Manusia
ditakdirkan hidup sebagai makhluk sosial. Aristoteles menyebutnya manusia
itu makluk zoon politicon, dengan
status tersebut, tentu tak ada manusia yang mampu untuk menjalani kehidupan
sendiri. Sendiri itu kaku, dingin, gelap, mencekam dan berat, baik dalam
pengertian fisik maupun kejiwaan.
Kita
mengulang sejenak beberapa kisah dari masa lalu untuk menyegarkan kembali
ingatan kita bahwa apabila kita perhatikan, sejak Nabi Adam alaihis salam
hingga Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam, maka tak satupun kita temui dari
mereka yang hidup sendiri, mereka senatiasa berjamaah, baik saat berdakwah
terlebih lagi dalam jihad sekalipun. Mereka selalu bersama orang lain, keluarga
dan sahabat dekatnya.
Ketika
Nabi Adam alaihis salam diturunkan ke muka bumi, ia ditemani istrinya, Hawa.
Begitu juga Nabi Ibrahim hidup ditemani dua putranya, Ismail dan Ishaq. Nabi
Musa alaihis salam ketika diutus menjadi nabi, ia juga bersama saudaranya,
Harun. Nabi Isa alaihis salam selalu didamping pengikut setianya yang dikenal
dengan Hawariyun.
Begitu
juga Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam ketika keluar dari
kesendiriannya (‘Uzlah) di Gua Hira’, ia segera mendatangi istri tercintanya,
Khadijah radhiyallahu ‘anha. Maka wajar bila Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi
Wasallam menyatakan bahwa berjamaah lebih baik dari pada sendiri.
Rasulullah
Shallalahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Berdua lebih baik daripada sendiri, bertiga lebih baik daripada berdua,
berempat lebih baik daripada bertiga, maka hendaklah kalian tetap bersama berjamaah,
karena sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku kecuali atas sebuah
petunjuk (hidayah).” (HR. Ahmad)
Dalam
sebuah kisah diceritakan, suatu ketika Amirul Mukminin Umar bin Khaththab
radhiyallahu ‘anhu dalam salah satu isi khutbahnya pernah berkata,“Siapa di antara kalian menginginkan
kenikmatan surga, hendaklah ia senantiasa komitmen dengan Jamaah.”
Dalam
kesempatan yang lain, Umar juga berkata, “Tiada
Islam tanpa jamaah, tiada Jamaah tanpa imamah, tiada imamah tanpa taat dan
tiada taat tanpa baiat.”
Begitu
pentingya hidup berjamaah sampai-sampai Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi
Wasallam tetap memerintahkan kaum Muslimin untuk terus hidup berjamaah
walau dalam keadaan bagaimanapun. Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda,“Siapa
melihat ketidakberesan yang menjengkelkan pada pemimpinnya maka hendaklah ia
bersabar. Sesungguhnya siapa yang memisahkan diri dari Jamaah walau sejengkal
pun kemudian dia mati, maka matinya dalam keadaan jahiliyah.” (HR
Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar