalu istiqamah dlm MPTTI,MPTTI semakin berkembang ke seluruh dunia
Posting Komentar