Reformasi birokrasi secara sederhana dapat
diterjemahkan sebagai upaya (khususnya badan publik) untuk memberikan pelayanan
yang terbaik kepada masyarakat. Upaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik
tersebut dapat diterjemahkan melalui peningkatan profesionalisme pegawai dan
komitmen untuk mewujudkan tata kelola yang baik (good governance).
Mengapa reformasi birokrasi ini menjadi penting? Beberapa permasalahan masih ditemukan dan dirasakan oleh masyarakat ketika berurusan dengan aparat. Mungkin orang sering mengalami bagaimana kecewanya ketika tidak dilayani dengan baik, lambat, dilayani dengan wajah cemberut, berbelit-belit dari satu meja ke meja yang lain, dlsb. Ini hanya salah satu contoh dari pola pikir dan budaya kerja birokrasi yang belum sepenuhnya mendukung birokrasi yang profesional.
Beberapa permasalahan lain yang juga sering ditemui
seperti pelaksanaan program dan kegiatan belum sepenuhnya didasarkan atas
prosedur yang baku dan terstandarisasi. Kualitas pelayanan publik masih belum
memenuhi harapan masyarakat. Sistem pengawasan internal belum mampu berperan
sebagai quality assurance. Sistem monitoring, evaluasi, dan penilaian
belum dibangun dengan baik. Praktik manajemen SDM belum optimal meningkatkan
profesionalisme. Selain itu, terdapat permasalahan berupa tumpang tindih peraturan
perundang-undangan di bidang aparatur negara, tidak sesuai dengan kondisi saat
ini, serta fungsi dan kewenangan antar instansi pemerintah tumpah tindih,
berbenturan, terlalu besar.
Tujuan
reformasi birokrasi adalah perubahan pola pikir dan budaya kerja.
Birokasi yang baik harus didukung oleh profil dan perilaku apparatur negara
yang memiliki integritas, produktivitas, tanggung jawab, dan kesanggupan
memberikan pelayanan prima.
Pada intinya, kalau saat ini pemerintahan belum
bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah, maka setelah dilakukan
reformasi birokrasi akan tercipta pemerintahan yang bersih, akuntabel dan
berkinerja tinggi. Jika saat ini pemerintahan belum efektif dan efisien, maka
setelah reformasi birokrasi lahir pemerintahan yang efektif dan efisien.
Jika saat ini pelayanan publik masih buruk, maka setelah reformasi birokrasi diharapkan pelayanan publik semakin baik dan berkualitas. Pelaksanaan reformasi itu harus diawali dari gagasan, lalu dinarasikan dan dikaryakan. Jangan cakap Reformasi Birokrasi jika tidak memahai core dan hakekat reformasi birokrasi. Haluan baru sistem reformasi birokrasi saat ini adalah Reinventing Goverment Management (REGOM).
Bagan Alir REGOM ala Bung Syarif |
Jika saat ini pelayanan publik masih buruk, maka setelah reformasi birokrasi diharapkan pelayanan publik semakin baik dan berkualitas. Pelaksanaan reformasi itu harus diawali dari gagasan, lalu dinarasikan dan dikaryakan. Jangan cakap Reformasi Birokrasi jika tidak memahai core dan hakekat reformasi birokrasi. Haluan baru sistem reformasi birokrasi saat ini adalah Reinventing Goverment Management (REGOM).
Ada 8 area
perubahan reformasi birokrasi, yaitu:
- Mental aparatur: terciptanya budaya kerja yang positif bagi
birokrasi yang melayani, bersih, dan akuntabel.
- Organisasi: organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran.
- Tata laksana: sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas,
efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good
governance.
- Peraturan perundang-undangan: regulasi yang lebih tertib,
tidak tumpang tindih, dan kondusif.
- Sumber daya manusia aparatur: SDM aparatur yang
berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi,
dan sejahtera.
- Pengawasan: meningkatnya penyelenggaraan pemerintah yang
bebas KKN.
- Akuntabilitas: meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas
kinerja birokrasi.
- Pelayanan publik: pelayanan yang prima sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat. Ikuti terus catatan singkat soal Reformasi Birokrasi
*Penulis adalah Konsultan Reformasi Birokrasi Aceh dan
Sumatera / Asesor PMPRB Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar