Banda Aceh-Ribuan masyarakat dari berbagai elemen tumpah ruah di depan Kantor DPR Aceh, menyampaikan aspirasinya dengan suara lantang, namun dalam bingkai kedamaian, tanpa anarkisme. Tanpa gas air mata, tanpa letusan peluru karet dan tanpa perusakan pasilitas publik.Yang terdengar hanyalah suara orator yang melengking lewat mikropon. Aparat kepolisian menjaga dan berbaur dengan para pendemo dengan penuh kesiap-siagaan. Sesekali Aparat Kepolisian POLDA Aceh melemparan senyum manis tertuju buat para pendemo.
Aksi demontrasi ini
menjadi bukti rakyat Aceh mampu menunjukan pada dunia cara berdemontrasi yang
elegan dan sesuai substansi. Tidak mudah terprovokasi. Cara-cara terhormat
diperlihatkan oleh para mahasiswa Bansigeom Aceh. Kami datang bukan untuk
merusak, bukan untuk melukai, kami hanya ingin didengar suara hati oleh
pemimpin negeri, kami pulang dengan damai, seru salah seorang orator yang penuh
ketulusan dan hati suci.
Susana damai menjadi gambaran betapa kearifan lokal Aceh masih terjaga. Budaya saling menghormati, saling menghargai. Adat bersendikan syariat melekat dalam setiap langkah para pendemo. Karna itu perbedaan pendapat tidak mesti dengan kekerasan, dan pengrusakan fasilitas publik, ungkap Iwan salah seorang pendemo.
Inilah wajah demokrasi penuh keadaban diperlihatkan oleh para Mahasiswa Aceh. Tokoh Agama, Pemimpian dan Forkompimda bersatu padu menyuarakan kedamaian dalam setiap napas pergerakan mahasiswa. Saatnya Marwah Aceh kita perlihatkan pada dunia, Aceh bangsa mulia. Semoga keteladanan ini bisa dicontoh oleh para pendemo di daerah lain di nusantara. Suara rakyat bisa menggema tanpa amarah, tanpa anarkis. Dari Aceh untuk Indonesia. Damai adalah cita-cita mulia endatu yang telah syuhada. Bapak Kapolda Aceh, Brigjen Marzuki Ali Basyah, bereh (JZ01 CPR)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar