Oleh Bung Syarif*
Dengarkan kisah aduhai
Dendang kebersamaan Warga Peukan Bada
Kedai Suhendra tempat mankalnya berbagai Komunitas Aceh Besar-nya
Mantan Keucik, Kadus, Ketua Pemuda, Calon Keucik, Panwas Kecamatan, Babinsa, Politisi, Timses, Intel, Kanit Reskrim Kecamatan Peukan Bada, Paminal Polda, Brimob Polda hingga penjual barang antik juga mampir disana
Dengarkan kisah aduhai
Dendang kebersamaan Warga Peukan Bada
Tiap malam selalu ramai disana
Bidak Catur mesti terhampar dimeja
Boh Maneik Weng juga ada
Dengarkan kisah aduhai
Dendang kebersamaan Warga Peukan Bada
Tuan Marco semakin ancak bana
Memakai Rompi kebesaran CRV Chapter Indonesia
Siap mendistribusi barang antik dengan harga komisi saja
Soal tampilan dan gaya tak boleh kendor kata-nya
Bermukim di Lamteungoh, Soal Ngopi Malam mesti di Pojok Meunasah Tuha
Dengarkan kisah aduhai
Dendang kebersamaan Warga Peukan Bada
Mantan Pak Keuchik Iswadi NS nama-nya
Punya keahlian membuat Boat di sana
Dengarkan kisah aduhai
Dendang kebersamaan Warga Peukan Bada
Pak Kadus, Mawardi nama-nya
Berprofesi Nelayan dan Tukang Sumur Bor dimusim kering-nya
Dipojok Meunasah Tuha berbagai Profesi ada disana
Pakar Hukum hingga Pakar Nelayan dan Aparat TNI/POLRI juga ada disana
Pojok Meunasah Tuha tempat mangkalnya para tokoh Peukan Bada
Tuan Marco semakin sering mangkal disana
Para Politisi mesti pinter mencari suara disana
Kalau tidak babak belur di buat oleh warga-nya
Bola Kopi Hendra tempat mangkalnya sang juara
Boh Manoek Weng Harga Kampung rasa eropa dijual disana.
*Goresan Pena Mantan Tuha Peut Gampong Meunasah Tuha, Aktivis`98, Direktur Aceh Research Institute (ARI), Pengurus ICMI Kota Banda Aceh Periode 2024-2029, Mantan Sekjen DPP ISKADA Aceh, Fungsionaris KAHMI Aceh, Fungsionaris KNPI Aceh, Mantan Ketum DPD Jaringan Nusantara Aceh, Mantan Ketum Remaja Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Ketua Komite Dayah Terpadu Inshafuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar