Pagi kami sepakat menyapa
Bukan kebutulah tapi telah teragenda dengan apik
Aroma kopi datang melambai
mengaduk angan
Ingatkan kisah secangkir kopi Arabika yang kandas
Aroma kopi datang melambai
mengaduk angan
Ingatkan kisah secangkir kopi Arabika yang kandas
Mengaduk-aduk sepenggal hati yang tak tuntas menyeruput rasa
Diam dengan setia bersama kolega
Di selembar kertas tertulis satu kisah pujangga
Tatapan mata yang tajam melihat menu didepan
Sembaring mencium aroma arabika yang semakin mengoda
Tuan Nanda dan Tuan Syahluna sebagai mitra aroma kopi Arabika
Jangan ditanya soal harga
Aroma kopi semakin menyegat
Segaris horizon mengajak angan, kembali membangunkan asa
Kuteguk kopi dengan seduhan gula aren
Rasanya semakin menggoda
Sambil menanti kabar ceria soal mengadu nasib
Bak Jenaka sambil melepas kepenatan
Aroma kopi semakin menyegat
Segaris horizon mengajak angan, kembali membangunkan asa
Kuteguk kopi dengan seduhan gula aren
Rasanya semakin menggoda
Sambil menanti kabar ceria soal mengadu nasib
Bak Jenaka sambil melepas kepenatan
Pasca ujian kenaikan kelas menuju singasana
Ternyata Nasib kita berbeda
Tuan Syahluna kami menyebutnya Syedaralon
Kopi Arabika rajut ukhwah tanpa memandang kasta
Adakah diatara bertiga beruntung menuju kursi singa sana
Hanya waktu yang menentukannya
Yang pasti Kopi Arabika perekat cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar