15 Okt 2025

Kisah Cinta Guru yang berakhir duka


Panggung drama pendidikan kita kembali tampil dengan plot twist luar biasa. Seorang Kepala Sekolah dikabarkan menampar siswa yang ketahuan merokok di area sekolah.

Dan seperti biasa, bukan sang perokok yang disalahkan melainkan gurunya!

Salut untuk orang tua sang “anak emas” yang gagah membela hak anaknya untuk merokok dengan damai di lingkungan pendidikan, bahkan sampai ke kantor polisi. Maka,

wahai guru-guru, berhentilah menegur. Kalau lihat siswa merokok, jangan tegur—tawarkan saja pemantik api, lalu bantu rekam konten TikTok slow motion asapnya biar artistik.

Karena menampar itu kuno, menegur itu berisiko hukum, dan mendidik terlalu berani untuk zaman sekarang. Lucunya, para siswa malah mogok belajar untuk membela temannya yang bersalah. Luar biasa..!!

Inilah bentuk solidaritas buta yang layak dapat penghargaan moral paling ironis tahun ini. Kini, sekolah bukan lagi tempat membentuk karakter, tapi ajang eksperimen: seberapa jauh pelanggaran bisa dilakukan tanpa konsekuensi

Selamat datang di era baru pendidikan kita, di mana guru salah karena mencoba benar, dan pelanggar aturan dipuja sebagai korban. Sosok guru yang menampar siswa berakhir duka diberhentikan sementara dari Kepala Sekolah, walau akhirnya dikembalikan di posisi semua. Inilah kisah cinta guru yang berakhir duka, lantas apakah kita biarkan mari merokok dengan bebas di ruang terbuka, merokok di ruang kelas bak main game, aneh tapi nyata, kabilah siswa SMA pun buat perlawanan moggok belajar akases guru menampar siswa-nya. Lantas dimanakah kini moralitas Siswa di nusantara. #DaruratMoralitas# Tat Nateuh (JZ)1CPR)

Tidak ada komentar: