Oleh Bung Syarif*
Kali ini Carlie Papa Romeo (CPR)
mencoba mengurai sejarah singkat Kepemimpinan Gampong Meunasah Tuha. Tak banyak
referensi yang terpublikasi. Karna itulah CPR mencoba mengurai ulasan singkat Kepemimpinan
Keuchik (Red Kepala Desa) dari Tahun 1816 hingga sekarang.
Berikut kisahnya. Pada tahun 1812
Gampong Meunasah Tuha awalnya hanya di huni delapan kepala keluarga yang
berprofesi sebagai nelayan dan petani.
Dalam perjalanan waktu, warga pesisir pantai di kawasan Kecamatan Peukan Bada- Aceh Besar membangun sebuah balai tempat ibadah yaitu Meunasah. Pembangunan tersebut terus di ini siasi oleh Keuchik Ahmad. Pada Tahun 1816. CPR tak banyak mendapatkan informasi seputar kiprah keuchik perdana.
Pada tahun 1817 masyarakat membeli
sebuah bangunan tuha yang terbuat dari kayu yang berada di Lhong,
bangunan yang dibeli itulah sebagai tempat beribadah yang disebut
Meunasah. Pada tahun 1818 warga melakukan musyawarah gampong dimana hasil
mufakat terciptalah nama tempat tinggal yaitu awalnya kata Tempat ibadah disebut
menjadi Meunasah dan kata Tuha karena bangunan yang dibeli sudah tuha
(tua) kemudian disempurnakan menjadi tempat tinggal Desa Meunasah Tuha dan
sekarang disebut Gampong Meunasah Tuha.
Geliat Pembangunan dari masa-kemasa.
Pembangunan Gampong didasarkan pada prinsip “pola pembangunan swadaya
masyarakat”. Dimana dari tahun ketahun prinsip ini terus dilanggengkan oleh
Keuchik selaku Pemimpin di tingkat Gampong.Urutan pemimpin pemerintahan Gampong
Meunasah atau Keuchik menurut imformasi para Warga Gampong sejak dari sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai dengan hingga sekarang sebagai berikut:
Periode 1816-1825
Pada periode ini tampuk pimpinan di pepimpin oleh Keuchik Ahmad selaku Keuchik
pertama Gampong Meunasah Tuha. Dalam melaksanakan pembangunan tempat Ibadah
sang pemimpin menganut prinsip Gotong Royong. Meunasah Gampong awalnya terbuat
dari Kayu dan atapnya daun rumbia serta membangun satu sumur dipekarangan
Meunasah hingga berakhir pimpinannya.
Periode 1826 – 1854
Keuchik pada saat itu terpilih Saudara Mahmud. Beliau mulai
membangun lorong-lorong atawa jalan setapak untuk mempermudah transportasi
menuju ke Meunasah. Sistem pembangunan yang dilakukan juga sistem swadaya.
Pembangunan lain nya dimasa itu pembersihan perluasan lahan sawah dan juga
pembangunan tanggul Sungai air laut di sebelah Utara Gampong secara
gotong-royong rutin setiap hari Jum’at.
Periode 1855-1884
Gampong Meunasah Tuha di pimpin oleh Keuchik Husen Pembangunannya
lanjutan dari Keuchik Mahmud. Keuchik Husen di kenal sebagai pemain Rapai
dan beliau membentuk satu Grup Rapai yang pada masa itu sangat populer di
Gampong Meunasah Tuha.
Periode 1885-1907
Pada masa ini kepemimpinan Gampong Meunasah Tuha kembali dipimpin oleh
Keuchik Ahmad untuk kedua kalinya. Pembangunan tetap
saja berlanjut dan pada saat itu wilayah Kuta Raja masih dalam penjajahan
Belanda. Keuchik Ahmad orang pandai dan cerdik dia selalu menentang
tentara Belanda, pada tahun 1907 Keuchik Ahmad memukul komandan tentara
Belanda dan akhirnya dia di tangkap oleh pasukan Belanda. Hingga akhirnya
beliau di gantikan oleh Keuchik Ubid.
Periode 1909-1932
Gampong Meunasah Tuha di pimpin oleh Keuchik Ubid. Beliau
mengatur pemerintahan Gampong dengan baik, pada masa itu dilakukan perluasan
Meunasah dengan cara swadaya masyarakat. Pada Tahun 1929 Keuchik Ubid bersama
aparatur gampong membangun Balai Pengajian di komplek pekarangan
Meunasah.
Periode 1932-1946
Pada masa itu keuchik dijabat oleh Ustad Yakob, beliau
mengambil suatu kebijakan dengan kesepaktan secara musyawarah untuk membangun
Meunasah semi permanen dalam bentuk panggung hal ini dilakukan karena semakin
bertambahnya penduduk Gampong Meunasah Tuha. Masyarakat pada saat itu sangat
temtram dan sangat antusias dalam melaksanakan ibadah Fardhu.
Periode 1946-1970
Keuchik pada periode ini di pimpin oleh Abdul Wahab dan
Teungku Meunasah Tgk Ilyas. Pada Tampuk Kepemimpinannya membangun tanggul
Sungai agar masyarakat temtaram menanam padi di persawahan bagian Utara Desa.
Pada periode kepemimpinan Keuchik Abdul Wahab Indonesia sudah Merdeka. Pada
Tahun ini sudah ada bantuan Pemerintah di Gampong yang disebut Uang Bangdes
atau Dana Bantuan Desa dengan adanya bantuan ini beliau membangun Kantor
Keuchik semi permanen.
Periode 1970-1978
Periode ini dalam status kedaan kacau sehingga tidak ada Keuchik,
maka periode masa itu di bentuk “kepemimpinan Panitia atau adhoc” yang dikoordinir
saudara Andip sebagai ketua panitia wakil ketua
saudara Ustad Yakob dan beberapa orang yang menjabat sebagai
anggota, Tgk Meunasah pada periode itu tetap saudara Tgk
Ilyas. Pembangunan Gampong pada saat itu terus berlanjut. Saudara Andib
dengan para pemuda sangat akrap sehingga pada masa itu terbentuk
Organisasi Bola Kaki yang diberi nama Persatuan Sepak Bola Meunasah Tuha (PSMT). Atlit
Bola PSMT banyak yang menjadi pemain Persiraja Banda Aceh. Lapangan
Bola PSMT juga dipakai oleh gampong lain di Banda Aceh dan Aceh Besar dijadikan
sebagai laga tanding bola serta tempat latihan.
Periode 1978-1986
Keuchik
terpilih kembali yaitu saudara Maimun. Pada periode ini Persatuan
Klub Bola Kaki terus berlanjut dan PSMT pada saat itu sangat terkenal membawa
nama baik Gampong Meunasah Tuha dan nama baik Kecamatan Peukan Bada pada masa
itu. Potensi ekonomi masyarakat juga sangat baik hal ini disebabkan adanya
sumber pekerjaan pengangkutan barang dari Sabang, Pulau Aceh dan Pulau Bunta.
Bidang pembangunan Gampong juga terlaksana seperti Perluasan jalan dan
pengerasa jalan.
Periode 1986-1998
Keuchik
yang terpilih saudara Juned periode ini Kondisi pemerintahan Gampong
Meunasah Tuha sangat baik, di Bidang pembangunan Gampong periode keuchik
Juned membangun Meunasah Permanen, perluasan pembangunan
kantor keuchik permanen, pembangunan kedai Gampong, pembangunan Klinik Pos
Yandu dan juga perlengkapan peralatan PKK. Di bidang kepemudaan olah
raga bola kaki semakin berkembang pesat.
Periode 1998-2000
Periode
ini Keuchik terpilih saudara Zamzami tahun pertama pemerintah
berjalan dengan baik sedangkan tahun kedua kurang baik disebabkan aparatur
pemerintah gampong tidak kompak, roda pembangunan pemerintahan gampong
tersendat dan macet yang pada akhirnya beliau mengundurkan diri.
Periode 2000-2004
Periode
ini Keuchik Gampong Meunasah Tuha terpilih M. Kamil, pemerintahan
Gampong kurang baik hal ini disebabkan kedaan masa
konflik Aceh (Darurat Meliter). Pembangunan pada saat itu terus berlanjut,
sehingga di akhir tahun tepatnya tanggal 26 desember 2004 terjadi
musibah Tsunami Gampong Meunasah Tuha semua pembangunan Infrastruktur
fasilitas umum rusak berat dan juga perumahan warga rusak total rata dengan
tanah.
2005-2010
Pasca
Gempa Tsunami melanda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) warga gampong Meunasah
Tuha pada saat itu masih dalam keadaan berduka dan periode ini dipimpin
oleh Subki Basyah. Pasca Tsunami banyak NGO masuk ketempat
pengungsian warga Gampong Meunasah Tuha untuk meliput data-data dan menggali
berita kejadian Gempa dan Tsunami, dua bulan di pengungsian lampenerut kemudian
warga kembali pulang ke gampong membangun tempat berteduh dalam bentuk barak.
Kepemimpinan Keuchik Subki Basyah di pandang sangat baik sehingga berbagai fasilitas Infranstruktur
sudah mencapai 85 % dengan bantuan NGO sehingga rumah-rumah yang kosong diisi
oleh para pendatang. Kala itu CPR telah bermukim di Gampong Meunasah Tuha dengan menempati rumah
M.Rijal UB yang kala itu sebagai Sekretaris Remaja
Masjid Raya Baiturrahman dan CPR sebagai Ketua Remaja Masjid Raya Baiturrahman
Banda Aceh. Kini M.Rijal UB sudah menjadi warga Calang dan berprofesi sebagai
Guru SMA (Wakil Kepala SMA di Patek, Calang)
Periode 2011-2012
Pada
Tahun ini terjadi pesta demokrasi Pemilihan Keuchik Gampong Meunasah Tuha
periode 2011-2016. Pelaksanaan pesta demokrasi pemilihan
keuchik berjalan dengan lancar sehingga Sdr. Ismadi terpilih sebagai Keuchik. Setelah Keuchik baru terpilih, awalnya beliau meminta
pengunduran diri dengan alasan beliau tidak cocok untuk memimpin Gampong
Meunasah Tuha.
Beberapa
kali beliau minta untuk diganti. CPR secara pribadi pernah terlibat Rapat Masyarakat merespon
sikap penolakan beliau agar tidak dilantik menjadi Keuchik Gampong Meunasah
Tuha. Akhirnya masyarakat tetap mempertahankan Tampuk Kepemimpinannya
pada Sdr. Ismadi. Pada masa ini Tapal Batas Gampong
menjadi program prioritas.
Disamping
itu pula Pembersihan Gampong, Pembuatan Jalan dan Pembersihan
Kuburan Massal menjadi Agenda Kerja Keuchik Ismadi. Diakhir kepemimpinannya membuka akses Jalan menuju Kuburan Massal
dibangun dengan Konsep Swadaya Masyarakat. Jalan-jalan umum yang dilalui Warga
juga sudah mulai terang hal ini disebabkan adanya komitmen masing-masing warga
untuk menyumbangkan Lampu Jalan sesuai dengan kemampuan Warga.
Klub
Bola PSMT mulai hidup kembali hal ini terbukti klub ini mampu menyelenggarakan
event Akbar Sepak Bola yang berpusat pada Lapangan Bola PSMT.
Disamping itu Pula Klub Bola PSMT juga pernah mengikuti beberapa kali turnamen
antar Gampong. CPR sering membersamai kalai itu disaat masih menjabat Wakil Tuha
Peut Gampong. Termasuk juga CPR melobi bantuan pada Dinas Syariat Islam Aceh
untuk bantuan Ambal Meunasah, Al-Qur`an serta bantuan lainnya pada Instansi
Pemerintahan. Kala itu CPR juga berkontribusi membantun pembebasan Lahan Sekolah
TK yang kini dijadikan salah satu TK Pavorit di Peukan Bada. Setelah memimpin Gampong Meunasah Tuha selama
setahun akhirnya Ismadi mengundurkan
diri.
Periode 2013 - 2018
Pasca
pengunduran Bapak Ismadi, maka pada akhir Tahun 2012 dilaksanakan Pesta
Demokrasi, ada dua Kadidat keuchik kala itu yang maju yaitu Hamdani dan Eddy Pajri. Dengan hasil akhir Bapak Eddy Pajri
menjabat sebagai Keuchik Gampong Meunasah Tuha.
Berbagai
terobosan terus dilakukan oleh Keuchik yang baru terpilih, langkah pertama
adalah menata kembali Wilayah Gampong yang dibagi empat Wilayah di
yaitu : Pertama Dusun Lam Tapeun, Dusun Lamtepeun
Berbatasan: Sebelah Selatan dengan Pergunungan, Sebelah Utara dengan Lautan,
Sebelah Timur dengan Lam Awee,Lamanyang, Lam Isek, Sebelah Barat dengan Dusun
Blang Anoi dan Lam Ceurih, dengan luas wilayaah +-31 Ha.
Kedua: Dusun
Blang Anoi, Dusun Blang Anoi Berbatasan : Sebelah selatan dengan
Dusun Lam Tapeun, Sebelah Utara dengan Laut, Sebelah Timur dengan Desa Lam
Tapeun,Sebelah Barat dengan Desa Lam Ceurih, dengan Luas wilayah +-
26 Ha.
Ketiga: Dusun
Lam Ceurih. Dusun Lam Ceurih Berbatasan : Sebelah Selatan dengan
Pergunungan, Sebelah Utara dengan dusun Blang Cut dan Blang Anoi, Sebelah Timur
dengan Dusun Blang Anoi dan Lam Tapeun, Sebelah Barat ddengan Dusun Blang Cut,
dengan Luas Wilayah +- 23 Ha.
Keempat; Dusun
Blang Cut. Dusun Blang Cut Berbatasan : Sebelah Selatan dengan
Pergunungan, Sebelah Utara dengan Laut, Sebelah Timur dengan Dusun Lam Ceurih,
Sebelah Barat dengan Gampong Lam Tengoh dan Lam Tui. Dusun Blang dengan luas
Wilyah 28 Ha.
Di era beliau Balai Pengajian dihidupkan kembali dan saat ini berjalan
dengan lancar. Balai Pengajian akhirnya berubah menjadi dayah. Awalnya
pembelian tanah meurepe antar warga (waqaf tanah) CPR juga kala itu
menyumbangnya (waqaf tanah). Pengajian berjalan lancar, awalnya di meunasah
akhirnya pindah ke dayah yang dipimping Tgk. M.Ridha (Alumni Seulimum).
Akhirnya pada Tahun 2014 Dayah ini di resmikan oleh Abu Seulimum.
Tahun 2014
Gampong Meunasah Tuha terus berbenah alhamdulillah sawah sudah digarap dua kali oleh
masyakat dan hasilnya cukup mengembirakan. Memang ada beberapa sawah tergenang
air saat turut hujan. Untuk mengatasi masalah ini, aparat Gampong sepakat untuk
membuat irigasi sebagai tempat buangan air. Langkah-langkah terobosan terus
dilakukan sebut saja; pemagaran sawah, pembelian mesin hand tractor, pembangunan
Gapura Gampong serta pembangunan saluran irigasi sebagai
solusi atas genangan air sawah.
Periode 2018 - 2024
13 Februari 2018 Iswadi NS
mantan Ketua Pemuda Gampong Meunasah Tuha Resmi menjabat sebagai Keuchik hingga
13 Februari 2024. Dimasa kepemimpinannya ia berusaha menghidupkan kembali
Pengajian di Gampong termasuk menghidupkan Dalael Khairat dan Sepak
Bola serta berbagai aktivitas Ibu-Ibu PKK. Lewat sentuhan tangan
dinginnya Gampong Meunasah Tuha kembali bersinar di level Keucamatan dan Kabupaten
Aceh Besar.
Berbagai giat keagamaan dihidupkan kembali. Turnamen Bola pernah berjaya di masanya. Berbagai pretasi gampong pernah diraih dimasa kepemimpinannya sebut saja; Juara Umum Spirit Ramadhan antar Gampong dilingkungan Peukan Bada 2018, Hingga Juara 2 PKK tingkat Kabupatennya di Tahun 2020. Ini adalah sebuah terobosan. Dimana Gampong Meunasah Tuha sudah semakin melangit di Pusaran Kecamatan Peukan Bada. Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dbentuk dan kembangkan. Aset Gampong ditata kembali dan dikelola dengan Transparan dan Akuntabel. Iswadi NS punya mimpi besar sejahtera warganya, damai dan kompak rakyatnya.
Ia juga mencoba menata
kembali Gampong berbagai pembangunan fisik dibangun sebut saja drainase
gampong, Jalan setapak, Balai Serba guna, renovasi
gedung Keuchik dan Tuha Peut Gampong, Meunasah di
Percantik dan berbagai pelatihan bagi ibu-ibu PKK dalam upaya pemberdayaan
Masyarakat Gampong. Melakukan pembebasan lahan akses pertanian sebesar 500 M
menuju jembatan Lam Tutui di luar dana gampong/desa dimasa Camat Budi Santoso
Ia juga mendorong warganya untuk bertani padi, membangun kemitraan dengan forum keuchik se-Kecamatan Peukan Bada. Tentunya selaku hamba yang dhaif, pasti ada kekurangan disana-sini. Kini Gampong pasca Iswadi purna tugas, Gampong Meunasah Tuha dipimpin oleh Pejabat Kecamatan Peukan Bada yaitu Cut Erlita Laily, SE. Tentunya sebagai Pj Keuchik Gampong Meunasah Tuha Cut Erlita sesuai tupoksinya mengatur ritme jalannya roda pemerintahan Gampong sebelum adanya Keuchik Definitif dalam Pesta Demokrasi Pilchiksung serentak nantinya. Tentunya warga Gampong Meunasah Tuha menanti Keuchik harapan baru, muda, energik dan lincah, agar roda pemerintahan berjalan kencang. Lantas siapakan calon keuchik Tahun 2025? kita tunggu saja tanggal mainnya.
*****Penulis adalah Magister Hukum Tata Negara USK, JZ01CPR, Mantan Wakil Tuha Peut Gampong Meunasah Tuha, Aktivis LBH Darul Misbah, Aktivis 98, Alumni Lemhannas Pemuda Angkatan I, KAHMI Aceh, Fungsionaris DPD KNPI Aceh, Pengurus ICMI Kota Banda Aceh periode 2024-2029, Sekretaris DPW Syarikat Islam Aceh, Mantan Ketua DPD Jaringan Nusantara Aceh, Mantan Ketua Umum Remaja Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Ketua Komite Dayah Terpadu Inshafuddin, Presidium IKAHES UIN Ar-Raniry, Mantan Sekjen DPP ISKADA Aceh, Direktur Aceh Research Institute (ARI), Dosen Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry, Sekretaris PC HIPSI Kota Banda Aceh, Wakil Sekretaris PW Syarikat Islam Aceh

Tidak ada komentar:
Posting Komentar