Oleh Bung Syarif*
Mahalnya sebuah data dalam pembangunan, bukan hanya jargon. Negara telah membangun kontruksi hukumnya terkait urgensi data dalam pembangunan. Portal Open Data Labs, Satu Data. Berbagai portal resmi lainya yang telah diimplementasikan panda institusi Kementerian/Antar Lembaga Negara kini semakin aduhai. Beberapa Portal resmi diantaranya; data.go.id, ppid.go.id lapor.go.id, labs.webfoundation.org.,inaproc.id
Kamu kok bisa ngomong seperti ini, datanya mana?” kalimat yang sering kita dengar, yang sering dilontarkan para akademisi. Jawaban bagi orang awam tentunya akan menjelaskan persespektif yang dimilikinya. Sebagian yang sedikit pandai mengelak akan beretorika menjelaskan bahwa “pengalaman empiris yang didapat dari lingkungan, media, dan teks-teks yang dibaca kemudian terekam dalam pikirannya adalah data”. Tetapi hal tersebut akan hanya dijadikan sebuah asumsi, dan pernyataan yang benar dalam penelitian.
Tentu saja otak kita terisi dengan banyak informasi dan data yang didapat dari panca indra yang kita miliki. Untuk menjelaskan sebuah pernyataan, tidak boleh secara ujuk-ujuk berpendapat begitu saja. perlu adanya penjabaran tentang apa yang terjadi sebelumnya, darimana informasi yang didapat, terpercaya atau tidak. Kemudian barulah kita dapat berbicara tentang pendapat kita, dugaan kita, ataupun analisis kita.
Dalam KBBI (Kamus besar bahasa Indonesia) data merupakan keterangan yang benar atau nyata yang dapat menjadi sebuah kajian (analisis atau kesimpulan). Beberapa ada yang menjelaskan bahwa data merupakan sebuah catatan atas kumpulan sebuah fakta atau realitas sosial. Jika ditelisik dari bahasa, data berasal dari “datum” yang dalam bahasa Yunani berarti kumpulan fakta. Pada bahasa inggris data bersifat majemuk, tidak ada istilah “datas” untuk menggambarkan banyak data. Pada aktivitas sehari-hari, data menjadi suatu pernyataan yang diterima secara orginal atau apa adanya. Pernyataan tersebut adalah hasil dari sebuah pengukuran atau pengamanatan terhadap sesuatu, yang menghasilkan sebuah, anka, kata-kata, atau citra.
Data dalam Penelitian Ilmiah
Penelitian memiliki banyak maksud dibelakangnya, tergantung apa motif dan kepentingan sang peneliti melakukan penelitian tersebut. Tetapi tujuan penelitian dapat dikerucutkan menjadi 3 hal pokok. Pertama Eksploratif, penelitian bertujuan menemukan pengetahuan baru yang belum ada sebelumnya. Kedua yaitu Verifikasi, penelitian memiliki tujuan untuk menguji teori yang sudah ada, sehingga penelitian tersebut dapat memperkuat atau justru malah melengserkan teori yang sudah mapan. Ketiga yaitu Development, maksud dari pelaksanaan penelitian adalah untuk mengembankan penelitian yang sudah ada.
Ketika merumuskan sebuah tujuan penelitian, tentunya kita harus berpatokan pada rumusan masalahnya terlebih dahulu. Tujuan penelitian akan terjawab ketika rumusan masalah yang berbentuk deskriptif, komparatif dan asosiatif pada rumusan masalah sudah jelas. Sehingga penelitian memerlukan sebuah dasar analisis dan konstruksi yang dilakukan secara sistematis. Bukan hanya itu saja, penelitian juga menggunakan metodologis dan konsisten. Sehingga menurut Soejono Soekanto, tujuan dari penelitian untuk dapat mengungkap sebuah kebenaran sebagai salah satu manifestasi keinginan manusia untuk mengetahui apa sesungguhnya sedang dihadapi.
Data sebagai Pisau Analisis
Mungkin sebagian besar orang tidak terlalu memperhatikan arti penting sebuah data. Tetapi bagi lingkup pendidikan, perusahaan, dan pemerintahan, data menjadi hal dasar untuk mengambil keputusan atau kebijakan pimpinan.
Kamalesh Bathala (2019) Director of Customers and Analytics salah satu start up besar di Indonesia, mengatakan bahwa data menjadi nafas bagi pengembangan bisnis. Pengambilan, pengolahan, serta analisis data sangat penting dalam membangun sebuah produk yang user-centric. Kamalesh mengungkapkan “Sebuah produk yang baik dibangun melalui sebuah analisis data yang tepat. Semua keputusan bisnis yang dilakukan harus berbasis data”. Dengan mengetahui data kebiasaan pengguna, perusahaan dapat mengetahui apa kebutuhan konsumen saat ini. Perusahan juga dapat memprediksi apa yang menjadi kebutuhan konsumen yang akan datang.
Dalam institusi pemerintahan, data menjadi menu utama dalam mengolah program kerja. Data yang salah menyebabkan salah dalam mengambil kebijakan pimpinan. Karna itulah Instansi Pemerintahan membutuhkan sebuah data yang baik agar dapat membantu para pimpinan dalam mengambil suatu kebijakan. Ketika pengambilan sebuah kebijakan tidak berdasarkan data, maka hal tersebut sangat merugikan. .
Dari segi anggaran akan terbuang percuma, dan dari sisi masyarakat juga dirugikan karena tidak tepat sasaran. Bukan hanya itu, data bagi pemerintahan juga digunakan untuk menyusun rencana kegiatan dan mengambil sebuah keputusan. Sehingga sebelum pengambilan keputusan kebijakan memerlukan riset-riset guna mencari data, dan menghindarai kebijakan yang tidak tepat sasaran. Kumpulan data-data yang terorganisir dalam sebuah data base dapat membantu memudahkan instansi pemerintahan dalam pencapaian rencana strategisnya.
Banyaknya pembangunan yang mangkrak, tidak fungsional, besar dugaan salah dalam menyodorkan data dan informasi kepada pimpinan. Karna itu mulai sekarang mari kita rubah cara berpikir. Pembangunan harus berbasis data, bukan asumsi apalagi berbasis seberapa cuan yang diterima. Jika kita sepakat mari kita benahi data sektoral dimasing-masing OPD kita.
**Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh, Pengurus ICMI Kota Banda Aceh periode 2024-2029
Tidak ada komentar:
Posting Komentar