2 Jul 2020

Indahnya Berjamaah


Manusia ditakdirkan hidup sebagai makhluk sosial. Aristoteles menyebutnya manusia itu makluk zoon politicon, dengan status tersebut, tentu tak ada manusia yang mampu untuk menjalani kehidupan sendiri. Sendiri itu kaku, dingin, gelap, mencekam dan berat, baik dalam pengertian fisik maupun kejiwaan.

Kita mengulang sejenak beberapa kisah dari masa lalu untuk menyegarkan kembali ingatan kita bahwa apabila kita perhatikan, sejak Nabi Adam alaihis salam hingga Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam, maka tak satupun kita temui dari mereka yang hidup sendiri, mereka senatiasa berjamaah, baik saat berdakwah terlebih lagi dalam jihad sekalipun. Mereka selalu bersama orang lain, keluarga dan sahabat dekatnya.


Ketika Nabi Adam alaihis salam diturunkan ke muka bumi, ia ditemani istrinya, Hawa. Begitu juga Nabi Ibrahim hidup ditemani dua putranya, Ismail dan Ishaq. Nabi Musa alaihis salam ketika diutus menjadi nabi, ia juga bersama saudaranya, Harun. Nabi Isa alaihis salam selalu didamping pengikut setianya yang dikenal dengan Hawariyun.
Begitu juga Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam ketika keluar dari kesendiriannya (‘Uzlah) di Gua Hira’, ia segera mendatangi istri tercintanya, Khadijah radhiyallahu ‘anha. Maka wajar bila Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam menyatakan bahwa berjamaah lebih baik dari pada sendiri.

Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Berdua lebih baik daripada sendiri, bertiga lebih baik daripada berdua, berempat lebih baik daripada bertiga, maka hendaklah kalian tetap bersama berjamaah, karena sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku kecuali atas sebuah petunjuk (hidayah).” (HR. Ahmad)

Dalam sebuah kisah diceritakan, suatu ketika Amirul Mukminin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu dalam salah satu isi khutbahnya pernah berkata,“Siapa di antara kalian menginginkan kenikmatan surga, hendaklah ia senantiasa komitmen dengan Jamaah.”
Dalam kesempatan yang lain, Umar juga berkata, “Tiada Islam tanpa jamaah, tiada Jamaah tanpa imamah, tiada imamah tanpa taat dan tiada taat tanpa baiat.”

Begitu pentingya hidup berjamaah sampai-sampai Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam tetap memerintahkan kaum Muslimin untuk terus hidup berjamaah walau dalam keadaan bagaimanapun. Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,“Siapa melihat ketidakberesan yang menjengkelkan pada pemimpinnya maka hendaklah ia bersabar. Sesungguhnya siapa yang memisahkan diri dari Jamaah walau sejengkal pun kemudian dia mati, maka matinya dalam keadaan jahiliyah.” (HR Muslim)


Tidak ada komentar: