Oleh: Syarif
Meukek Cucu Alm. Tgk. Muhammad. Dan
Dr. Abdul Mannan, M.Ed Mudir Mahad Aly Panton Labu,
sesungguhya berasal dari generasi ulama, kakeknya Tgk. Abdullah yang lebih
dikenal Abu Matang Bayu. Kami berkenalan dalam satu majelis pendtadbiran Dayah
Bansigoem Aceh. Doktoral Pendidikan Islam, jebolan University International
Khartoum, Sudan adalah sosok ulama muda yang cerdas, ramah dan kalem.
Pimpinan Dayah Takwinul Mumtazi Kecamatan Baktiya
Barat, Aceh Utara dinilai sosok pekerja keras. Inilah kesan saat saya bicang-bincang
santai disela acara Rakor Terpadu Penyelenggaraan Pendidikan Dayah Se-Aceh yang
berlangsung sejak tanggal 1 s/d 4 Oktober 2019 di Kota Sabang, Kakeknya adalah Abu
Matang Bayu, salah satu ulama dayah yang dalam berdakwah bermanhaj aqidah
Asy`ari, berfiqh Syafi`i dan berthariqad Syattariyah yang didapatinya dari Tgk.
Chik Abu Meunasah Kumbang, dua Kitab yang menjadi rujukan dakwah kakeknya
adalah Durarussaniyah fi raddi alal
wahabiyah. (Penolak Paham Wahabi) karya Syaikhul Islam Sayyid Ahmad Zaini
Dahlan dan Tuhfatul Atsyiah
terjemahan Sihamu shait karya ulama besar Aceh Tgk Chik Ahmad Syihabuddin Al
Idrisy dari Samalanga (Kitab ini membahas tentang kekeliruan orang yang
menganggap diri sebagai Mujtahid mutlak pada masanya yang berani berkoar sudah
bisa menginstinbath hukum dari Al-Qur'an dan hadist. Satu hal yang saya sukai
dari sosok cucu Abu Matang Bayu adalah kesantunan dalam berdialektika dan
cerdas dalam mengurai sejarah peradaban nusantara. Saya berharap suatu saat
kita berjumpa lagi dalam leksikon pentadbiran dayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar