Laki-laki paruh baya itu
nama Ahmad Murshidi, Lahir di Malaysia pada tanggal 1 Agustus 1995 adalah
santri Nur Ar-Baraqah salah satu pondok pesantren di Malaysia. Sejak Tahun
2016 Ahmad Murshidi, yang lebih dikenal
Murshid, ini mondok di Dayah Nidhamul Fata, Lamlagang Banda Aceh. Sudah setahun
ia mondok di Dayah Nidhamul Fata bersama 5 orang santri lain asal malaysia.
Ternyata tidak ada hambatan
dalam menuntut ilmu di Aceh. Walau di sini pencarahan kitab lebih banyak
berbahasa Aceh, ia dan kawan-kawannya tidak menjadi soal. Menariknya ternyata
Pondok Pesantren Nur Ar-Baraqah punya kebiasaan mengirim santrinya pada Dayah
Cabang Selimun, karena sang guru ada hubungan harmonis dengan Abon Selimum kala
itu. Tradisi ini masih berjalan hingga sekarang. Banyak santri yang berasal
dari Malaysia mondok di Dayah Cabang Selimum, Aceh Besar (Al-Fata).
Untuk Banda Aceh saya
mendapatkan kurang lebih 20 santri asal Malaysia yang mendalami ilmu agama di Dayah
Salafi. Sebagian di Dayah Madinatul Fata Gampong Lam Peuot, Kecamatan Banda
Raya dan sebagiannya lagi pada Dayah Nidhamul Fata, Gampong Lamlagang,
Kecamatan Banda Raya. Itu artinya sejak lama tradisi belajar silang, telah
dipraktekkan oleh para Mursyid, Pimpinan Dayah di Aceh. Akan tetapi minim
pemberitaan. Ya, kita sangat apresiasi atas gerakan dakwah ulama Aceh yang
diam-diam terus memperkuat networknya.
Kalau saya cermati tentu
kedekatan hubungan antara pimpinan Pondok Pesantren Nur Ar-Baraqah, Malaysia
dengan Dayah di Aceh, khususnya cabang selimum tentu sangat harmonis. Hal ini
terlihat tiap tahunnya lebih dari 20 santri asal Malaysia menyebar dibeberapa
Dayah Cabang Selimum. Ikatan emosional ini telah berjalan sejak Tahun 2015.
Andai saja ikatan emosional ini dirawat dengan baik, saya bayangkan suatu saat
nanti akan ada pertukaran budaya, adat-istiadat bahkan akan ada perkawinan
silang antar santri yang beza kewarganegaraan. Ini sesuatu yang luar biasa.
Untuk itulah perlunya dayah di Aceh dan khusunya Banda Aceh menjalin ikatan
emosional dengan Pondok Pesantren di Malaysia sehingga nantinya akan terwujud Ikatan
santri mendunia. Pola ini harus dibangun sejak sekarang. Jika Dayah Nidhamul
Fata dan Madhinatul Fata sudah memulainya, maka Dayah yang lainnya boleh
menjajakinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar