Oleh Bung Syarif *
Media massa secara teoritis mempunyai fungsi sebagai saluran informasi, saluran pendidikan dan saluran hiburan. Namun kenyatannya media massa juga memberi efek lain diluar fungsinya. Efek media massa tidak saja mempengaruhi sikap seseorang namun pula dapat mempengaruhi prilaku bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa dapat mempengaruhi sistem-sistem sosial maupun sistem budaya masyarakat.
Efek media massa dapat pula mempengaruhi seseorang dalam waktu pendek, sehingga dengan cepat merobah pola tindak-tanduk manusia secara cepat. Intinya media massa mampu menghitam putih kan sebuah kondisi sosial yang ada dalam ruang dan dimensi kehidupan manusia.
Karna itulah Ormas Islam harus mampu memainkan peran maksimalnya dalam menggunakan berbagai kanal media massa termasuk media elektronik Gerakan dakwah harus kreatif dan inovatif. Saatnya Ikatan Siswa Kader Dakwah (ISKADA) harus memamfaatkan peran maksimalnya dalam berdakwah lewat jalur digital. Langkah ini harus di lakukan dengan cara-cara yang terukur, sistematis dan massif.
Tiktok, facebook, youtube, Instagram, twitter dan berbagai platform media lainnya harus dijadikan instrumen dakwah bagi aktivis ISKADA. Dakwah tidak lagi semata-mata di atas mimbar, ini hanya salah satu panggung dan banyak kanal lain yang harus di pikirkan oleh jajaran Pengurus ISKADA disemua jenjang struktur organisasi baiik jenjang Dewan Pengurus Pusat (DPP), Dewan Pengurus Wilayah (DPW), Dewan Pengurus Komisariat (DPK) maupun Dewan Pengurus Perwakilan Luar Negeri sebagai manifestasi Muktamar ke-5 di Tahun 2022.
Lantas apakah kita mesti menghindar dengan ragam media massa yang semakin bertaburan di bilik 4.0 (bilik digital)? Tentu, disinilah kita dituntut cerdas dalam memilih dan menyensor setiap pemberitaan yang masuk dalam kanal sosmed kita. Ibarat sebuah bola yang menggelinding dilapangan pertandingan, efek media sangat tergantung dari siapa yang menendang bola itu, dalam kondisi apa bola itu ditendang serta bagaimana kondisi lawan, sehingga kadang menghasilkan skor yang dapat direncanakan namun kadang skor itu tercipta tanpa direncanakan sama sekali.
Denis McQuail menjelaskan bahwa efek media massa memiliki empat tipologi besar. Pertama; efek media merupakan efek yang direncanakan, sebagai sebuah efek yang diharapkan terjadi baik oleh media massa sendiri ataupun yang menggunakan media massa untuk kepentingan berbagai penyebaran informasi.
Kedua; efek media massa yang tidak direncanakan atau tidak dapat diperkirakan, benar-benar diluar kontrol media. Jadi pada efek kedua ini, efek media terjadi dalam kondisi tidak dapat diperkirakan dan efek media terjadi dalam kondisi yang tidak dapat dikontrol.
Ketiga; efek media massa terjadi dalam waktu pendek namun secara cepat, instan dan keras mempengaruhu masyarakat. Keempat; efek media massa berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga mempengaruhi sikap-sikap adobsi, inovasi, kontrol sosia hingga perubahan sosial termasuk juga perubahan kelembagan dan bersoalan budaya.
Efek media yang direncanakan
Efek media massa yang direncanakan bisa terjadi dalam waktu yang pendek atau waktu yang cepat, tetapi juga bisa terjadi dalam waktu yang lama. Efek media massa yang direncanakan dalam waktu cepat seperti; propaganda, respon individu, kampanye media, news learning, pembingkaian berita dan agenda setting. Sebuah media massa melalui jalur propaganda misalnya maka media massa dapat melakukannya dalam waktu singkat. Yaitu beberapa menit di media massa, kemudian efek media massa dapat diperkirakan sampai seberapa jauh menerpa masyarakat, termasuk luasan efek yang dapat terjadi.
Begitu pula kampanye media seperti iklan dapat juga dilakukan dalam waktu singkat atau sebaliknya. Efek iklan juga dapat diprediksi dampaknya bagi masyarakat. Pembingkaian berita (framing) dengan maksud-maksud tertentu oleh sebuah media massa dapat dilakukan dalam waktu pendek dan efeknya dapat merubah opini masyarakat bahkan prilaku masyarakat. Termasuk juga halnya agenda setting berakibat terhadap pola tindak-tanduk masyarakat.
Namun efek media massa yang terencana dapat dilakukan dalam waktu yang lama dengan efek media yang lama pula terjadi dalam masyarakat. Dengan pemberitaan yang direncanakan oleh media maka media dapat merencanakan terjadinya sebuah difusi dalam berbagai objek pembangunan di masyarakat. Namun pula karena waktunya yang lama, maka pemberitaan yang terhadap sebuah objek terdifusi menjadi berbagai pemberitaan sekitar itu. Media juga dapat menyebar gagasan positif terhadap berbagai inovasi pembangunan.
Contoh dari dua tipologi efek media ini (tipologi terencana) dalam waktu pendek dan dalam waktu lama adalah sederetan pemberitaan media tentang penggunaan formalin dalam makanan. Berita ini bisa jadi propaganda, bisa jadi kampenye media bahkan bisa jadi agenda setting, namun dilakukan dalam waktu pendek. Efeknya dimasyarakat adalah bahwa masyarakat menjadi sangat terpukul karena selama ini mereka tak menyadari makanan-makanan yang dikonsumsi mengandung formalin., akibatnya beberapa produsen yang memproduksi makanan jenis yang sama dikualifikasi mengandung formalin, konsekwensinya perusahaan yang memproduksi makanan sejenis bangkrut. Karena kehilangan konsumen.
Akan tetapi lambat-laun, pemikiran mengerikan tentang formalin akan hilang dengan sendirinya, sejalan dengan lenyapnya pemberitaan bahaya formalin dalam makanan.
Efek media yang tidak direncana
Efek media massa yang tidak direncana dapat berlangsung dalam dua tipologi yaitu terjadi dalam waktu cepat dan terjadi dalam waktu yang lama. Yang terjadi dalam waktu yang cepat merupakan tindakan reaksional terhadap pemberitaan yang tiba-tiba mengagetkan masyarakat. Pemberitaan macam ini tanpa disadari media akan menimbulkan reaksi individu yang merasa dirugikan akan reaksi kelompol yang merasa tercemar nama baiknya memicu konflik hingga pertumpahan darah.
Banyak reaksi yang muncul seperti pendudukan media massa oleh Banser, pengrusakan hinga bom melotot pada media massa termasuk orang yang melakukan publikasi yang merugikan pihak tertentu. Begitu pula pemberitaan media massa tentang kekerasan dan kriminal sepert; Derap Hukum, Tikam, Patroli dan sebagainya. Sekilas dalam waktu pendek tak ada masalah, orang yang menonton, membaca ulasan tersebut, namu dalam waktu yang lama akan terjadi letupan kedahsyatan higga berpotensi balas dendam.
Jadi efek pemberitaan media ini akan menjadi peta analog yang tidak direncanakan dan diluar skenaria penulis atau skenario media massa itu sendiri. Namun efeknya secara sadar atau tidak telah merusak tatanan sosial, budaya, stuktruk politik, ekonomi hinga sendi-sendi lainnya dalam berbagai aktifitas kehidupan. Setidaknya ada ada 9 kerusakan sosial media massa pada tahap ini yaitu:
1. Penyebaran budaya global yang menyebabkan masyarakat berubah dari tradisional ke modern, dari modern ke post modern dari taat beragama menjadi sekuler
2. Media massa kapitalis telah memicu hilangnya berbagai bentuk kesenian dan buidaya tradisional di masyarakat mestinya dipelihara
3. Terjadinya prilaku imitasi yang kadang menjurus kepada meniru hal-hal yang buruk dari apa yang ia lihat dan ia dengar dari media massa
4. Efek media massa sering secara brutal menyerang seseorang dan merusak nama baik orang tersebut serta menjurus ke pembunuhan karakter seseorang
5. Persaingan media massa yang tidaj sehar menyebabkan media massa mengorbankan idealisme dengan menyajikan berbagai pemberitan yang justru menyerang norma-norma sosial sehingga menyebabkan terciptanya perilaku pelanggaran norma sosial bahkan terciptanya perilaku disorder
6. Penyebaran pemberitaan pornomedia menyebabkan lunturnya lembaga perkawinan dan norma seks keluarga di masyarakat, bahkan memicu timbulnya perilaku penyimpangan seks dalam masyarakat
7. Berita kekerasan dan teror di media massa telah memicu terbentuknya ketakutan massa di masyarakat
8. Media massa kapitalis telah sukses merubah pola hidup masyarakat dari Kota hinga desa menjadi masyarakat konsumerisme, masyarakat pemimpi seribu satu hayalan bahkan menjadi masyarakat pemalas.
9. Media massa cenderung menjadi alat provokasi sebuah kekuasaan sehingga efek media massa menindas rakyat, bahkan dalam skala luas, media massa menjadi alat kolonialisme modern dengan memihak kepada suatu negara adidaya dan menjadi genderang perang untuk memerangi negara-negara kecil dan miskin.
Berkaca pada efek media massa baik efek terencana maupun tidak terencana, maka dari itu tugas kita selaku manusia melakukan sensor dan harus lebih selektif dalam menerima dan menyerap informasi dari berbagai media. Ingat manusia adalah makluk yang homo sapien akan tetapi disisi lainnya manusia berpotensi menjadi homo homeni lupus.
*Penulis adalah Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh, Ketua Komite Dayah Terpadu Inshafuddin, Mantan Sekjen DPP ISKADA Aceh, Majelis Wilayah KAHMI Aceh, DPW Syarikat Islam Aceh, Fungsionaris KNPI Aceh, Direktur Aceh Research Institute (ARI), Dosen Legal Drafting FSH UIN Ar-Raniry, Wakil Ketua DPD BKPRMI Banda Aceh, Mantan Ketua Umum Remaja Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar