Laman

13 Jan 2020

Perayaan Maulid Nabi dalam Tradisi Aceh


Kenduri Maulid merupakan perayaan memperingati hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW atau di Aceh disebut memperingati kelahiran Pang Ulee Alam (penghulu Alam). Keunduri Maulod sudah menjadi tradisi  dalam masyarakata Aceh. Bahkan yang terbesar bila dibandingkan dengan tradisi-tradisi lain di Aceh,. terbesar.


Dalam kalender Aceh, ada tiga bulan berturut yang disebut dengan bulan  Maulid (maulod), yaitu padabulan Rabiul Awal disebut Maulod Awai (Maulid Awal) yang dimulai dari tanggal 12 Rabiul Awal sampai berakhir bulan Rabiul Awal. Sedangkan Kenduri Maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Akhir disebut Maulod Teungoh (Maulid Tengah) yang dimulai dari tanggal 1 bulan Rabiul Akhir sampai berakhirnya bulan Rabiul Akhir tersebut. Selanjutnya, Kenduri Maulid pada bulan Jumadil Awal disebut Maulod Akhee (Maulid Akhir) yang dilaksanakan sepanjang bulan Jumadil Awal.

Kenapa dikatakan tradisi terbesar? Karena tidak ada desa (Gampong) yang tidak merayakannya meskipun dalam skala kecil. Kemudian dilaksanakan juga di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi yang dilakukan secara besar-besaran. Pada setiap perayaan maulid itu dan sudah menjadi tradisi hampir dapat dipastikan  ada penyembelihan sapi atau kerbau.

Penyembelihan sapi atau kerbau itu sampai puluhan ekor tergantung tingkatannya. Terkadang pada tingkat gampong saja ada dua atau tiga ekor sapi atau kerbau yang disembelih. Ada adagium dalam masyarakat Aceh yang menyebutkan:  Hana rubah aneuek binantang nyan kon maulod. (tidak ada penyembelihan anak binatang bukan disebut perayaan maulid). Karena itu, ada yang menyindir, bulan-bulan maulod di Aceh adalah bulan-bulan perbaikan gizi. Lantas bagaimana dengan “syedaralon” yang ogah atau alergi dengan perayaan Maulid? bahkan makan maulid pun tidak mau hadir, apakah itu dikualifikasi aliran wahabi?..silahkan disimpul sendiri. Aye sih tak berani ambil kesimpulan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar