Jakarta – Wali Kota Banda Aceh, Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal, menjadi salah satu pembicara pada rangkaian kegiatan INACRAFT 2025 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu, 5 Oktober 2025. Dalam sesi talkshow bertajuk “INACRAFT Nilam with Syah Kuala University” bertema “Nilam Aceh Harumkan Dunia, Teguhkan Identitas”, Illiza memaparkan potensi besar nilam Aceh sebagai komoditas unggulan yang mampu mengharumkan nama Aceh di tingkat global.
Selain Wali Kota Banda Aceh, talkshow ini juga menghadirkan Ketua ARC Universitas Syiah Kuala (USK) Dr. Saiful, S.T., M.Eng., serta Wakil Ketua II Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) Hj. Baby Jurmawati Djuri, S.S., yang turut membahas peluang dan strategi pengembangan industri nilam Aceh dari hulu ke hilir.
Di hadapan
pimpinan ASEPHI, Mediatama Event, para buyer internasional, perajin, pelaku
UMKM, dan akademisi dari USK, Illiza menyampaikan bahwa kehadiran Banda Aceh di
ajang kerajinan terbesar di Indonesia ini bukan hanya untuk memamerkan produk,
tetapi juga untuk memperkenalkan identitas baru Banda Aceh sebagai Kota Parfum
Indonesia.
“Banda Aceh
datang dengan identitas baru: Kota Parfum Indonesia. Nilam adalah bintang
utamanya — anugerah Allah yang mampu mengharumkan Aceh hingga ke seluruh
dunia,” ujar Illiza dalam paparannya.
Menurut
Illiza, Nilam Aceh telah lama dikenal sebagai yang terbaik di dunia, bahkan
negara seperti Prancis – pusat industri parfum global – menunjukkan minat besar
terhadap pasokan nilam dari Aceh. Ia menyebut, kebutuhan pasar dunia mencapai 2
hingga 5 ton per bulan, sementara produksi nilam Aceh kini mulai bangkit
kembali dengan capaian lebih dari 1,27 ton bernilai lebih dari satu miliar
rupiah pada tahun lalu.
“Angka ini
memang belum besar, tapi menjadi sinyal kuat bahwa nilam bisa menjadi pintu
rezeki besar bagi masyarakat Aceh jika dikelola secara serius dan
berkelanjutan,” tambahnya.
Illiza juga
menyoroti peran penting ARC – Pusat Unggulan Iptek Nilam Aceh Universitas Syiah
Kuala yang terus berinovasi, salah satunya melalui ekspor langsung satu ton
minyak nilam ke Prancis menggunakan Garuda Indonesia, serta digitalisasi rantai
pasok lewat sistem ERP MyNilam hasil kolaborasi USK dengan ILO. “Inilah bukti
nyata bahwa jika kampus, pemerintah, dan masyarakat bergerak bersama, Banda
Aceh bisa melangkah menjadi Kota Parfum Indonesia,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota juga mengapresiasi semangat generasi muda Aceh yang mulai menekuni dunia parfum dan industri kreatif. Beberapa UMKM muda binaan ARC USK telah melahirkan produk parfum lokal berbahan nilam dengan desain dan kemasan modern, bahkan telah dipamerkan di ajang nasional.
“Produk Aceh
bukan sekadar aroma, tapi aroma dengan cerita, identitas, dan ruh. INACRAFT
menjadi panggung penting untuk menunjukkan bahwa kreativitas anak muda Aceh
sudah nyata dan siap bersaing di pasar dunia,” ucapnya.
Lebih lanjut,
Illiza memaparkan berbagai program prioritas Pemerintah Kota Banda Aceh untuk
memperkuat identitas kota sebagai pusat industri parfum nasional, antara lain:
• Pameran Parfum Internasional, sebagai ajang tahunan mempertemukan produsen,
desainer, dan buyer dunia;
• Sekolah Parfum, untuk melahirkan inovator muda Aceh dengan kurikulum
internasional;
• Galeri Parfum Banda Aceh, sebagai ruang promosi permanen bagi produk parfum
lokal dan UMKM; serta
• Diplomasi Parfum, yang menjadikan aroma nilam sebagai simbol persahabatan
Aceh dengan dunia.
Dengan
program-program tersebut, Illiza optimistis Banda Aceh akan dikenal bukan hanya
sebagai Serambi Mekkah, tetapi juga sebagai Kota Parfum Indonesia yang harum
dengan identitasnya sendiri.
“Bayangkan
jika suatu hari parfum dengan label Made in Banda Aceh berdiri sejajar dengan
Chanel atau Dior di rak dunia. Itu bukan sekadar mimpi, tapi visi yang sedang
kita wujudkan,” ungkapnya penuh semangat.
Menutup
paparannya, Illiza mengajak seluruh pihak untuk terus berkolaborasi. “Pemerintah
punya visi, kampus punya riset, tapi perjalanan ini butuh UMKM, youthpreneurs,
dan buyer internasional yang percaya pada kita. Dengan nilai, budaya, dan ilmu
– kita harumkan dunia, mulai dari Banda Aceh,” pungkasnya. (JZ01CPR)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar