Oleh Bung Syarif*
Hari ke-36 kami mengabdi pada Praja Wibawa terus menjalankan misi mulia. Membangun komunikasi dengan berbagai pihak demi penguatan jaringan. Kami sadar tugas pengawasan dan pembinaan Syariat Islam butuh dukungan semua komuitas. Dayah, Remaja Masjid, Ormas Islam, Universitas, Sekolah, TNI/POLRI, Muhtasib Gampong, Babinsa, serta pranata sosial keagamaan lainnya.
Karna itulah kami terus melebarkan sayab dalam membangun komunikasi yang inten dengan mitra bestari. Dukungan Kepala Daerah dan Parlemen juga menentukan dalam setiap gerakan. Dibawa komando Ardiansyah, S.STP, M.Si Kasatpol PP dan WH Kota Banda Aceh terus menjalankan tupoksi dan kewenangannya dengan baik.
Pasukan Praja Wibawa (POL PP, WH, pasukan intel, burgap) terus bergerak disetiap locus yang berpotensi rawan maksiat. Pergerakan pasukan Allah bergerak setiap hari dibagi beberapa kelompok. Pagi pukul 8.00-12. 00 Wib shif patroli perdana, 14.00-17.00 Wib shif patroli kedua, 19.00.04.00 Wib patroli ketiga. Kegiatan ini rutin setiap harinya. Tanpa mengenal hujan, petir dan badai. Tim Burgap, Intel dan Pasukan Elit terus menjalankan tugas mulia.
Dalam menjalankan tugas mulia tentu ada pro-kontra. ada yang puas dan ada yang tidak. Ini biasa dalam dunia perwayangan. Yang pasti pasukan telah menjalankan tugas dan kewenangannya dengan baik. Tiap malam kami monitor pergerakan pasukan disetiap sudut dan locus yang rawan maksiat. Pendekatan santun dan berwibawa dilakoni pasukan lapangan. Yang kami hindari benturan fisik. Karna itu ilmu kanuragan dan silat pamungkas menjadi penting diajarkan pada pasukan elit.
Para pendekar khusus dibawa
setiap pergerakan yang beresiko. Bagi kami musuh tidak dibeli, tapi kalau sudah
santing pantang mundur. Pantang bagi kami peudeng meubalek sarong. Jika genting
jurus pamungkas dikeluarkan. Alhandulillah kini seputaran Krueng Neng, Jembatan
Gampong Jawa, Taman depan Polresta, Area PMI/ Area stadiun lampineung, Taman
PKA dan beberapa tempat yang rawan maksiat kini semakin steril. Jika muda-mudi
masih mangkal hingga larut malam langsung disuruh pulang. Jika membandel maka
disita identitas dan wajib lapor dengan meminta kehadiran orang tua yang
bersangkutan serta menghadap Bintal atawa pembina guna dilakukan pembinaan
lebih lanjut.
Setiap pergerakan harus rapi dan lengkap barang bukti. Karna kami tidak mau terjebak dengan lompatan batman. Cukup pengalaman berharga disaat petugas WH disekap, dihajar hingga dikepung pada masa lalu menjadi kenangan. Kini arah baru; gebrak praja wibawa. Kekuatan penuh bersatu. Pasukan langit, udara dan bumi mendukung kerja-kerja mulia guna memberantas kemaksiatan. Sukses terus Praja Wibawa.
*Penulis adalah Alumni Lemhannas, Direktur Aceh Research Institute (ARI), Sekjen DPP ISKADA Aceh, Kabid PSI Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar