Oleh Bung Syarif*
Siapakah Tome Pires? Ia adalah seorang apoteker, administrator kolonial dan diplomat portugis. Singgah di Aceh pada tahun 1512, dalam bukunya Suma Oriental menulis tentang perpolitikan di wilayah Kesultanan Aceh.
Tome Pires menyebut Aceh dengan nama Achey atau Achin mengungkapkan bahwa di negeri ini terdapat sumber daya alam yang cukup terkenal kala itu antara lain: kapur barus, kayu sepang (caesalpinia sappan), gading, emas, cengkeh, pala, nilam dan lain-lain.
Tome Pires menyebutkan beberapa daerah kerajaan (reino) yang tunduk di bawah kesultanan Aceh antara lain: Gamispola (Sabang), Lamuri (Lambry) kerajaan di Sumatera Utara (muncul abad ke-7 M), Biheu (kenegerian di Aceh Besar, Sagi 31 Mukim), Pedir (Pidie, yang berdiri abad ke-15), Anyer Labu (Aeilabu/Pasie Ie Leubee?), Lide (Samalanga?), Pirada (Peudada), Pacee (Pasai), reino de Bata (Batak), reino de Aru (Aru), reino de Barus (Barus), Singkil (Quinchell), Mancopa (Meulaboh), Palembang (Palimbao), Kampar (Campar), dan lain-lain.
Tome Pires menambahkan, sekitar Sabang atau Gamispola terdapat empat pulau, yaitu: Broeh atau Beruas (Pulau Breuh), Weh, Dobat dan Bunta.
Tome Pires menjelaskan, bila dari arah barat atau dari India, wilayah pertama yang akan dijumpai adalah kerajaan Aceh, disampingnya kerajaan Lamuri. Kerajaan ini terletak sebelah timur kerajaan Aceh membentang hingga pedalaman yang berbatasan dengan kerajaan Biar (Biheu). Kerajaan Biar berbatasan langsung dengan kerajaan Pedir. Tome Pires mengungkapkan, kerajaan Aceh yang berpusat di sekitar Kampung Jawa, Peulanggahan, Pande, Kuta Alam, Pango selalu berperang dengan kerajaan Pedir.
Kerajaan Pedir pada masa itu dipimpin oleh Muzaffar Syah. Mata uang yang digunakan di kerajaan Pedir adalah drama (dinar). Beberapa wilayah sekitar Pedir seperti Ayer Labu, Lide bahkan Pirada tunduk di bawah kekuasaan kerajaan Pedir, namun akhirnya mereka melakukan pemberontakan.
Wilayah-wilayah yang terpadat penduduknya adalah di
kerajaan Pasai (Pasee atau Pacem). Kerajaan Pasai berbatasan dengan kerajaan
Pirada dan sebelah timur berbatasan dengan kerajaan Batak. Kerajaan Pasai tergolong
negeri yang makmur dan kaya. Terdapat pedagang dari Persia, Gujarat. Arab,
Turki, dan lain-lain dalam jumlah besar di wilayah kerajaan Pasai. Ibukota
kerajaan Pasai disebut Pasai atau Camotora (Sumatra). Penduduk kerajaan Pasai
pada saat ini berjumlah sekitar.20 ribu orang. Mata uang di kerajaan ini
terbuat dari emas dan perak. Membaca sejarah Aceh masa lalu terbayang, betapa hebat dan jayanya kesultanan Aceh kala itu, bahasa zaman sekarang "di thee leu kapee". Tapi jino Aceh hana meu`oh ban, meucokolo, hehe. meuah bang loen, nyo satire, jika ada yang tidak setuju juga tidak apa-apa.
*Penulis adalah Aktivis`98, Magister Hukum Tata Negara USK, Dosen Legal Drafting FSH
UIN Ar-Raniry, Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh, JZ01CPR, Alumni Lemhannas Pemuda Angkatan I, Ketua Komite Dayah Terpadu Inshafuddin, Pengurus ICMI Kota Banda Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar