Oleh:
Muhammad Syarif,SHI, M.H*
Dalam suatu perjalanan, Nabi SAW
meminta para sahabat agar memotong kambing. Mereka antusias merespons perintah
Nabi. Sebagian mereka berkata, “Aku yang menyembelihnya.” Sebagian lagi
berkata, “Aku yang mengupas (membuka) kulitnya.” Yang lain berkata, “Aku yang
memasaknya.” Nabi SAW juga ikut andil. “Aku yang mencari kayu bakarnya.” Mereka
tak ingin Rasul yang amat dicintai ikut bekerja dalam urusan masak-memasak ini.
Namun, Nabi menolak, dan tak mau hanya menonton dan duduk manis. “Aku tahu
kalian bisa mengerjakan semua ini. Tapi, aku tak ingin menjadi ‘istimewa’
(berbeda) dari kalian. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
menempatkan dirinya ‘berbeda’ daripada saudara-saudaranya yang lain.”
Sertijab ala Punggawa |
Pertama; dalam urusan kepemimpinan,
kalau Rasul mau, beliau tak perlu bersusah payah. Tapi, beliau justru mengambil
peran dan tanggung jawab paling berat, yaitu mengumpulkan kayu bakar. Ini
adalah teladan yang baik bagi para pemimpin. Seorang pemimpin tentu harus
berani mengambil tanggung jawab dan pantang baginya membiarkan berbagai
persoalan tanpa penyelesaian.
Penyerahan Kado kepada Pak Zahrol |
Dalam bahasa modern, ajaran Nabi ini
dinamakan “Golden Rule” (Hukum Emas)
yang menjadi pangkal keadaban. Hukum Emas ini disebutkan, “Berbuat baiklah kamu
kepada orang lain, seperti kamu mengharapkan orang lain berbuat baik kepadamu.”
Ketiga; soal semangat kebersamaan (ruh
al-jama`ah). Kerjasama dalam satu tim (team work) memerlukan setidak-tidaknya
tiga hal. Pertama, niat (commitment) yang tulus untuk bekerjasama dan sama-sama
bekerja. Kedua, komunikasi dan ketersambungan (communication). Niat saja, tentu
tak cukup. Dalam satu kelompok, setiap orang perlu berkomunikasi satu dengan
yang lain. Ketiga, kolaborasi dalam merajut kebersamaan dalam perbedaan
sehingga melahirkan keindahan.
Semangat kebersamaan ini dikemukakan
Nabi dalam sejumlah hadis, di antaranya, “Orang
mukmin terhadap mukmin lain seperti bangunan, saling menguatkan satu sama
lain.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa). “Allah memperkuat kebersamaan.”
(HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas).
Meuramin ala punggawa |
Kalau masa Rasulullah, para sahabat
sangat setianya kepada Rasulullah dalam menjalankan misi dakwahnya, baik dalam
bentuk dukungan harta, pemikiran dan gagasan, tenaga dan doa, maka dalam koteks
ini pula sejatinya seluruh karyawan Disdik Dayah Banda Aceh memberikan dukungan
pemikiran, gagasan, tenaga (menjalankan tupoksi dengan maksimal) serta doa
kepada pemimpin yang baru. Selamat Datang pemimpin baru, Tgk. Tarmizi Daud,
S.Ag, M.Ag semoga dapat memberikan yang terbaik dalam menata Dayah di Kota
Banda Aceh menuju kegemilangan. Yang baik dilanjutkan dan yang belum sempurna dibenahi.
*Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh
*Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar