Oleh Muhammad Syarif*
Pagi ini kami menyapa santri tahfidz di Dayah Mishrul Huda Malikussaleh, Gampong Lamjame Kecamatan Jaya Baru. Banda Aceh patut bersyukur hampir setiap kecamatan hadir Dayah Tahfidz, baik yang “nasab dayahnya” memang fokus dayah tahfidz, maupun dayah Salafiyah (Tradisional) atau Terpadu (Modern) yang menjalankan program santri tahfidz binaan Disdik Dayah Banda Aceh.
Adapun program santri Tahfidz yang menjadi Binaan Disdik Dayah Banda Aceh antara lain; Dayah Mini Aceh, Kecamatan Syiah Kuala, Dayah Terpadu Inshafuddin, Kecamatan Kuta Alam, Dayah Darul Fikri Al Waliyah, Kecamatan Meuraxa, Markaz Al Ishlah Al Aziziyah, Kecamatan Lueng Bata, Mabdaul Ulum Al Aziziyah dan Mishru Huda Malikussaleh, Kecamatan Jaya Baru,.
Beberapa Dayah mandiri menjalankan program tahfidz antara lain; Al Fatani Darussalam, Kecamatan Jaya Baru, Al Athiyah, Kecamatan Kuta Alam, Dayah Tahfidz Al Hanifi, Kecamatan Kuta Alam, Pesantren Tahfidz Al Qur`an Baitusshalihin, Kecamatan Ulee Kareng.
Banda Aceh yang memiliki 9 Kecamatan, hanya tiga kecamatan yang belum memiliki program santri tahfidz yaitu Kecamatan Kutaraja, Kecamatan Baiturrahman dan Kecamatan Banda Raya. Itu artinya 77 % dilingkup Kecamatan sudah lahir program santri tahfidz al-qur`an. Semoga diakhir kepemimpinan Walikota Banda Aceh semua Kecamatan ada program santri tahfidz di sejumlah Dayah seperti Dayah Misbahus Shalihin Al Waliyah Kec. Kutaraja, Raudhatul Jannah Kec. Baiturrahman, Nidhamul Fata, Kec. Banda Raya
Kembali ke locus Dayah Mishrul Huda Malikussaleh yang berdiri awal Tahun 2013 yang dipimpin oleh Waled Rusli Daud, SHI.,M.Ag pada saat awal berdiri hanya seluas 600 meter, bermodalkan tanah waqaf. Kini sejalan dengan perkembangan zaman, dayah ini terus berbenah dan area kampusnya pelan tapi pasti terus bertambah. Lebih kurang 10.000 meter dipemukiman warga gampong lamjame. Berdiri dengan kokoh ruang belajar, mushalla, bilik santri, kantor sekretariat, MCK, rumah pimpinan, rumah guru serta Balai Angin (red penulis)
Di Balai Angin, kami menatap satu persatu santri Dayah Mishrul Huda Malikussaleh guna menyetor hafalannya pada murabbi. Al Mukarram ustadz Zulfikar Al Hafidz dan ustadz Fadli Al Hafidz menyimak dengan seksama kemampuan santri. Bulu kudukku bergetar melihat perkembangan santri tahfidz yang sudah mulai menapaki hasilnya. Krue semangat, pelan tapi pasti kanal santri tahfidz sudah mulai bermunculan di Kota Banda Aceh. Tak salah jika suatu saat nanti Banda Aceh layak dinobatkan lumbung Santri Tahfidz.
*Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Banda Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar