16 Feb 2014

Umurku Tidak Muda Lagi


Oleh Bung Syarif

Dilahirkan disebuah desa, Kuta Buloh-I Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan, bertepatan dengan Hari kamis, 18 Januari 1980. Masa kecil dilewati semuanya di Meukek. Awal Tahun 1998 menginjakkan kaki di Kuta Raja untuk menuntut Ilmu pada Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry, yang kini berubah status menjadi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
Kuawali dengan bismilllah, anak kampung/desa harus sukses di pusat Ibu Kota. Inilah motto hidupku. Maklumlah anak pertama dari lima bersaudara. Saat kuliah di Fakultas Syari`ah, hobiku adalah membaca buku serta mendengar radio luar negeri berbahasa Indonesia yaitu: BBC London, Voice of America, Radio Nedherland dan Radio Baiturrahman. Setiap hari selalu bergelut dengan buku bacaan dan mendengar berita. Tahun 1999 bergabung dengan Ikatan Siswa Kader Dakwah (ISKADA) dan Tahun yang sama bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banda Aceh serta aktif di HMI Komisariat Fakulta Syariah IAIN Ar-Raniry


Lembaga yang didirikan oleh (Alm) Tgk.  Abdullah Ujong Riba
(Ulama Kharismatik Aceh), Prof. Ali Hasyimi (Gubernur Aceh), Ismuha, Tgk. A. Rahman Kaoy (Mantan Dekan Fak. Dakwah IAIN Ar-Raniry), alm. Tgk. Sofyan Hamzah (Imam Masjid Raya Baiturrahman) dll.  
 
Bagiku Ayahanda Tgk. A. Rahman Kaoy adalah sosok mahaguru di bidang Dakwah dan juga salah seorang sesepuh ISKADA. beliau berpesan kepada kami "Kader ISKADA jangan 'meu eup-eup' alias jangan melempem, akan tetapi jadilah kader yang berani menyuarakan kebenaran. Terus berdakwah sesuai profesimu dan bantu agama Allah, Insya Allah engkau akan dimuliakan dan di bantu oleh Allah. Pesan itu menjadi spirit kami selaku kader ISKADA dalam menjalankan tugas negara di Pemerintah Kota Banda Aceh.


Lembaga ini punya misi sebagai laboratorium pencetak kader dakwah dan ilmuan. Aku adalah Kader ke-19 ISKADA, Instrukturku adalah Umar Ismail, S.Ag, Alm. Zainal Abidin, S.Ag. umumnya hasil binaan ISKADA semuanya berkarir sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Ku ucapkan trimakasih buat kanda Instruktur ISKADA. Banyak kader terbaik ISKADA sukses dalam meniti karir mulai dari Da`i, Akademisi, Pengusaha, Eksekutif, Legislatif bahkan Yudikatif.

Setiap hari minggu waktuku secara totalitas buat ISKADA yang bermarkaz di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Kami dilatih berpidato oleh kakak instruktur. Tempat Latihan Pidatonya adalah MAS Darusyariah Masjid Raya Baiturrahman. Aku sadar betul bakatku bukan pada juru Dakwah di Mimbar, akan tetapi lebih pada dakwah bilqalam, narasumber di berbagai forum Ilmiah, penulis pidato Walikota/Wakil Walikota, Fasilitator, Motivator dan Trainer inilah metode dakwah yang kini kugeluti. 


Aku beruntung punya Istri yang cantik, yang tidak lain adalah kader dan Pengurus ISKADA Kota Langsa. Pertemuan kami berlangsung cukup singkat hanya 2 malam saja saat acara Training ISKADA langsa Tahun 2008 dimana saat itu saya sebagai Narasumber dan istriku  merupakan salah seorang Instruktur training di MIN Teladan Kota Langsa.


Pasca training ku ucapkan satu pertanyaan sebelum pulang ke Banda Aceh, maukah dinda menjadi istri kakanda..? dengan rasa tersipu malu, Fenni, berucap mau kakanda. Hasil perkawinan kami dikaruniai 2 (dua) buah hati, laki-laki dan perempuan. Mereka adalah tempat pelipur laraku. Anak pertama bernama Hauna Azkia dan anak kedua bernama Sultan Al Azka. Mimpiku jika sudah besar mereka ku antarkan ke Pesantren/Dayah Modern supaya pondasi Tauhid dan bidang ilmu umum juga bagus. Setelah tamat Pasantern Modern baru mereka melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi sesuai dengan bakat dan cita-cita mereka. Tugas seorang Ayah akan memberikan yang terbaik buat kedua anak tersayangnya. Insya Allah Azkia dan Azka kelak akan melanjutkan tradisi dakwah ku, Amiin Yarabbal Alamin.


Saat ini aku menggeluti dunia birokrasi hal ini sesuai dengan bidang studi S2, Magister Ilmu Hukum kosentrasi Hukum Tata Negara pada Universitas Syiah Kuala. Semoga diumurku yang ke-34 tahun ini membawa berkah serta berguna bagi masyarakat, agama, nusa dan bangsa. 
 
Aku termasuk anak desa yang beruntung, maklum diumur yang relatif muda aku dipercayakan sebagai Kepala UPTB e-Kinerja PNS dilingkup Pemerintah Kota Banda Aceh.

Satu-satunya lembaga yang ada di Indonesia yang khusus melakukan Penilaian Kinerja PNS berbasis Aplikasi Website. 

Disamping itu juga aku banyak terlibat dalam proses pembuatan kebijakan Pemerintah Kota Banda Aceh saat menjabat Kasubbag Kelembagaan dan Tata Laksana pada Bagian Organisasi Setda Kota Banda Aceh. Sejak tahun 2008 s/d sekarang sebagai salah seorang tim Penulis Pidato Walikota Banda Aceh. Hampir seluruh Kabupaten/Kota di Aceh telah keinjakkan kaki saat menjadi Sekum PW ISKADA Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam serta saat menjabad Kasubbag Kelembagaan dan Tata Laksana pada Bagian Organisasi Setda Kota Banda Aceh. Saya sering diundang dalam kapasitas sebagai narasumber Analisis Jabatan (ANJAB) dan Analisis Beban Kerja (ABK) di Kab/Kota se Aceh dan Sumatera Utara serta memberikan ilmu seputar pelayanan publik, perumusan Standar Operasional Prosedur (SOP), Survey Indek Kepuasan Masyarakat (IKM), Tata Kelola BLUD RSUD, Penyusunan Reusam Qampong serta Tata Naskah Dinas 


Dalam dunia Birokrasi, aku mendalami disiplin Ilmu Standar Operasional Prosedur, Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja, Survey Indek Kepuasan Masyarakat, Pelayanan Publik, Zona Integritas, Tata Naskah Dinas, Penyusunan Tupoksi dan Uraian Tugas, Badan Layanan Umum Daerah, E-Kinerja serta Kelembagaan Perangkat Daerah. Diumur ku yang ke-34 Tahun kupersembahkan Karya tulis buat negeri ini yang berjudul: "Reformasi Kelembagaan Perangkat Daerah; Analisis UU Nomor 11 Tahun 2011 dari Banda Aceh menuju Indonesia. Buku ini bertepatan dengan Ulang Tahun Kota Banda Aceh ke-808 Tahun.


Tidak ada komentar: