9 Jul 2020

Bersama Cucu Abu Matang Bayu


Oleh: Syarif Meukek Cucu Alm. Tgk. Muhammad. Dan

Dr. Abdul Mannan, M.Ed Mudir Mahad Aly Panton Labu, sesungguhya berasal dari generasi ulama, kakeknya Tgk. Abdullah yang lebih dikenal Abu Matang Bayu. Kami berkenalan dalam satu majelis pendtadbiran Dayah Bansigoem Aceh. Doktoral Pendidikan Islam, jebolan University International Khartoum, Sudan adalah sosok ulama muda yang cerdas, ramah dan kalem.

Pimpinan Dayah Takwinul Mumtazi Kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara dinilai sosok pekerja keras. Inilah kesan saat saya bicang-bincang santai disela acara Rakor Terpadu Penyelenggaraan Pendidikan Dayah Se-Aceh yang berlangsung sejak tanggal 1 s/d 4 Oktober 2019 di Kota Sabang, Kakeknya adalah Abu Matang Bayu, salah satu ulama dayah yang dalam berdakwah bermanhaj aqidah Asy`ari, berfiqh Syafi`i dan berthariqad Syattariyah yang didapatinya dari Tgk. Chik Abu Meunasah Kumbang, dua Kitab yang menjadi rujukan dakwah kakeknya adalah Durarussaniyah fi raddi alal wahabiyah. (Penolak Paham Wahabi) karya Syaikhul Islam Sayyid Ahmad Zaini Dahlan dan Tuhfatul Atsyiah terjemahan Sihamu shait karya ulama besar Aceh Tgk Chik Ahmad Syihabuddin Al Idrisy dari Samalanga (Kitab ini membahas tentang kekeliruan orang yang menganggap diri sebagai Mujtahid mutlak pada masanya yang berani berkoar sudah bisa menginstinbath hukum dari Al-Qur'an dan hadist. Satu hal yang saya sukai dari sosok cucu Abu Matang Bayu adalah kesantunan dalam berdialektika dan cerdas dalam mengurai sejarah peradaban nusantara. Saya berharap suatu saat kita berjumpa lagi dalam leksikon pentadbiran dayah.


Tidak ada komentar: